2. Unexpected

7.4K 513 336
                                    

He just wants Edeline for himself.
He didn't even care how she
turned out. (Alexio)

Saat ini Edeline tengah melihat-lihat dress yang akan dikenakannya pada pertemuan itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Saat ini Edeline tengah melihat-lihat dress yang akan dikenakannya pada pertemuan itu. Kurang seminggu lagi pertemuan itu akan dilaksanakan. Dan untuk pertama kalinya ia akan memperlihatkan wajahnya secara langsung di hadapan mereka semua. Selama ini

tidak ada yang tahu bagaimana wajah aslinya, karena ia selalu menutupi hal itu selama lima tahun.

“Apa kau sudah menemukan yang cocok?” tanya seseorang di belakang tubuh Edeline.

Daddy," Edeline yang melihat Federic, pun tersenyum kemudian memeluknya erat. “Kenapa tidak memberitahuku jika daddy akan pulang malam ini.”

Federic tersenyum kemudian mengelus puncak kepala Edeline. “Daddy sengaja ingin memberikan sedikit kejutan untukmu.”

Edeline yang mendengar itu tersenyum semakin lebar. Ia begitu merindukan Federic setelah satu minggu pria itu meninggalkannya sendiri.

“Apa kau sudah makan malam?” tanya Federic yang dibalas gelengan Edeline. “Baguslah, daddy ingin mengajakmu makan malam bersama.”

Dengan antusias Edeline mengikuti langkah Federic yang berjalan ke lantai dasar. Sesampainya di meja makan, Edeline duduk tepat di seberang Federic dengan berbagai macam makanan di hadapannya. Tepat saat itu, mereka memakan hidangan di hadapan masing-masing dengan tenang.

Sampai beberapa saat, Federic melihat Edeline yang tampak menyisihkan sesuatu di piringnya. “Carol.”

Seketika itu Edeline mendongak dan menatap Federic. “Yes?

“Berikan pada daddy,” ucap Federic seraya menggeser piringnya tepat di hadapan Edeline.

Edeline yang mendengar itu tersenyum. Federic selalu tahu jika ia tidak begitu suka dengan paprika. Pria itu yang selalu memakannya jika ia telah menyingkirkannya.

Thank you,” ucap Edeline pada akhirnya.

Federic tersenyum, sebelum ia memberikan sedikit dagingnya pada Edeline.

Dad,” Edeline sedikit terkejut ketika Federic memberikan makanannya.

“Makanmu terlalu sedikit, daddy cukup khawatir akan hal itu. Makanlah yang banyak dan jangan pikirkan apapun.” Ucap Federic seraya mengelus puncak kepala Edeline.

Edeline yang mendengar itu terdiam. Namun tak lama ia tersenyum simpul kemudian mengangguk. Perhatian sekecil ini selalu ia dapatkan ketika Federic mulai merawatnya kembali. Sejak saat itu, Federic selalu memperlakukannya dengan baik dan memperhatikan setiap hal yang dilakukannya.

Tanpa kata Edeline menuju kursi Federic kemudian memeluk erat ayahnya. “Thank you, maaf jika Carol belum bisa menjadi putri yang baik untuk daddy.”

EDELINE [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang