Pagi ini shani sibuk menyiapkan bekal makan siang untuk keluarga kecil, hari ini christy akan mengikuti kegiatan outbound yang di adakan sekolahnya, tentunya shani dan gracio akan menemani christy juga.
Gracio turun bersama christy di gendongannya. "Pagi bunda sayang" cio memberi kecupan di kening shani, christy juga memberi kecupan sedikit basah di pipi shani.
"Adek ih basah, bunda kan udah make up sayang, ayo kita sarapan biar nanti nggak telat" cio segera mendudukan christy di kursi sebelah shani, ketiganya mulai makan dengan tenang.
Usai makan ketiganya segera bersiap-siap. Gracio dan shani membagi tugas mereka, cio memakaikan christy sepatu olahraga yang nyaman agar kaki christy tidak sakit serta aman saat bermain seharian. Sedangkan shani memasukan kotak bekal makan siang mereka bertiga
"LETSSSS GOOOO WUSHHH....." cio menggendong christy layaknya superman dan sedikit berlari ke arah mobil membuat christy tertawa girang, shani yang melihat itu hanya tertawa pelan.
"Adek nanti kalo main hati-hati ok, ikut sama papa mainnya, kalo sendiri bunda takut adek kenapa-napa sayang" ujar shani, sejujurnya shani masih sedikit merasa takut meninggalkan christy untuk berkegiatan seperti ini. Shani tak mau lagi kejadian masa lalu terulang kembali.
"Tenang bun, kali ini kan sama aku. Adek pasti aman kok, adek kan anak kuat masa gitu aja takut ya nggak cil?" Gracio menoleh sekilas ke arah christy yang duduk di kursi belakang.
"He...hem... adek kan anak kuat bunda hehehe" christy menjawab dengan polosnya.
"Anak kuat di kasi cacing sama opa takut sama gemeteran kemarin" seketika christy terdiam dia baru ingat phobia nya akan cacing.
"Kan kata oma cacing kotor bun, makanya adek geli"
Shani hanya memutar bola matanya, anaknya kini sudah pintar membuat alasan itu karena ajaran bapaknya.
-----‐---------------------------------------------------------------------
Shani menggenggam tangan christy dan berjalan ke arah kelompok christy.
"Adek kalo kenapa-napa bilang sama papa ya. Jangan diem aja bunda nunggu disana sama auntie yang lainnya. Nanti kalo haus bilang sama papa juga ya sayang" shani memakaikan christy topi berbentuk kucing dan melihat christy dari jauh.
"Cie mama muda nih baru datang" ujar feni, teman shani.
"Apasih mpen, btw anak kamu ikut kah?" Shani duduk di sebelah feni dan meminum ice kopi yang dibawa dari rumah.
"Iya ikut itu sama bapaknya, btw gimana kabar bocil ikan aku? Happy terus kan ya?"
"Tentu aja happy banget, christy itu prioritas sekarang di keluarga kita. Aku nggak nunda kehamilan atau apa tapi memang kita mau fokus ke christy sih dan kalo emang di atas ngasi kesempatan hamil ya aku nggak nolak rejeki" ujar shani, shani kerap kali di tanya kapan akan hamil dan sebagainya.
Feni mengerti bahwa shani begitu menyanyangi christy layaknya anak kandung, cinta shani habis untuk bayi ikannya.
Shani dan feni asik berbincang dengan beberapa teman yang juga menemani anak-anak mereka berkegiatan.
"Ih iya si flora juga gitu, nggak mau minum susu instan semenjak asi aku muncul lagi" ucap feni, shani hanya menyimak dengan baik pembicaraan yang ada.
'Apa iya asi lebih bagus asi daripada susu instant, kakak juga bilang gitu. Atau coba nanti aku bicarin sama mas cio deh' gumam shani dalam hati
Dilain tempat christy dan gracio asik melakukan aktivitas outbound, gracio membantu christy untuk naik melalui jaring-jaring.
"Pelan-pelan naiknya sayang, nah iya lewat yang kanan aja" gracio mengarahkan christy agar anak itu bisa lewat di antara jaring-jaring.
KAMU SEDANG MEMBACA
《 BAYI IKAN 》
General FictionSi ikan kecil yang berusaha mengikuti arus lautan yang luas