5. A little surprise

7.2K 585 1K
                                    

"Fuck! Dasar bajingan gila!"
— Edeline

Edeline merebahkan dirinya di atas ranjang, setelah seharian ini ia membereskan apartemen barunya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Edeline merebahkan dirinya di atas ranjang, setelah seharian ini ia membereskan apartemen barunya. Sebenarnya tidak mudah mendapat izin dari ayahnya untuk tinggal sendiri seperti ini. Namun dengan berbagai cara ia lakukan, hingga Federic memberikan izin padanya.

Edeline melihat desain kamarnya yang ia rancang sendiri. Ia tersenyum puas ketika melihat desain simpel nan elegan yang mendominasi kamarnya. Tak lupa warna hitam dan emas yang mendominasi kamarnya. Entah mengapa, akhir-akhir ini ia sangat menyukai perpaduan dua warna itu. Terlebih lagi, ia juga menyukai warna hitam.

Di tengah diamnya, Edeline mendengar ponselnya yang berdering cukup keras. Ia langsung mengambil ponselnya yang berada di atas nakas, kemudian mengangkat telepon itu.

"Selamat siang nona, maaf jika saya mengganggu hari anda. Tapi, ada beberapa hal mendesak yang memerlukan kehadiran anda siang ini. Jika anda berkenan, apakah anda bisa datang ke kantor—"

"Aku akan datang." Jawab Edeline cepat.

"Baik, terima kasih nona." Ucap Martha di ujung telepon.

Tepat saat itu, Edeline menutup teleponnya kemudian berjalan menuju kamar mandi. Meskipun ia tampak lelah saat ini, ia tidak bisa mengabaikan pekerjaannya begitu saja. Terlebih lagi, ada beberapa hal yang harus ia urus dengan sendirinya.

Tak berselang lama Edeline telah siap dengan kemeja putih beserta blouse hitamnya. Dengan celana kain hitam beserta rambut tergerai menambah kesan tegas pada dirinya. Setelah selesai dengan semuanya, Edeline mengambil tas dan juga heels hitamnya.

"Ah, I forgot something." Ucap Edeline seraya berjalan ke meja riasnya.

Dengan cepat perempuan itu merias dirinya, dan tak lupa mengoleskan lipstik di bibirnya. Ia mengolesnya sedikit, namun hal itu membuat aura perempuan itu semakin menguar.

"Done." Gumam Edeline seraya tersenyum tipis.

Ia mengambil kunci mobilnya, dan berjalan keluar dari apartemennya. Tak berselang lama ia sampai di basement apartemen miliknya. Ia berjalan menuju mobil Buggati hitam miliknya. Tepat saat itu, Edeline melajukan mobilnya dengan kecepatan standart.

Tak butuh waktu lama Edeline telah sampai di perusahaan miliknya. Inilah alasan mengapa ia memilih untuk pindah ke apartemen, karena jarak kantor dan apartemennya yang cukup dekat.

Tepat saat Edeline masuk ke dalam gedung, para pekerjanya seketika menoleh ke arahnya. Mereka tampak terkesiap sekaligus terkejut mendapati atasan mereka datang siang ini. Tapi tak lama, mereka segera kembali pada pekerjaannya masing-masing.

Edeline berjalan dengan santai, seraya mengangguk kecil ketika ada beberapa orang yang menyapanya. Sampai beberapa saat ia melihat Martha yang telah menunggunya di lobi.

EDELINE [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang