Chapter 12 : Change

944 135 0
                                    

Hari ini Nyonya Jung akan kembali dari perjalanan liburannya. Setelah tujuh hari perjalanan akhirnya sudah di lewatinya.

Tentu saja Shotaro akan merayakan kedatangan ibunya ini. Dia sudah menyiapkan banyak dekorasi yang sudah terpasang rapih di dinding. Dengan dekorasi utama yang disusun membentuk ucapan 'Selamat Datang Kembali Ibu' yang terbuat dari balon huruf.

Shotaro menatap hasil kerjanya, tersenyum bangga, dia ada bakat mendekor yang ahli rupanya. Kemudian bergegas membersihkan remah-remah sampah dekorasi. Sebelum ibunya kembali!

Dia juga harus menagih akuarium, Shotaro tertawa saat memikirkan akuarium besar yang terpajang di kamarnya. Bayangkan, saat bangun tidur dia akan melihat ikan-ikan lucu!

Jangan tanyakan Sungchan, Shotaro sedang kesal pada anak itu. Dia baru saja memakan keripik ubi miliknya, padahal sudah di tandai dengan kertas tempel dengan tulisan Milik Shotaro! Tapi tetap saja kena maling.

Shotaro marah tentunya, tapi karena ada teman Sungchan yang mirip batu itu Shotaro tidak jadi marah. Mana dia ikut memakan keripik miliknya juga! Nah, Shotaro jadi malu untuk memarahi adiknya. Lagipula Eunseok punya rahasianya, yang bahkan Sungchan belum tau.

Sekarang entah kemana perginya mereka, Shotaro tidak perduli.

Shotaro tersenyum saat mendengar suara mobil di luar, dengan segera dia berdiri dan pergi di sisi lain pintu. Shotaro dengan anteng menunggu pintu besar itu di buka, dia memegang bunga mawar di tangannya.

Sudah beberapa menit, kenapa ibunya tak kunjung masuk? Shotaro mengintip lewat jendela yang tertutup tirai, benar! Ibunya tidak membawa mobil, saat berangkat minggu lalu dia dijemput ketiga temannya. Shotaro mengernyit saat seorang pria keluar dari mobil dan membuka pintu dari sisi lain. Ibunya keluar dari mobil itu, dituntun oleh pria dengan jas hitam yang rapih.

Siapa dia?

Setelah itu Shotaro segera mempersiapkan dirinya, tak lagi perduli pada pemandangan di luar. Sampai saat suara mobil terdengar Shotaro kini benar-benar siap untuk menyambut ibunda tercintanya. Shotaro tersenyum lebar.

Beberapa saat kemudian pintu dibuka dari luar, Shotaro dengan riang menyambut wanita berponi yang adalah ibunya. Dengan penuh cinta, dan kerinduan.

"Selamat datang di rumah Ibu!"

Wanita itu termagu, diam seakan terpaku.

"Aku merindukan Ibu! Aku tidak bisa tanpa Ibu!" Shotaro segera memeluk tubuh ibunya dengan erat, kemudian menyerahkan sekuntum mawar yang durinya sudah dia ratakan.

Shotaro tidak mau ibunya terluka karena duri mawar darinya.

"Ibu lelah, Shotaro." Shotaro terkejut saat mendengar nada asing dari ibunya. Nada ini tidak pernah dipakai ibunya.

Shotaro menatap ibunya dengan panik, "apa ibu sakit? Pasti terlalu melelahkan pergi berlibur kan?" Shotaro menarik Ibunya memasuki rumah, namun kemudian langkahnya dipaksa berhenti.

"Ibu lelah, Shotaro, jangan ganggu ibu." Shotaro semakin panik saat nada itu lebih dingin dari sebelumnya.

Bukan ini ekspresi yang Shotaro inginkan, dia bahkan sangat membenci ekspresi itu dari ibunya. Ibunya selalu hangat padanya, ekspresi asing macam apa ini?!

Wanita itu meninggalkan Shotaro yang masih dengan keterkejutannya. Memasuki kamarnya yang dekat dengan ruang tengah.

Mawar itu juga tak bersamanya.

• • •

Sungchan mengernyit saat sekuntum mawar terbengkalai di depan pintu masuk rumahnya. Pintunya juga terbuka lebar. Sungchan meraih sekuntum mawar merah, lalu mulai melangkah memasuki rumahnya.

Beberapa hal membuatnya harus terjun untuk meneliti langsung beberapa bukti, dia masih proses mencari keponakannya. Dibantu Eunseok yang ternyata ahli dalam mengotak-atik alat elektronik komunikasi.

Hari sudah gelap, tak biasanya rumah ini tenggelam dalam kegelapan. Sungchan menekan saklar lampu di sisi dinding, kecepatan cahaya menyebar menerangi ruangan.

Sungchan tersenyum mengejek saat melihat dekorasi yang Shotaro susun. Lihat betapa kekanakannya dia?

Melangkah ke arah dapur, Sungchan berniat membuat kopi. Sebut saja Sungchan pecandu kopi. Namun sebelum itu, pandangannya menemukan sosok yang sangat familiar di balik jendela dapur. Anak itu, ada apa dengannya?

Sungchan mengurungkan niatnya yang akan menyeduh kopi, melangkah keluar ke arah Shotaro yang duduk di rerumputan taman kecil miliknya.

"Ada apa?" tanya pemuda jangkung itu pada lelaki putus asa di bawahnya.

"Sungchan.." Sungchan mengernyit saat melihat jejak air mata dan darah di pipi kecil milik Shotaro.

"Ada apa denganmu?" Shotaro semakin terisak saat Sungchan membersihkan air mata yang bercampur darah di pipinya.

Sungchan mencari luka di tubuh kecil, lalu segera mengusap pelan luka yang terus mengeluarkan darah. Luka lebar di tangan kirinya, seperti tergores duri namun lebih dalam.

Shotaro terisak, "Sungchan, apa aku sangat nakal?" tanya Shotaro dengan isak tangisnya yang semakin besar. Sungchan mengangguk, lalu Shotaro semakin menangis keras.

Luka ini terus mengeluarkan darah, karena lukanya yang cukup dalam. Sungchan melepas kemeja putihnya lalu merobeknya menjadi lembaran kecil, dengan segera membalutkan robekan kemeja itu pada luka Shotaro, berusaha menghentikan laju darah.

Sungchan tetap melakukan itu, yahh ... Walaupun bisa mengambil perban dari rumah sebenarnya.

"Apa aku sangat nakal hingga ibu marah padaku?" tanya Shotaro lagi.

"Ibu marah padamu?" tanya Sungchan yang di angguki Shotaro dengan putus asa.

"Saat pulang tadi, ibu tidak berbicara padaku, bahkan suaranya sangat berbeda!" Shotaro menangis keras, dengan cepat Sungchan meraih tubuh kecil itu kedalam dekapannya. Menepuk surai manis dengan pelan.

Setaunya, ibunya tidak akan marah padanya ataupun pada Shotaro. Jikapun marah, wanita itu hanya akan menegurnya dengan lembut. Apa ada sesuatu?

"Tidak apa, semua akan baik-baik saja." Sungchan menghirup lembut surai Shotaro, aroma mawar.

"Semua akan baik-baik saja, Shota." ucapnya lagi.

° ° °

See you next chapter!




~ayyvlys


Love From Heaven (SungTaro story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang