Rumah Sakit Cakrawala, rumah sakit yang sudah berdiri hampir setengah abad di tengah kepadatan Kota. Bangunan itu begitu kokoh dengan disain rumah sakit pada umumnya. Bedanya, ada lonceng besar yang bertengger di atas menara yang terletak di sisi tenggara bangunan.
Konon, lonceng itu tidak bisa berbunyi. Sama sekali tidak ada tombol dan akses untuk masuk menuju lonceng berada. Menara yang begitu tinggi dengan cat yang sudah memudar di atasnya. Seperti bangunan tua bersejarah. Hanya orang tertentu yang dapat membunyikan lonceng besi bercat emas itu. Mitos adalah mitos, namun, siapa tahu?
Sungchan menatap bangunan besar di hadapannya, lalu melirik ke arah jam logam di tangannya, pukul 11 tepat. Semua orang tentu tau, jika jam kerja rumah sakit 24 jam. Namun ada yang berbeda dari rumah sakit ini, mereka hanya buka 23 jam.
Saat jam menunjukkan pukul 12 tepat, saat tengah malam tiba, tidak ada yang bisa masuk atau keluar dari rumah sakit ini. Namun setelah jam 1 dini hari, rumah sakit ini kembali buka seperti biasanya.
Artinya, Sungchan harus masuk dan terkurung di dalam gedung itu.
Banyak mitos yang sudah tersebar menyangkut gedung besar di hadapannya. Tidak ada yang tau kebenaran, mereka hanya tau cerita rakyat. Meski begitu, rumah sakit ini sudah pasti sangat canggih dan terpercaya. Tidak bisa dipungkiri jika operasi dan praktek lainnya selalu berhasil dan membuahkan hasil. Membuat obat penawar contohnya.
"Kenapa kita harus datang tengah malam?" tanya Eunseok yang keheranan.
Setelah acara kemah Shotaro yang berantakan, malamnya mereka memutuskan untuk berangkat ke rumah sakit ini. Sangat melenceng dari apa yang di rencanakan. Tapi, Sungchan bersikeras untuk datang malam ini.
Dan Eunseok tau, lelaki tinggi ini sangat pintar. Banyak rencana yang mungkin sudah di rancang.
"Ingin mendengar sesuatu?" tanya Sungchan yang membuat Eunseok bingung.
"Apa itu penting?"
Sungchan tersenyum tajam, "kau akan tau nanti."
Abu-abu, itu yang Eunseok ketahui tentang Bungsu Jung. Sungchan tidak bisa di tebak, apalagi diketahui. Tapi sepertinya Sungchan tau banyak hal.
Eunseok berjalan mengikuti langkah Sungchan, berjalan masuk ke dalam gedung rumah sakit. Mereka harus berada di dalamnya sebelum tengah malam. Itu rencana Sungchan.
Bukankah terdengar menyeramkan? Apa yang akan terjadi jika mereka terkurung? Tidak masalah jika hanya satu jam, tapi, bagaimana jika selamanya?
Eunseok tentu tau mitos rumah sakit ini, siapa yang tidak tau? Banyak berita berterbangan dari mulut ke mulut yang entah kebenarannya.
Tempat ini agak sepi, pasien sudah berada di biliknya. Hanya ada beberapa perawat yang berjalan dengan troli berisi obat-obatan yang berseliweran di lorong.
Sungchan kembali melirik jam tangannya, pukul 11 lebih 40 menit. 20 menit lagi..
"Kita berpencar." ucap Sungchan yang di angguki Eunseok.
Mereka berpisah di pertigaan lorong, Sungchan menuju ke arah kiri dan Eunseok menuju ke arah kanan.
Sungchan berjalan cepat di antara bilik pasien, dulu Shotaro di rawat di sekitar lorong ini. Langkahnya berhenti tepat di depan ruangan, matanya bertemu dengan dua pasang mata lain. Seorang wanita yang sudah pasti seorang Dokter dan seorang pria dengan jas hitamnya.
Mereka Dokter Joy dan, Tuan Jeon.
Sungchan menatap datar keduanya, dia tidak menyangka jika akan bertemu dengan si bajingan Jeon.
"Selamat malam, Dokter. Saya ingin berbicara dengan anda." Dokter Joy tersenyum, "tentu."
Sungchan melirik Jeon dengan tatapan datarnya, bajingan ini, dia akan membalasnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love From Heaven (SungTaro story)
De TodoKematiannya di masa lalu justru menuntun kebenaran di masa depan. Saat banyak hal yang disembunyikan darinya terungkap begitu saja. Apalagi saat kebenaran tentang kekasihnya yang berasal dari Surga. ⚠️WARNING⚠️ This story is only fictional, it has...