14. Cemburu

405 44 4
                                    

-ˋˏ ༻❁༺ ˎˊ-


Selepas menjenguk Rama pada pagi buta tadi, Alana langsung bergegas pergi ke sekolahnya. Dengan wajah tertunduk lesu, ia mulai berjalan menyusuri koridor yang tampak tak begitu ramai. Hanya beberapa murid kelas 11 yang saling mengobrol dengan duduk dikursi sepanjang koridor.

Pikirannya masih mengingat jelas akan kejadian dimana Anita yang dengan tega mengusir dirinya begitu saja. Walau Alana sendiri juga sudah tahu betapa bencinya mama Rama terhadap keluarganya, tetapi mendengar kata-kata yang terucap dari mulut Anita tadi cukup membuatnya sakit hati.

Hingga tiba-tiba saja seseorang menghadang jalannya yang membuat Alana reflek mengangkat wajah. Terlihat lah seorang siswa yang ia kenal berdiri dihadapannya dengan senyuman khas kotaknya.

Ia adalah Eric Ardimana, anak kelas 12 yang merupakan mantan ketua OSIS dari SMA Cakrawala. Semenjak kelas 12 sudah mulai disibukkan dengan tugas akhir dan persiapan kelulusan, Eric maupun anggota OSIS lainnya sudah menyerahkan semua jabatan mereka kepada anak kelas 11.

Pertemanan diantara Alana dan Eric memang sudah terjalin lama semenjak cowo itu masih menjabat sebagai ketua OSIS. Dikarenakan keduanya sering berinteraksi perihal kebutuhan organisasi, sehingga Eric merasa nyaman untuk mengobrol lebih dekat lagi dengan Alana. Bahkan Eric pun sampai mengenal dekat Naura yang merupakan sahabatnya Alana dikelas.

Eric keheranan melihat wajah adik kelasnya itu tidak bersemangat seperti biasanya. Ia mulai menaikkan sebelah alisnya, tanda jika ia mempertanyakan keadaan Alana sekarang.

"Lo kenapa?"

"Gapapa kok, ka." jawab Alana dengan menampilkan senyuman terpaksa.

"Pagi-pagi udah lesu aja muka lo. Jelek tau!" ucap Eric sembari merangkul pundak Alana tak canggung.

Keduanya segera melanjutkan langkah mereka menyusuri koridor lantai 2. Walau beberapa pasang mata ada yang memperhatikan mereka, namun Eric tak begitu memperdulikannya. Lagian kami hanya berteman, terserah saja orang akan menganggap seperti apa, begitu pikir Eric.

"Kok Ka Eric kesini?" tanya Alana yang berusaha melepaskan rangkulan Eric, namun cowo itu masih tetap mempertahankannya.

Bukannya tak mau, Alana hanya risih melihat orang-orang yang mulai menatap kearahnya dengan tatapan sinis. Ia tahu betul jika teman satu angkatannya banyak sekali yang mengagumi Eric. Bahkan berlomba-lomba untuk mendekati cowo itu tapi tak bisa.

"Emang ada larangannya anak kelas 12 ga boleh ke lantai 2?"

"Ga ada sih, tapi kan kelas Ka Eric dibawah."

"Ya emang, gue cuma pengen liat-liat aja suasana disini."

Alana yang tak mau mengambil pusing, hanya mengiyakan saja ucapan kakak kelasnya itu. Hingga kini mereka berdua sudah sampai didepan kelas 11 IPA 2 yang merupakan kelas Alana.

Tanpa rasa malu, Eric mengikuti langkah gadis itu masuk kedalam kelas dengan menghiraukan tatapan heran dari teman-teman sekelas Alana. Ia sudah biasa juga menjadi pusat perhatian banyak murid di sekolahnya.

Setelah menyimpan tas ransel, Alana mulai mendudukkan diri dibangku barisan ketiga. Begitupun dengan Eric yang ikut duduk dibangku barisan kedua tepat didepan meja Alana, namun dengan tubuh yang menghadap kearah gadis itu.

"Tumben amat si Naura belum keliatan?" tanya Eric sembari mengedarkan pandangannya keseisi kelas.

"Jam segini biasanya dia lagi dijalan sih, bentar lagi juga dateng kok."

"Ohh.."

"Terus Ka Eric mau ngapain ke kelas gue?"

"Pengen ngobrol aja sama lo. Beberapa minggu lalu kan gue sibuk banget sama tugas akhir."

Hai Mantan! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang