secret love song

19

Bulan tidak bisa fokus pada laporan yang sedang dipegangnya, ia hanya diam menatap layar komputernya yang sudah sejak tadi menampakkan screensaver.

"Bulan?"

Bulan tidak menyadari panggilan itu karna ia masih sibuk dengan pikirannya sendiri.

"Bulan, halo?" Seseorang itu melambaikan tangannya di depan wajah Bulan untuk meminta gadis itu untuk menyadari kehadirannya.

Bulan tersentak dan segera mengalihkan pandangannya.
"Iya Mba?"

"Kamu kenapa deh udah berminggu-minggu ngelamun terus, ada masalah?"

Bulan terdiam. Ia bahkan tidak sanggup bercerita jika ia dan kekasihnya putus beberapa minggu lalu.

"Gapapa Mba, lagi capek aja, ada apa?" tanya Bulan.
"Kamu dipanggil HRD, katanya kamu ngajuin cuti minggu lalu."

Bulan segera berdiri dari tempatnya, ini dia yang ia tunggu-tunggu, semoga cuti seminggunya disetujui karna ia harus pergi ke New York, harus, ia akan menunggu seharian di kampus Jehan jika perlu.

Ia tidak bisa putus begitu saja, apalagi karena alasan yang juga tidak jelas.

"Makasih Mba," ucap Bulan cepat dan segera berjalan cepat menuju ruang HRD.

Bulan menarik nafasnya sejenak untuk menenangkan dirinya, ia yakin pasti disetujui, yakin, hanya saja dia benar-benar takut kalau mendadak ditolak.

"Mba Bulan silakan duduk."

Bulan segera duduk dan menatap HRD itu dengan serius.

"Saya to the point saja ya Mba, sebenarnya ini hak Mba Bulan, jadi saya pun sudah mau approve, tapi masalahnya, ketua tim Mba Bulan, Pak Wiratara, tidak memberi izin waktu saya konfrimasi, Pak Wiratara bilang sekarang-sekarang ini belum ada yang bisa jadi back up Mba Bulan, kalau Mba Bulan masih mau ngajuin cuti, coba diskusikan dulu dengan Pak Wiratara ya, nanti saya tinjau lagi kalau Mba Bulan ngajuin."

Bulan terdiam.

Kenapa sesusah ini hanya untuk bertemu Jehan.

Sekian banyak orang di timnya, bagaimana bisa tidak ada back up?

*

wiratara_                               5 minutes ago

❤️ 37 likes
wiratara_ day 1
view comments...

—

anastasyach                             3 minutes ago