Meromantisasi

10 3 0
                                    

Aku suka membaca, membaca sesuatu yang membuat napasku tercekat, jantungku berdegup kencang, mulutku pahit, dan kepalaku pusing karena terlalu penuh. Sebenarnya mereka menyiksaku, kisah fiktif mereka menyiksaku dengan kadar yang tidak manusiawi namun anehnya mampu membuatku mencari tahu lebih jauh, lagi dan lagi.

Sepertinya aku memang terlahir menjadi seseorang yang suka berkhayal dan meromantisasi semua hal. Aku lebih sering menikmati rasa sakit, rasanya manis, dibandingkan dengan rasa bahagia. Karena aku tahu.. sangat tahu, bahwa perasaan senang selalu dibuntuti dengan rasa kecewa atau sedih. Katakanlah aku berlebihan, tapi itu benar adanya. Aku hampir selalu mengalaminya. That's why I told you so.

Mengetahui bahwa di dunia ini ada yang sama putus asanya, sama sedihnya, sama hancurnya, sama sepertiku.. membuatku menemukan alasan untuk hidup lebih lama. Meskipun itu hanya cerita fiksi, meskipun itu tidak nyata, meskipun itu hanya ilusi yang dibuat seorang asing diluar sana.

Aku merasa sangat sakit tiap melewati kata demi kata, lembar demi lembar, buku demi buku.. Tapi toh aku tetap membacanya. Mereka membuat hatiku tidak hanya patah, lebih jauh dari itu.. rasanya aku seperti membeku dan tidak lagi bisa menangis. Rasanya seperti ada beban berat yang menggayuti pundak, oh tidak, tidak hanya pundak.. mereka menyita keseluruhan tubuh dan pikiranku.

Aku tidak tahu bagaimana harus mengakhirinya. Aku berusaha sangat keras untuk menutup, menyimpan, bahkan membuang jauh-jauh semua buku itu dari jangkauanku. Tapi toh aku kembali lagi, memungut mereka, menyusunnya dalam rak tinggi di bagian paling depan sehingga mudah kujangkau. Kapanpun aku mau, kapanpun aku merasa butuh untuk membacanya. Lagi dan lagi.

Oh Tuhan, aku tahu aku bersikap sangat keras dan menyebalkan. I just can't handle everything inside my head.

Rumah Sakit, 14 November 2023

TRAPPEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang