Kadang aku bertanya-tanya, bila kita dapat memilih jalan hidup kita sendiri, akankah ada penyesalan dan rasa sakit? Akankah ada gerutuan tentang betapa sulitnya hidup karena dibayangi oleh keraguan dan rasa tidak pasti?
Bila dua orang manusia cukup bijak dalam berpikir, akankah mereka menunggu sedikit lebih matang untuk mulai membina hidup berdua?
Aku berduka untuk semua anak yang dilahirkan dengan kedua orang tua yang abai dan masa bodoh.Apakah anak itu bisa memilih untuk dilahirkan dari orang tua yang mana?
Bukankah seharusnya para orang dewasa bisa berpikir panjang, alih-alih tergerus nafsu atau ketakutan mereka sendiri atas ekspektasi dunia pada mereka.Buah yang belum masak akan terasa keras dan asam. Apakah itu yang seorang anak harapkan untuk hidupnya di dunia yang asing ini? Keras dan kecut?
Aku benci melihat orang yang menikah tanpa persiapan. Mereka kira menikah itu mudah, seakan uang akan turun dari langit jika mereka memiliki banyak anak.
Hah, teori dangkal dan tidak masuk akal.
Seorang anak adalah anugerah.
Mereka memang sebuah berkah dari Yang Maha Kuasa, namun bukan berarti para orang dewasa bisa melampiaskan semua emosi dan ekspektasi pada anak-anak itu.Menjadi orang tua bukanlah hal mudah. Aku tahu. Tapi siapa yang mengatakan bahwa ini akan mudah?
Hidup ini penuh dengan kebencian, seharusnya cukup berhenti disana bila masih berkubang dalam luka akibat masa kecil yang mengecewakan.Jangan sekali-kali menghadirkan seorang anak di dunia tanpa tahu apa yang harus dilakukan untuk mencintainya sebesar dan semurni cinta yang telah Tuhan berikan.
Jangan sekali-kali merasa jumawa karena telah berhasil membesarkan anak karena nyatanya mengurus anak itu rumit.Kumohon, jangan menghadirkan mereka bila belum selesai dengan diri sendiri. Itu memuakkan, dan aku lelah berduka untuk mereka yang lahir dan tumbuh jauh dari hal yang seharusnya pantas mereka miliki; orang tua penyayang, keluarga yang saling merangkul, dan rumah yang hangat.
Ruang TV, 13 Feb 2023
KAMU SEDANG MEMBACA
TRAPPED
RandomManusia punya seribu cara untuk melarikan diri dari rasa sesak akibat terjebak. Bagiku, menulis adalah jalan kabur paling bijaksana. Saat kamu membaca tulisanku, di tempat dan waktu yang lain, aku sedang kacau. Entah karena sedih, kecewa, terluka, a...