10. Mata-Mata

396 53 15
                                    

-ˋˏ ༻❁༺ ˎˊ-

"Hiduplah Indonesia Raya.. ~"

Upacara bendera kini sedang dilaksanakan di lapangan SMA Wismagama. Seluruh murid dan guru terlihat berbaris di lapangan sambil memberi hormat kepada bendera merah putih yang sedang dikibarkan oleh petugas upacara hari ini.

Namun berbeda halnya dengan Rama dan teman-temannya yang terjebak diluar gerbang sekolah karena datang terlambat.
Motor mereka pun terpaksa harus diparkirkan di warung depan sekolah karena keadaan mendesak ini.

Setelah upacara bendera selesai, seluruh murid dipersilahkan untuk kembali ke kelasnya masing-masing. Terkecuali Rama, Darel dan Danu yang ditahan di lapangan oleh Pa Dodi selaku guru BK mereka.

"Kalian lagi kalian lagi. Malu-maluin aja dateng ke sekolah terlambat! Gimana mau ngebanggain nama sekolah kita?" ucap Pa Dodi kesal sembari mondar-mandir dihadapan ketiganya muridnya itu.

"Tapi kan pa, kita udah banggain nama sekolah waktu menangin turnamen kemarin." jawab Rama dengan santainya.

"Oh iya juga ya."

"Hayo bapa lupa.. Gini-gini juga kita kan atlet lho, pa." timpal Danu dengan menyombongkan diri.

"Eh tapi tetep aja kalian terlambat. Nanti murid lain mencontoh, gimana coba?"

"Ga akan, pa. Bapa tenang aja, kita ga akan ngasih pengaruh buruk ke murid lain." ucap Darel yang akhirnya bersuara.

"Udah-udah! Sekarang saya tanya, kenapa kalian bertiga bisa terlambat barengan?"

"Gara-gara Danu nih, pa! Kita harus nungguin dia buang air besar dulu di pom bensin." jawab Rama sambil menunjuk ke arah Danu.

Pa Dodi segera mengalihkan pandangannya kepada Danu dan menatapnya dengan tajam.

"Ehh, kok gue? A-anu pa, namanya juga panggilan alam, ga bisa ditunda hehehe.."

"Harusnya kalau mau buang air besar tuh dari pagi-pagi! Jadi ga terlambat ke sekolahnya."

"Siap, pa! Lain kali saya bakal dari subuh beraknya, eh maksudnya buang air besarnya."

"Yasudah, hari ini saya kasih keringanan. Mumpung saya lagi baik, ga ada hukuman buat kalian bertiga!"

Mendengar ucapan Pa Dodi, ketiga cowo ini langsung bersorak kegirangan ditengah lapangan yang sudah terasa panas karena sinar matahari.

"Ehh tapi jangan kesenengan dulu! Kalo besok kalian telat lagi, saya ga akan segan-segan ngasih hukuman ke kalian!"

"Siap, pa! Pokoknya kita janji ga akan telat lagi." ucap Darel dengan penuh semangat.

"Yaudah sana masuk ke kelas!"

"Makasih, pa." ucap Darel yang lalu meninggalkan area lapangan lebih dulu.

"Pa Dodi emang terbaik. Makasih ya, pa. " kini Danu yang mulai pergi mengikuti Darel.

"Sekali lagi makasih, pa." Rama segera menyusul kedua sahabatnya yang sudah pergi duluan ke kelas.

Sesampainya mereka di kelas, untungnya belum ada guru yang datang. Ketua kelas bilang, katanya guru matematika mereka sedang berhalangan masuk karena ada kepentingan mendadak. Sehingga beberapa murid, mulai menyibukkan diri dengan urusannya masing-masing. Ada yang tidur, pergi ke kantin, bergosip, main game, dll.

Memang hari terhoki bagi Rama dan teman-temannya. Sudah terbebas dari hukuman, kini terbebas juga dari pelajaran matematika.

"Hoki seumur hidup udah kepake nih." ucap Rama sambil mendudukkan dirinya diatas meja.

Hai Mantan! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang