SEQUEL "ALEXIO"
[FOLLOW DULU SEBELUM BACA!]
DON'T COPY MY STORY❌️‼️
18+
Buat yang baru baca, kalian bisa baca Alexio dulu sebelum baca Edeline, biar kalian paham alurnya, xx.
***
Setelah lima tahun, Edeline hidup seperti orang yang berbeda. Dunia...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Edeline turun dari dalam mobilnya ketika seseorang membuka pintu mobilnya. Perempuan itu berjalan dengan santai seraya mengacak sedikit rambutnya. Ia juga tidak peduli ketika ia berjalan dengan kaki telanjangnya. Orang-orang yang berdiri menyambut Edeline, cukup terkejut dengan penampilan nona muda mereka. Namun mereka tak cukup berani untuk bertanya langsung pada nona mereka.
Netra abu-abunya menatap tajam sekitarnya. Sampai ia mendapati sebuah ruangan yang akan ia masuki saat ini. Edeline terdiam sejenak, sebelum dua orang yang menjaga ruangan itu membuka pintunya. Seperti biasa, orang-orang di dalam sana tampak terkejut dengan penampilan Edeline yang begitu berantakan.
“Master!” pekik Jade ketika melihat keadaan Edeline.
Edeline tampak tak peduli, lalu duduk di kursinya begitu saja. Sampai pekikan Jade membuat dua orang pria masuk ke dalam ruangan.
“Bawakan pakaian, dan juga alas kaki untuk master.” Perintah Jade yang mendapat anggukan dari dua pria itu.
Edeline yang mendengar itu hanya terdiam seraya menatap orang-orang di hadapannya. Sampai bisikan di telinganya membuat Edeline melirik ke arah samping.
“Apa yang sebenarnya terjadi padamu?” bisik Jade lirih.
Edeline tersenyum miring. “Hanya bermain sebentar.”
Tepat saat itu, Jade menjauhkan tubuhnya kemudian duduk di tempatnya. Ia terdiam seraya melihat ke-sepuluh orang yang tampak menunduk menghindari tatapan Edeline.
Netra abu-abu Edeline menatap orang-orang itu, seraya menunggu salah satu dari mereka membuka suara. Sampai ia melihat seorang pria dengan netra abu-abu nya tampak ingin berbicara.
“Cranium, mereka menginginkan kerja sama dengan Morphium. Setelah mereka melihat pendapatan besar yang kita peroleh selama beberapa tahun terakhir. Mereka mencoba memberikan sejumlah penawaran menarik untuk kerja sama kali ini.” Ucap Theo seraya melihat Edeline yang masih terdiam.
Edeline mengetuk-ketukan jemarinya di atas meja. Cranium, ia tampak tak asing dengan nama itu sebelumnya. Karena selama ini ia tidak pernah tertarik akan pemilik underground yang lainnya. Kecuali...
“Any other?” ucap Edeline yang tampak tak tertarik dengan hal itu.
Edeline terdiam sampai seorang pria dengan kaca matanya tampak ingin berbicara.
“Penjualan senjata kali meningkat sangat pesat—“
“Stop!” seketika itu semuanya terdiam tak ada yang bersuara. “Apakah tidak ada hal yang menarik selain itu semua?! Semuanya tampak sama, dan membuat ku bosan.” Tekan Edeline di akhir kalimat.