8. sneak

7.3K 544 1K
                                    

It’s like I’m yours but you not mine. And, I’m too scared to look at you again. —Edeline

Edeline menembakkan beberapa peluru ke papan yang berada cukup jauh dari tempatnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Edeline menembakkan beberapa peluru ke papan yang berada cukup jauh dari tempatnya. Dengan santai perempuan itu menembaknya beberapa kali. Untuk ke sekian kalinya juga, ia menembak tepat di titik tengah papan itu.

Shit!” pekik Edeline ketika tembakannya meleset cukup jauh.

Seketika itu ia menoleh, dan melihat seseorang yang menjadi penyebab tembakannya meleset. Jade menyengir kecil sebelum ia membawakan sesuatu untuk Edeline.

For you,” ucap Jade dengan senyum lebarnya, berharap Edeline akan memaafkannya kali ini.

Edeline hanya memutar bola matanya, sebelum ia melanjutkan latihannya. Perempuan itu begitu fokus sampai ia tidak peduli akan apa yang dikatakan Jade setelahnya
“Sebenarnya kau tidak perlu latihan sekeras ini. Semuanya juga tahu jika kau adalah penembak yang handal.” Gumam Jade seraya mengunyah makanannya.

Selama lima tahun Edeline tidak pernah absen dari latihan menembaknya. Meskipun ia selalu mendapat pujian luar biasa, hal itu tak membuatnya senang begitu saja. Justru ia ingin sesuatu yang lebih dari ini, sehingga ia bisa dengan mudah mematahkan lawannya kurang dari beberapa detik.

“Siapa pria itu?” celetuk Jade tiba-tiba.

Tapi entah mengapa, seketika itu Edeline menghentikan tembakannya. Perempuan itu melepas penutup telinganya, lalu menoleh ke arah Jade.

“Katakan sekali lagi,” ucap Edeline dengan pandangan bertanya.

“Pria yang mengajakmu keluar dari pesta? Bukankah dia pemimpin Fermion? Aku tidak tahu nama lengkapnya, yang jelas orang-orang biasa menyebutnya tuan Fernandez.” Jelas Jade yang membuat Edeline terdiam seketika.

Di tengah diamnya, Edeline mendengar suara ponselnya yang bergetar. Seketika itu ia mengambil ponselnya dengan kening berkerut.

“Edeline,” panggil Jade, yang membuat Edeline tersentak.

“Aku harus mengangkat teleponku.” Ujar Edeline cepat, seraya berlalu dari hadapan Jade.

Setelah menjauh dari Jade, Edeline segera mengangkat telepon tak dikenal itu. Tapi ia seperti tahu siapa yang meneleponnya kali ini.

“Dee,” ucap seseorang di seberang telepon.

Benar apa yang dipikirkannya. Jika pria itulah yang menelepon.

What’s wrong?” tanya Edeline cepat.

“Aku sedang berada di apartemenmu dan aku tidak menemukanmu di mana pun.” Ucap Alexio santai, tanpa tahu jika Edeline tengah menggeram marah.

What the hell are you doing in my apartment? Aku bisa saja melaporkanmu karena masuk ke apartemenku tanpa izin!” desis Edeline yang tidak habis pikir dengan tingkah Alexio

EDELINE [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang