Melupakan Yang Telah Mati

5 2 0
                                    

Mereka yang hidup seringkali melupakan yang telah mati. Padahal saat ditinggal pergi, menangis tak henti-henti.

Aku jadi bertanya-tanya, akankah semua orang hidup seperti itu? Saat hidup mengaku cinta, namun ketika ditinggal mati justru perlahan lupa.

Ada berbagai macam manusia, diantaranya mereka yang gemar mengabaikan yang hidup hanya untuk menyesal setelah ditinggal mati.

Bagaimana ditinggal mati yang mulanya terasa begitu menyesakkan berubah menjadi rasa sepi yang familiar? Yang hidup akan menjadi terbiasa.

Pikiranku tak pernah berhenti memutar pertanyaan ini berulang-ulang: "Lantas, bila menjadi orang mati terasa begitu sepi, mengapa ramai orang yang ingin pergi sebelum di jemput oleh Tuhan?"

Pertanyaan kedua: "Aku percaya pada kehidupan setelah kita mati. Ada surga dan neraka. Namun, meski tahu bahwa neraka penuh dengan siksaan, mengapa banyak manusia yang masih nekat untuk mati lebih cepat? Apakah dunia dan segala hal di dalamnya sedemikian melukai?"

Pertanyaan ketiga: "Jika sepi tidak membuatmu takut dan neraka tidak membuatmu gentar, bagaimana dengan hidup yang kamu tinggalkan tanpa permisi? Bagaimana bila sehari setelah kamu memutuskan menyerah, doa yang kamu panjatkan tiba-tiba terkabul. Keajaiban akhirnya mendatangimu, namun kamu lebih memilih kematian."

Rumah, 22 Februari 2024

TRAPPEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang