16. Apa Adanya

278 35 8
                                    

-ˋˏ ༻❁༺ ˎˊ-

Mungkin hari ini akan menjadi hari paling memalukan bagi Alana Keisya Amora. Mengingat kejadian yang dilakukan oleh dirinya dan Rama saat didalam gudang, membuat Alana segera menutupi wajah malunya dengan kedua telapak tangan. Setelah tadi ia berhasil keluar dari rumah Rama tanpa ketahuan oleh Anita, dengan cepat Alana segera pergi meninggalkan lingkungan rumah tersebut.

Kini Alana berjalan menyusuri trotoar jalan setelah berhasil keluar dari perumahan mewah tersebut. Dengan wajah tertunduk lesu, Alana tak henti-hentinya merutuki kebodohan yang ia lakukan tadi. Karena ia sendiri yang lebih dulu mencium bibir sang mantan, walaupun akhirnya Rama membalas ciuman darinya.

Namun tetap saja, hal itu membuat Alana semakin berpikir tak karuan.
Bagaimana jika Rama akan berpikir macam-macam tentang dirinya? Bagaimana jika nanti Rama semakin semangat meledek dirinya karena hal itu? Mau disimpan dimana wajah Alana jika nanti mereka akan bertemu lagi.

Hingga pandangannya tertuju pada sebuah minimarket yang terletak dipinggir jalan. Dengan yakin Alana segera melangkahkan kakinya memasuki minimarket tersebut. Pikir Alana, mungkin dengan meminum minuman dingin bisa membuat pikirannya lebih jernih.

gluk gluk

Alana mulai meneguk botol minuman dingin yang sudah ia beli tadi. "Ahh.."
Setelah menghabiskan setengah botol minuman tersebut, Alana segera menyimpannya diatas meja. Iya, Alana memutuskan untuk istirahat sebentar disebuah meja panjang yang langsung menghadap ke arah kaca minimarket.

Disisi lain, Eric yang baru saja memasuki minimarket yang sama dibuat keheranan melihat kehadiran Alana disana. Pasalnya minimarket tersebut terletak cukup jauh dari daerah rumah gadis itu.

Tanpa berlama-lama, Eric segera menghampiri keberadaan Alana yang terduduk dengan fokus menatap layar ponselnya. "Sendirian aja nih, mba?"

Melihat seseorang mulai duduk disamping sembari mengajaknya berbicara, membuat Alana segera menoleh untuk melihat sosok tersebut.

"Lho, Ka Eric! Kaka ngapain disini?" tanya Alana dengan raut wajah terkejut.

Mendengar pertanyaan tersebut membuat Eric mulai tertawa kecil. "Harusnya gue yang nanya sama lo. Tumben amat lo main ke daerah sini?"

"Lah emang kenapa? Ga boleh?"

"Biasanya juga lo main ga jauh-jauh dari Blok M, Lan." ucap Eric dengan nada meledek.

"Dih, terserah gue lah. Gue disini juga abis jengukin temen."

"Ohh karna itu makanya lo nolak ajakan nonton dari gue!?" Alana langsung terdiam mendengar ucapan Eric yang terdengar kesal.

Melihat raut wajah gadis itu yang berubah takut, membuat Eric kembali melanjutkan kalimatnya lagi. "Hahaha.. santai aja kali, Lan. Gue bercanda kok."

"Ihh nyebelin! Kirain Ka Eric bakal marah. Gue kan udah minta maaf."

"Iya Alana. Gue ga marah kok."

"Terus Ka Eric sendiri ngapain kesini coba?"

"Gue punya temen orang sini, biasalah nongkrong. Ini juga mampir kesini buat beli rokok dulu."

"Ohh.. jangan keseringan ngerokok, ka. Ga baik tau buat kesehatan!"

Mendengar larangan yang terucap dari mulut Alana, membuat Eric mulai menyunggingkan senyuman tipis. Eric merasa hal kecil seperti itu lah yang membuat dirinya semakin nyaman berada didekat Alana.

Perhatian-perhatian kecil yang gadis itu tunjukkan sejak dulu, mampu membuat benteng pertahanan seorang Ice Boy luluh begitu saja. Padahal banyak sekali perempuan cantik yang berusaha mendapatkan hati Eric dengan berbagai upaya. Namun mereka semua terkalahkan dengan sosok Alana yang apa adanya.

Hai Mantan! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang