12. the problem

4.7K 357 125
                                    

"Jerk! What the hell are you doing here?!" — Edeline

Edeline memijat pelipisnya ketika ia merasa cukup penat hari ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Edeline memijat pelipisnya ketika ia merasa cukup penat hari ini. Sebentar lagi ia akan meliris majalah baru, yang di mana ada cukup banyak masalah pada majalah itu. Terlebih lagi model yang dipilihnya waktu itu terlihat tidak profesional, dan membuatnya murka seketika. Tanpa basa-basi ia langsung mencoret model itu dari daftar cover majalahnya.

"Dan sekarang aku harus mencari model lagi." Gumam Edeline dengan helaan napas beratnya.

Sebenarnya mudah sekali untuk mencari pengganti model itu. Tapi masalahnya, ia juga butuh model pria yang sesuai dengan image majalahnya bulan ini.

Edeline memejamkan matanya sejenak, sebelum ketukan di pintunya membuat perempuan itu membuka matanya. Ia melihat Martha yang masuk tanpa membawa apa pun di tangannya.

"Maaf nona," Martha masuk sembari menggenggam kedua tangannya.

"Ada apa?" tanya Edeline tanpa basa-basi.

"Saya dengar nona tengah mencari pengganti model yang lalu." Ucap Martha yang dibalas anggukan Edeline.

"And then?" balas Edeline seraya menatap Martha penuh tanya.

Martha terdiam sejenak sebelum mengutarakan apa yang ingin ia katakan. "Menurut saya nona sangat cocok jika menjadi pengganti model sebelumnya."

Edeline membulatkan matanya mendengar ucapan Martha. Ia tidak pernah berpikir akan menjadi model dalam majalahnya sendiri. Lagipula ia tidak begitu tertarik untuk berpose di depan kamera seperti itu.

Edeline menatap Martha yang tampak berharap padanya. Edeline berpikir sejenak, sampai ia mengatakan hal yang tak pernah ia duga sebelumnya.

"Aku akan mempertimbangkannya." Seketika itu Edeline tersadar apa yang diucapkannya.

"Baik nona." Ucap Martha dengan senyum lebarnya. "Kalau begitu saya pamit terlebih dahulu."

"Shit! Sebenarnya apa yang kau ucapkan Lin." Desis Edeline seraya mengantupkan kepalanya di atas meja.

Sial. Bagaimana bisa ia berkata demikian. Terlebih lagi, ini adalah majalah eksklusif yang harus ia keluarkan tak lama lagi. Dan ia tidak memiliki banyak waktu untuk mencari model yang pas.

"Aku akan keluar sebentar." Gumam Edeline seraya meraih kunci mobilnya.

Ia memutuskan untuk pergi ke suatu tempat sebelum ia melanjutkan pekerjaannya. Ia butuh menjernihkan pikirannya sebentar sebelum ia kembali dengan dokumen yang menumpuk di mejanya.

"Nona," panggilan Martha menghentikan langkah Edeline.

Edeline menoleh ke arah Martha, sebelum wanita itu memberinya sesuatu. Ia mengerutkan keningnya sampai ucapan Martha membuatnya terkekeh kecil.

EDELINE [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang