17. Mimpi Buruk

342 31 19
                                    

-ˋˏ ༻❁༺ ˎˊ-

Dengan ekspresi wajah terkejut, Anita menatap sebuah mobil sedan yang sudah terbalik dengan kondisi rusak parah. Tanpa berlama-lama, ia segera berlari menghampiri mobil tersebut untuk mencari seseorang yang terjebak didalamnya.

Saat Anita berjongkok untuk melihat kondisi didalam mobil, matanya menangkap sosok lelaki yang tak sadarkan diri terjebak dikursi pengemudi. Anita mulai menangis histeris ketika mendapati keadaan sang anak sulung dengan wajah yang berlumuran darah.

Anita berusaha untuk menyadarkan sang anak melalui sela-sela kaca mobil yang sudah pecah tak berbentuk. "JUNAA.. Bangun sayang! Ini mama." Sekeras apapun Anita berteriak, Arjuna Adhyasta, sang anak sulung yang saat itu berusia 20 tahun, tetap tak mau bangun dari pingsannya.

Hingga beberapa tetesan bensin mulai terjatuh ke aspal dari sela-sela tangki yang sudah bocor. Hal itu membuat Anita semakin panik dan berusaha keras membuka paksa pintu mobil yang terkunci dari dalam. "JUNAAA.. Please bangun, nak! Jangan tinggalin mama!"

Tiba-tiba saja beberapa warga mulai menarik tubuh Anita untuk menjauh dari tempat berbahaya tersebut. Walau ia terus memberontak dengan histeris, para warga tetap bersikeras membawanya menjauh ke tempat yang lebih aman.

Tak berselang lama, sebuah percikan api mulai muncul dari bagian depan mobil. Api tersebut mulai menjalar ke bagian tangki bensin yang bocor sehingga mengakibatkan ledakan yang cukup besar didekat sana. Melihat kejadian tersebut, Anita mulai berteriak keras dengan tangisan yang semakin pecah.

Teriakan tersebut terasa nyata hingga Anita mulai terbangun dari mimpi buruknya. Dengan wajah yang bermandikan keringat, Anita yang terduduk diatas kasur mulai menenangkan dirinya dari trauma beberapa tahun lalu. Walaupun kejadian didalam mimpi tak seperti kejadian aslinya, namun bagi Anita mimpi itu tetap terasa menakutkan.

Jika mengingat masa kelam tersebut, dunianya terasa hancur lagi. Semua kebahagiaan yang ia rasakan bersama keluarga kecilnya itu, kini hanya tinggal kenangan semata. Anita tak pernah membayangkan jika ia akan kehilangan salah satu anak kesayangannya yang saat itu sedang menempuh pendidikan disalah satu perguruan tinggi terbaik di Kota Bandung.

Dengan wajah putih pucat, Anita mulai bangkit dari kasurnya untuk membuka tirai jendela yang menutupi cahaya matahari. Setelah membiarkan cahaya matahari pagi masuk melalui kaca jendela, Anita kembali mendudukkan diri diatas kasur.

"Kenapa aku tiba-tiba mimpiin Juna lagi ya?" gumam Anita pada dirinya sendiri.

Hingga bunyi alarm pada jam digital yang tersimpan diatas nakas mulai mengalihkan pandangannya. Kini waktu menunjukkan pukul 6.30 pagi, menandakan Anita harus segera mandi untuk berangkat menuju perjalanan bisnis yang saat itu sempat tertunda.


-ˋˏ ༻❁༺ ˎˊ-

Alana semakin kebingungan melihat akun tiktok nya yang kini mulai dibanjiri komentar negatif dari beberapa akun perempuan tak dikenal. Setelah kemarin ia sudah mengunci akun Instagram nya, kini mereka semua malah berpindah menyerang Alana melalui akun media sosial lain.

"Ra, liat deh! Sekarang tiktok gue mulai diserang sama cewe-cewe ga jelas itu lagi." ucap Alana kesal sembari memperlihatkan layar ponselnya kepada sang sahabat.

"WHAT THE F*CK! Mereka siapa sih?!"

"Ya gue juga gatau, tapi ini udah keterlaluan banget!"

Dengan penuh emosi, Naura mulai mengambil alih ponsel Alana untuk mengetikkan sesuatu. "Eh eh lo mau ngetik apaan?" tanya Alana dengan penasaran.

Setelah Naura menyelesaikan ketikan tersebut, ia mengembalikan ponsel Alana dengan wajah tersenyum penuh kemenangan. "Nih udah."

Melihat ekspresi wajah Naura yang berubah drastis, dengan penuh curiga Alana segera memeriksa ponselnya untuk melihat tulisan yang sahabatnya itu ketikan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 03 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Hai Mantan! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang