08. Pameran Lukisan

534 49 4
                                    

-ˋˏ ༻❁༺ ˎˊ-

Beberapa hari setelah acara Turnamen Basket, kbm di sekolah pun mulai kembali seperti semula. Baik pada sekolah Rama maupun Alana, mereka menjalankan kegiatan belajarnya masing-masing seperti biasa.

Seperti sekarang, dimana Danu yang sedang tertidur dikelas mulai dijahili oleh teman-temannya dengan menggambar kumis kucing di wajah cowo itu.

Rama, Darel dan Fariz sudah tertawa sejak tadi karena gambaran yang dibuat Darel terlihat sempurna menghiasi kedua pipi Danu yang asik tertidur.

Namun tiba-tiba saja seorang guru Sejarah bernama Bu Ratih mulai memasuki ruang kelas XI IPS 1. Dengan panik, Rama, Darel dan Fariz segera duduk ke meja masing-masing seolah tidak terjadi apa-apa.

Bagaimana tidak, jika guru yang baru saja memasuki kelas mereka ini merupakan guru yang terkenal killer. Jika ketauan melanggar aturannya, murid tersebut akan dikenai hukuman yang sangat melelahkan.

Tidak boleh tertidur di jam pelajarannya merupakan salah satu aturan yang sering dilanggar oleh banyak murid. Sama halnya dengan yang dilakukan oleh Danu saat ini.

"Itu yang duduk dibelakang sambil tidur itu siapa namanya?" tanya Bu Ratih sambil menunjuk Danu yang masih setia tertidur tanpa terganggu dengan suara disekitarnya.

"Danu, bu." jawab Darel sambil menahan tawa.

"Bangunin anak itu! Seenaknya tidur di jam pelajaran saya."

"Iya bu. Nu, Danu! Bangun woy!" ucap Darel yang duduk tepat didepan bangku Danu.

Walau sudah dipanggil berkali-kali oleh Darel pun Danu tetap tak mau bangun. Sehingga Bu Ratih sendiri yang datang menghampiri bangku Danu.

"Nama panjang dia siapa?" tanya Bu Ratih kepada Darel.

"Danu Bagaskara, bu."

"Ehmm.. DANU BAGASKARA!" teriak Bu Ratih tepat ditelinga kiri cowo itu. Sehingga membuat Danu terperanjat kaget sambil berkata kasar.

"Anjing! Siapa sih..-" ucapannya terpotong tatkala melihat sosok Bu Ratih yang ada dihadapannya. Dirinya segera menampilkan wajah polos tidak berdosa agar Bu Ratih mau memaafkan kesalahannya.

"Kamu ngatain saya anjing?!"

"A-anu bu, maaf. S-saya izin ke toilet sebentar ya hehe.." sebelum Danu keluar dari kelasnya, Bu Ratih kembali berbicara.

"Hapus juga itu kumis kucing kamu. Abis itu bersihin kamar mandi cowo sekalian!"

Mendengar ucapan sang guru membuat Danu terheran-heran dengan maksud kumis kucing. Ketika ia melihat ke arah teman-temannya, mereka semua malah menahan tawa tanpa memberitahu maksud dari Bu Ratih.

"Kumis kucing apa ya bu? Saya ga punya kucing."

Bu Ratih mendengus kasar, terlihat dari wajahnya yang menahan emosi untuk tidak melempar siswa dihadapannya ini dengan penghapus papan tulis.

"Tuh di pipi kamu ada kumis kucing. Udah-udah sana, sebelum saya tambah emosi! Lama-lama saya kesel juga liat muka kamu."

Mendengar ucapan dari Bu Ratih, Danu segera menyeka pipinya menggunakan salah satu tangannya. Hingga terlihat noda tinta yang tertempel ditelapak tangan Danu.

"Iya bu, sekali lagi maaf." dengan pasrah Danu segera keluar meninggalkan kelasnya. Namun tak lupa menatap tajam kepada teman-temannya yang sudah Danu tebak pelakunya adalah mereka.

"Sialan lo semua! FU*K YOU!" ucap Danu tanpa bersuara dengan mengacungkan jari tengah kepada teman-temannya yang masih menahan tawa.

Setelah pelajaran sejarah dari Bu Ratih selesai, Danu pun segera kembali masuk kedalam kelas dengan wajah kesalnya.

Hai Mantan! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang