Terperangkap

38 6 0
                                    

Rabu yang panas, sangat panas untuk ukuran kota kecil yang berjarak ratusan kilo meter dari Samudera Hindia

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rabu yang panas, sangat panas untuk ukuran kota kecil yang berjarak ratusan kilo meter dari Samudera Hindia. Ah, mengapa pula aku memilih posisi laut lepas untuk menentukan suhu suatu kota! Akhir-akhir ini, Bumi seperti sedang mengamuk. Musim beralih dalam hitungan hari, melompat tak beraturan, membuat manusia mengumpat kesal. Aku adalah salah satu dari mereka. Contoh manusia yang tercabut dari akarnya, manusia yang mengeluh lebih banyak dari yang mulutnya bisa ucapkan. Maafkan aku, Tuhan.

Agaknya matahari yang bersinar terik-terlalu terik-bisa menjadi sasaran kemarahanku hari ini. Terus terang saja, aku bosan hidup. Aku muak mengulang rutinitas yang sama, rasa putus asa dan rendah diri yang berulang, serta ketakutan yang bertumbuh makin subur tiap detiknya. Bukannya apa, aku hanya jengah membayangkan mendatangi terapis mental tiap bulan, lagi. Yah, bukannya aku mendiagnosis diriku sendiri sebagai orang yang tidak waras, tapi rasanya kepalaku terlalu penuh dengan hal buruk. Sakit. Orang sakit harus mendatangi ahli, kan? Setidaknya untuk memastikan tidak ada luka serius; meyakinkan bahwa probabilitas untuk berumur panjang lebih besar.

Aku tidak berharap memiliki umur panjang. Membayangkannya saja sangat melelahkan. Para orang tua hebat. Setidaknya mereka bisa bertahan hingga usia senja, terlihat baik-baik saja, dan tidak putus asa sampai nekat menggambar tangan mereka dengan berbagai pola abstrak yang menyedihkan. Aku salut!

Aku? Aku hanya meminta pada Tuhan supaya hidupku yang tidak berguna ini-menurutku begitu-bisa sedikit saja bermanfaat bagi manusia lain, makhluk hidup lain. Kehidupan yang menghidupi. Well, aku menerima fakta bahwa aku mungkin tak bisa mengubah hidup seseorang sampai sebegitu besarnya, tapi setidaknya aku bisa menjadi perantara Tuhan untuk membagi sedikit saja kebahagiaan untuk mereka.

Tidak perlu menjadi orang besar untuk mengubah dunia kan? Lagi pula, omong kosong macam apa yang bisa membuat manusia biasa sepertiku mampu mengubah dunia? Maksudku, seluruh dunia terasa sangat besar dan tentunya butuh kekuatan besar untuk mengubahnya. Kekuatan yang hanya dimiliki Tuhan.

Hari ini kepalaku mengepul, nyaris meledak untuk memuntahkan segala kemarahan dan keputusaasaan pada dunia. Duniaku yang sebenarnya terlalu kecil, sempit, sesak. Aku menampar kesadaranku berulang kali, mengingatkan bahwa semua kegelisahan ini akan berakhir kurang dari 2 bulan. Ya, sebentar lagi hingga akhirnya aku akan menjumpai masalah baru. Masalah lainnya, orang menyebalkan yang berbeda, dan tangisan yang mungkin berubah menjadi isak tertahan.

Ya Tuhan, aku lelah dan ingin menyerah. Kumohon Tuhan, apapun, apapun! Beri aku apapun agar bisa lepas dari jerat yang kubuat sendiri. Terperangkap dan tak bisa melarikan diri. Terengah kehabisan napas dan harapan. Aku membenci saat diriku terperangkap, Tuhan.

Rumah, 31 Mei 2023

TRAPPEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang