"Shit! Are you trying to tease me, Dee?" —Alexio
"Edeline!" pekik seseorang dengan suara menggelegarnya.
Edeline yang melihat orang itu seketika berdiri kemudian memeluknya cukup erat.
"Oh my god! I miss you so much Lin!" ucap seseorang yang tak lain adalah Alyssa.
Edeline mengangguk ketika mendengar ucapan Alyssa. "Aku juga sangat merindukanmu, Aly."
"I can't believe this!" Alyssa menatap Edeline dengan pandangan tak percaya. "Kau benar-benar di sini."
Alyssa tampak berkaca-kaca ketika melihat Edeline setelah sekian lama. Terlebih lagi mereka kembali bertemu setelah lima tahun lamanya.
Edeline tersenyum kikuk. Merasa sedikit bersalah karena tak memberitahu Alyssa apa pun tentang kepergiannya. Dan kini mereka dipertemukan dengan cara yang tak terduga.
"Apa kalian sudah puas?" tanya Alexio tiba-tiba.
Seketika itu mereka berdua menatap ke arah Alexio. Edeline hanya terdiam berbeda dengan Alyssa yang tampak jengkel dengan ucapan pria itu.
"Lebih baik kita berbincang di kamarku." Bisik Alyssa berusaha menyeret Edeline dari hadapan Alexio.
Namun sebelum itu, Alexio telah menahan pergelangan Edeline. Pria itu melayangkan tatapan tajamnya pada Alyssa.
"Aku mengijinkanmu kemari, tapi bukan berarti kau boleh pergi dengan milikku seenakmu." Desis Alexio dengan tatapan tajamnya.
Detik itu juga Edeline telah beralih dalam dekapan Alexio. Tak berselang lama, Alexio membawa Edeline kembali ke kamarnya. Sedangkan Edeline menatap Alyssa sambil berucap tanpa suara. I'm sorry.
Alyssa yang mengerti keadaan Edeline pun mengangguk seraya tersenyum. Mungkin setelah ini ia akan menemui perempuan itu lagi.
Sesampainya di kamar, Edeline terdiam seraya mendengar suara pintu yang dibanting cukup keras. Edeline berbalik dan mendapati raut wajah Alexio yang tampak mengeras. Ia tidak mengerti mengapa pria itu begitu marah saat ini.
"Sebenarnya apa yang kau pikirkan?!" desis Edeline dengan tatapan tajamnya.
Mengapa pria itu tidak memperbolehkannya bersama Alyssa, sedangakan pria itu lah yang mengundang gadis itu kemari.
Edeline terdiam ketika melihat raut tenang di wajah Alexio. Pria itu berjalan dengan santai, seolah-olah tak mendengar perkataan Edeline. Edeline tersentak ketika merasakan lengan Alexio yang merengkuh pinggangnya. Ia tetap diam dan ingin tahu apa yang diinginkan pria itu sebenarnya.
"Dia saudara perempuanmu." Ucap Edeline agar Alexio sedikit mengerti. "Tidak seharusnya kau bersikap—"
Edeline terdiam ketika Alexio tiba-tiba menggigit kecil cuping telinganya. Sampai ia merasakan remasan di sekitar pinggangnya. Ia berusaha melepaskan diri, namun Alexio dengan sengaja mengeratkan remasannya di pinggangnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
EDELINE [ON GOING]
RomanceSEQUEL "ALEXIO" [FOLLOW DULU SEBELUM BACA!] DON'T COPY MY STORY❌️‼️ 18+ Buat yang baru baca, kalian bisa baca Alexio dulu sebelum baca Edeline, biar kalian paham alurnya, xx. *** Setelah lima tahun, Edeline hidup seperti orang yang berbeda. Dunia...