14. New York

3K 281 59
                                    

"Wanna hug?" —Alexio

Alexio menatap kendaraan berlalu lalang di bawahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Alexio menatap kendaraan berlalu lalang di bawahnya. Kini pria itu tengah menyulut nikotinnya dengan tatapan datarnya. Namun tak lama senyum miring tersungging di bibirnya. Ia begitu mengingat jelas bagiamana raut wajah gadisnya yang begitu terkejut akan ucapannya.

"Dee." Gumam Alexio dengan tawa kecilnya.

Baru saja mereka berpisah, kini ia telah merindukan gadis kecilnya itu. Terlebih lagi ia begitu merindukan segala hal tentang perempuan itu.

"Alex." Panggil seseorang tepat di belakang Alexio.

Seketika itu Alexio menoleh dan mendapati Gideon yang berdiri di hadapannya. Tanpa berkata apapun Alexio hanya bertanya lewat tatapan matanya.

"Kau harus segera kembali secepatnya." Ucap Gideon tanpa basa-basi.

Pasalnya ada beberapa hal yang harus Alexio urus sendiri ketika sampai di New York. Terlebih lagi situasi saat ini cukup kacau di sana.

"I know, kita akan kembali besok." Jawab Alexio cepat.

Sebagai pemimpin Fernandez Corporation, ia sudah tahu hal apa yang harus ia lakukan saat ini. Dan juga, ia memiliki beberapa agenda yang harus ia selesaikan secepatnya.

"Apa kau mendapatkan hal yang menarik di pelelangan kemarin?" tanya Alexio, ketika pria itu memberi perintah pada Gideon untuk datang ke pelelangan white market.

Gideon yang mendengar itu seketika tersenyum lebar. "Aku mendapat organ yang paling kau inginkan."

Alexio yang mendengar itu menyeringai. "Jantung."

"Correct." Jawab Gideon dengan senyumnya.

Alexio mengangguk. "Good. Kau bisa menyimpannya di tempat biasa."

Gideon yang mendengar itu mengangguk mengerti. "But wait, ku dengar kau akan mengadakan pertemuan lagi setelah kembali New York."

Alexio yang mendengar itu berdeham pelan seraya menghembusakan asap nikotinnya. Untuk pertemuan itu ia memang mengadakannya.

"Tapi aku tidak akan datang." Ucap Alexio yang membuat Gideon cukup terkejut.

"Jika kau tidak datang, untuk apa kau membuat pertemuan itu?" Gideon begitu heran dengan apa yang dilakukan Alexio kali ini.

"Apa kau lupa satu hal?" ucap Alexio yang membuat Gideon berpikir sebentar.

"Ah ya, aku tahu." Jawab Gideon yang mengerti arti perkataan Alexio. "Kalau begitu aku pergi dulu."

Tepat setelah itu Gideon berlalu dari hadapan Alexio. Sedangkan Alexio dengan tenang membuka ponselnya. Sampai beberapa saat ia melihat seorang perempuan yang baru saja memasuki kamarnya. Ia tersenyum miring ketika mendapati perempuan itu langsung terbaring di atas ranjangnya. Ia tahu ke mana perempuan itu pergi sebelumnya, hingga kelelahan sampai seperti itu.

EDELINE [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang