Aku lupa kapan tepatnya, tapi seringkali aku lupa bahwa usiaku terus bertambah setiap tahunnya. Aku merasa masih saja berumur tujuh belas. Tapi, umur tujuh belas tidak seharusnya sepasrah ini, kan? Aku tidak lagi menunggu apapun karena tidak ada yang benar-benar istimewa. Aku berhenti menaruh ekspektasi pada siapa pun. Seharusnya aku tetap bercita-cita tinggi, berkemauan kuat, dan berusaha lebih keras, kan? Seharusnya demikian.
Aku tidak lagi muluk-muluk. Bisa hidup tanpa mengeluh minta mati saja rasanya sudah lebih dari sebuah kemewahan. Apakah proses menuju dewasa memang begitu? Penuh keragu-raguan, keputusasaan, kemarahan, kecemasan, ketidaktahuan, dan banyak hal menyebalkan lainnya. Apakah kita memang dituntut untuk menjalani proses ini sendirian? Tanpa clue dan penuh coba-coba.
Aku paham betul bahwa kehidupan setelah mati mungkin saja lebih buruk dari kehidupanku yang sekarang. Tapi, terkadang, membayangkan bisa kabur dari dunia ini meski sebentar saja terasa menghibur. Meskipun mungkin dunia lain yang kita bayangkan tak seindah itu. Bila kita penuh dosa, tentu saja perlu waktu untuk membersihkan diri. Mungkin beberapa waktu di neraka. Entahlah. Dalam bayanganku, neraka selalu menakutkan dan penuh penderitaan, tapi aku tak bisa mengolah dan merespon pengetahuan itu. Bukankah semua manusia yang masih hidup tidak tahu bagaimana rasanya? Tapi kita tahu bahwa lebih baik tak perlu masuk ke dalamnya hanya untuk membenarkan hipotesis kita selama di dunia.
Dunia ini sementara dan fana, tapi kenapa kita berusaha dan berpikir sedemikiam keras? Mengapa manusia lain selalu mempertanyakan dan menuntut hal yang tidak bisa kita lampaui? Tidakkah mereka paham bahwa hidup dengan sandang, pangan, dan papan yang layak bagi sebagian orang sudah cukup mewah daripada harta dan kekuasaan yang kerap mereka damba? Semua orang ingin hidup nyaman dan bahagia, tentu. Tapi tidak semua kebahagiaan dan kenyamanan bisa diukur dengan hal-hal materialistik seperti itu. Hidup memang butuh uang, tapi ada saatnya hidup hanya memerlukan penerimaan.
Rumah, 20 Februari 2024
KAMU SEDANG MEMBACA
TRAPPED
RandomManusia punya seribu cara untuk melarikan diri dari rasa sesak akibat terjebak. Bagiku, menulis adalah jalan kabur paling bijaksana. Saat kamu membaca tulisanku, di tempat dan waktu yang lain, aku sedang kacau. Entah karena sedih, kecewa, terluka, a...