1. Her

14.7K 604 95
                                    

Hi! Selamat datang di cerita Ke-empat ku dengan judul Edeline. Buat yang udah baca Alexio pasti sudah tahu, jika Edeline adalah kelanjutan dari Alexio. Untuk itu, selamat membaca semua🤍🩵

...

Warning! This story contains Dark, Mature romance, Blood, Obsession, Crazy things, and many more.

Warning! This story contains Dark, Mature romance, Blood, Obsession, Crazy things, and many more

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Madrid, Spain 10 A.M.
5 years later

Jade, are you kill him?” tanya seorang perempuan yang baru saja tiba di suatu ruangan.

Jade, wanita itu tersenyum miring. “Ya, bukankah ini yang kau mau?”

Perempuan itu menghela napas pelan. Ia tidak menyuruh Jade untuk langsung membunuhnya, sebelum ia bertanya beberapa hal. Namun jiwa membunuh Jade benar-benar di luar kendalinya.

Whatever,” jawab si perempuan sebelum ia keluar dari ruangan itu.

Tepat saat ia keluar, ada beberapa penjaga yang selalu ia tempatkan di sana.

“Ini yang anda inginkan nona,” ucap salah satu dari mereka.

Perempuan itu mengambil sebuah benda yang ia minta sebelumnya. Ia tersenyum miring ketika mendapati sebuah flashdisk yang ia inginkan.

Tanpa kata perempuan itu berjalan melewati mereka semua dengan tatapan dinginnya. Sampai rangkulan seseorang dibahunya membuat perempuan itu berdecak.

Perempuan itu menatap Jade seolah bertanya apa yang akan dilakukan wanita itu kali ini. Jade hanya tersenyum seraya mengingatkannya tentang sesuatu.

It’s been five years, right?” ucap Jade yang membuat perempuan itu mengerutkan dahinya.

And then?” jawab perempuan itu seraya berjalan melalui Jade.

“Apa kau lupa akan sesuatu?” tanya Jade lagi, namun perempuan itu tampak tak peduli.

Perempuan itu terus berjalan sampai panggilan Jade membuatnya berhenti.

“Edeline! New York! Apa kau lupa?” ucapan Jade membuat perempuan yang tak lain Edeline itu terdiam.

New York. Ia sampai melupakan hal itu. Ia telah mengatakan pada Federic—ayahnya jika ia akan kembali ke New York setelah lima tahun lamanya.

Edeline—perempuan itu terdiam setelah mendengar kata-kata Jade. Kini sudah lima tahun lamanya ia menatap di Madrid, kemudian menjalankan semua hal yang tak pernah ia lakukan sebelumnya.

“Edeline,” panggil Jade seraya menepuk bahu perempuan itu.

Seketika itu Edeline terkesiap seraya menatap Jade. “Ya, aku tidak lupa.”

Saat itu pula Edeline kembali berjalan dengan wajah dinginnya. Ia masuk ke dalam mansion kemudian mengunci dirinya dalam kamar. Perempuan itu menyandarkan dirinya di pintu seraya menggigit bibir bawahnya. Ia tidak mengira jika waktu akan berjalan secepat ini.

EDELINE [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang