Boboiboy dkk hanya milik Monsta, saya hanya meminjam karakternya saja.
Cerita ini murni ide saya.
Fanfic, Drama, Humor, Hurt, Family, Angsat?, Elementals Siblings.
.
.
.
HAPPY READING!
===
Solar mendengus sebal menyadari dirinya sudah hampir setengah jam berdiri di halte menunggu Halilintar namun kakaknya itu tak kunjung menampakan diri.
Solar lelah, dia ingin segera pulang untuk beristirahat menghilangkan penatnya. Hari sudah cukup siang dan kelasnya mendapat jam tambahan untuk persiapan ujian nanti, berbeda dengan kelas saudara kembarnya Thorn yang kemarin sudah mendapatkan tambahan kelas.
Solar mendongak, menyenderkan tubuhnya pada tiang halte dengan tangan terlipat didepan dada lalu memasang wajah kesal, Halilintar tak kunjung datang menjemputnya.
Tak lama kemudian sosok yang ditunggu datang, Halilintar melepaskan helm nya ketika mendapati Solar tak kunjung mendekatinya.
"Ayo, ngapain diem aja. Mau tidur di halte?"
"Lama! Setengah jam gue nunggu tahu nggak?! Lain kali kalo nggak niat jemput kasih tahu, gue bisa naik angkutan dari pada nunggu kelamaan!" omel Solar.
"Yaudah sana naik angkot," ucapnya, Halilintar hendak kembali memasang helm namun Solar malah merengek.
"Ya jangan ditinggal! Udah sampe juga!" seru Solar.
"Cepetan!" Halilintar melempar asal helm dan dengan refleks Solar menangkapnya dengan baik, salah satu kebiasaan Halilintar yaitu melempar helm sesuka hati.
"Nggak usah dilempar, kebiasaan!"
"Buru! Marah-marah mulu," mendengar itu Solar semangkin mencibir, salahkan Halilintar jika hari ini Solar banyak mengomel.
"Lo emang kalo sama gue nggak bisa ya lembut dikit?" sinis Solar kesal.
"Udah cepetan!" dan kali ini Solar tak lagi membantah.
"Yaudah oke maaf gue telat jemput, tadi ada urusan mendadak, udah kan?"
Solar yang terlanjur kesal memilih mengabaikan Halilintar, disepanjang jalan pun mereka habiskan untuk saling diam tanpa ada niatan untuk berbicara, lagi pula percuma juga ngobrol nggak akan kedengeran.
Lagi pula apa yang mau di obrolkan jika lawan bicaranya Halilintar? Yang ada dicuekin.
Hanya butuh waktu lima belas menit yang ditempuh dalam perjalanan kini mereka sampai di pekarangan rumah.
Membuka pintu utama Solar segera masuk lalu merebahkan dirinya di soffa, dimana Taufan dan Blaze sudah duduk manis diatas karpet depan televisi memainkan PlayStation.
"Solar jangan langsung tiduran di soffa, mandi dulu sana, ganti baju baru istirahat." tegur Gempa yang muncul dari dapur dengan clemek masih terpakai.
"Lima menit bang, capek"
Gempa menggeleng tak setuju, dia menarik tangan adik bungsunya agar segera membersihkan diri. "Nggak, mandi dulu baru istirahat. Ayo bangun!"
Mau tak mau Solar mengubah posisinya dari berbaring menjadi duduk. "Sana mandi cepetan!"
"Iya iya!" dengan langkah malas terseret Solar memaksakan kakinya untuk bangkit dan berjalan menuju kamarnya yang berada dilantai, disaat inilah Solar menyesal memilih kamar dilantai dua.
KAMU SEDANG MEMBACA
Puzzle
FanfictionSebuah kisah mengenai kepingan Puzzle Hancur namun dapat kembali disusun. Namun saat satu keping puzzle hilang, akan kah gambar yang indah itu kembali utuh? "Menurutmu apa definisi bahagia itu?"