Boboiboy dkk hanya milik Monsta, saya hanya meminjam karakternya saja.
Cerita ini murni ide saya.
Fanfic, Drama, Humor, Hurt, Family, Angsat?, Elementals Siblings.
.
.
.
HAPPY READING!
===
Dengusan panjang terdengar jelas di ruangan, Ice mengubah posisi tidurnya dari miring ke kanan, lalu ke kiri dan terlentang dengan tidak nyaman.
Netranya mengerjap beberapa kali menatap langit-langit putih kamarnya, kini Ice pasrah.
Malam ini rasanya begitu sulit baginya untuk tidur, itu sangat menyebalkan dan sangat bukan dirinya sama sekali.
Pemuda itu memilih untuk duduk, menundukan kepalanya sembari menggoyangkan pelan kakinya yang menggantung diatas lantai.
Kemudian netranya beralih memperhatikan Blaze yang terlihat tidur sangat pulas di ranjang sebelah.
Tak ingin berlama-lama dalam keadaan terjaga, Ice memilih bangkit dan keluar dari kamarnya, berniat membuat susu dan berharap meminumnya dapat menghantarkan rasa kantuk.
Dulu saat Ice sulit untuk tidur, sang Ibu selalu membuatkannya susu dan itu sangat ampuh untuk membuatnya tidur.
Menuruni tangga perlahan, pijakan nya terhenti saat di anak tangga terakhir, matanya menyipit memperhatikan pintu utama yang sedikit terbuka.
"Maling?"
Jantungnya seketika berdetak lebih cepat, dia meneguk ludahnya dengan susah payah sembari berusaha terus berpikir positif, mungkin saja Gempa lupa mengunci pintu hingga terbuka saat terkena angin kan.
Mengatur napas dan detak jantung nya Ice berusaha mengumpulkan keberanian, netranya bergerak mengawasi sekeliling.
"Apa ada maling ya?" monolog nya.
Dengan keberanian seujung kuku Ice memaksa langkahnya menuju keluar dengan memasang sikap siaga kepalanya bergerak ke kanan dan ke kiri.
Saat pandangannya bertemu dengan sapu yang berada disudut ruangan, Ice mengambil dan menjadikan benda itu sebagai senjatanya, jaga-jaga jika memang benar sesuai dugaannya ada orang asing yang masuk kedalam rumah.
"Kenapa maling datang saat gue ngga bisa tidur sih? Kalo gini kan harus gue yang ngadepin" gumamnya.
Hanya tinggal dua meter jaraknya dengan pintu utama, Ice berhenti saat mendengar suara batuk dari arah luar, detik selanjutnya pintu terbuka.
Ice pikir saat itu dia akan menghadapi maling yang membawa senjata tajam dan akan mengancam nyawanya, lalu besoknya akan terdengar suara pengeras masjid yang mengabarkan kematiannya karna dibunuh oleh maling. Itu tidak lucu.
Namun nyatanya yang terlihat kini di hadapannya adalah Halilintar yang menatap bingung dengan sikap Ice yang sudah bersiaga dengan sapu berada di tangannya, anak itu terlihat ketakutan.
"Lo kenapa?" tanya Halilintar heran, Ice menurunkan sapu ditangannya sedikit salah tingkah dan bingung harus menjawab apa.
Tidak mungkin Ice menjawab dia kira Halilintar itu maling kan. Ice berdehem lalu bersikap biasa.
"Nggak papa, lo sendiri kenapa belum tidur bang?"
"Nggak bisa tidur," katanya lantas melenggang masuk kedalam diikuti dengan Ice.
KAMU SEDANG MEMBACA
Puzzle
FanfictionSebuah kisah mengenai kepingan Puzzle Hancur namun dapat kembali disusun. Namun saat satu keping puzzle hilang, akan kah gambar yang indah itu kembali utuh? "Menurutmu apa definisi bahagia itu?"