"Just kiss me." —Alexio
Baru saja ia terpikirkan masalah model. Kini ia harus memikirkan jawaban tentang pertanyaan Alexio kemarin.
"Shit!" Edeline memukul samsak di hadapannya dengan begitu kuat.
Kini ia tengah melatih ototnya di ruangan khusus olahraganya. Dan saat ini ia memilih tinju untuk melampiaskan semua kekesalannya. Karena pertanyaan Alexio kemarin membuatnya benar-benar pusing hingga kini.
Sebenarnya jika dipikir lebih jauh opsi kedua jauh lebih bagus, tapi sialnya ia harus mengumumkan hubungannya beserta Alexio ke hadapan publik. Dan hal itu membuat identitasnya akan terkuak secara luas setelah ia menyembunyikannya selama ini.
"Argh!" pekik Edeline seraya memukul samsak di hadapannya berulang kali.
Sampai beberapa saat Edeline mendengar suara ponselnya. Seketika itu ia berhenti dan menghampiri ponselnya. Hingga ia melihat nama Jade tertera di layar ponselnya. Dengan malas ia mengangkat telepon itu, sampai ia bisa mendengar teriakan Jade yang cukup menggelegar di seberang sana.
"Edeline! Kau berada di mana?! Aku mencari mu di mana pun dan aku tidak—"
"My apartement." Jawab Edeline singkat.
"Thank god! Kalau begitu aku akan pergi ke sana dan—"
"Jangan temui aku sekarang." Jawab Edeline yang tak ingin diganggu siapapun.
Sekalipun itu Jade ia tak akan membiarkan wanita itu untuk menemuinya saat ini. Terlebih lagi pikirannya saat ini benar-benar sungguh kacau.
"Tapi ada beberapa hal yang ingin—"
"Jade, apa kau ingin membantah perkataanku?" desis Edeline dengan tatapan berubah cukup tajam.
"Sorry, kalau begitu aku tidak akan menganggumu." Ucap Jade lirih.
Saat itu pula Jade menutup teleponnya, dan tak ingin menganggu Edeline. Seketika itu Edeline menaruh ponselnya asal. Ia mengambil ikat rambutnya kemudian mengikatnya menjadi satu. Dengan tenang ia duduk di atas lantai seraya menyandarkan punggungnya ke tembok.
Edeline mengambil air minumnya kemudian meneguknya hingga tandas. Kini pikirannya seketika bercabang. Di mana ia harus segera mencari model yang cocok untuk majalahnya. Kemudian ia harus memikirkan jawaban apa yang harus ia berikan pada pria itu.
Di tengah diamnya Edeline mendengar ponselnya kembali bergetar. Perempuan itu berdecak sebal sebelum mengangkatnya.
"Jade, aku sudah bilang jika—"
"Maaf nona, ini saya Martha." Jawab Martha di seberang telepon.
Edeline yang menyadari itu melihat layar ponselnya. Dan benar saja, jika Martha lah yang menelponnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
EDELINE [ON GOING]
RomanceSEQUEL "ALEXIO" [FOLLOW DULU SEBELUM BACA!] DON'T COPY MY STORY❌️‼️ 18+ Buat yang baru baca, kalian bisa baca Alexio dulu sebelum baca Edeline, biar kalian paham alurnya, xx. *** Setelah lima tahun, Edeline hidup seperti orang yang berbeda. Dunia...