《 BAYI IKAN 》

22. Hilang

Guys jangan ekstrem banget ya idenya sampe nyecokin miras dan lain-lain gitu, inget ya ceritanya memang fiksi tapi tokoh di cerita ini ada di dunia nyata. Aku nggak mau nantinya mereka kena hal aneh-aneh karena cerita ini.

Selamat membaca...
-----‐---------------------------------------------------------------------

Yona sudah tau bahwa polisi mengintai rumahnya, yona meminta temannya untuk mencarikan rumah yang berada di desa terpencil dan ini merupakan bagian dari rencana yona juga. Yona lagi-lagi membekap mulut christy hingga anak itu pingsan, christypun sudah lemas karena haus dan lapar.

"Nyusahin banget sih, gue cuman butuh duit lu doang" ucap yona. Yona menyiram tubuh christy dengan air dingin tanpa rasa bersalah. Christy merasakan dingin pada tubuhnya dan tanpa sadar christy memanggil shani.

"Bunda dingin hiks.." christy benar-benar lemas dan badannya mulai menggigil, matanya pun kini memerah. Yona mengeluarkan sebuah bambu yg cukup tebal, dengan tega yona memukul christy dengan bambu itu, christy hanya bisa melindungi kepalanya dengan tangan kecilnya.

PLAK.... PLAK... PLAK...

Tnpa ampun yona memukul chisty yang sudah lemas. Christy terus menurus nangis dan matanya sudah bengkak begitu juga tangannya yg membiru serta sudah terluka. Yona tak perduli dengan tangisan anak kandungnya dan tetap memukulnya dengan keras bahkan yona tertawa dengan kerasnya.

"HAHAHA!!!.... harusnya kamu dulu aku gugurin aja tapi ternyata kamu setelah 10 tahun lebih akhirnya aku mendapatkan ganti rugi christy, aib 10 tahun lebih aku tanggung mungkin tidak sirna namun aku berhasil mendapatkan kekayaan untuk hidup tenang!!!" Bentak yona, christy sesungguhnya tak lagi dapat mendengar dengan jelas apa yang yona katakan, kupingnya terus menerus berdegung.

"Ampun... christy... christy... minta ampun, tolong chirtsy bunda... ampun... christy minta tolong... ampun hiks..." suaranya pun mulai terbata-bata, yona menghentikan pukulannya dan menatap christy yang sudah berantakan bahkan sudah penuh luka di beberapa bagian badan kecilnya.

"Ayo bangun, nyusahin mulu tuh minum apa yg ada nggak usah banyak omong!!!" Bentak yona, yona menutup pintu gudang dengar keras dan menguncinya. Yona sudah menyewa dua bodyguard untuk menjaga gudang tersebut.

Setelah yona pergi christy mulai minum air yang ada dengan tangan bergetar, christy merebahkan tubuhnya di lantai gudang yang kotor dan dingin itu. Mata kecilnya menatap kesudut ruangan yang berisi tumpukan kardus-kardus besar.

Christy kini mulai ketakutan dan berhalusinasi bahwa sosok shani ada disana, christy terus menerus merentangkan tangannya agar bayangan shani memeluknya.

"Bunda... adek kangen mau peluk boleh? Hiksss... disini dingin... adek janji minum susu... bunda... bunda..." christy terus menerus berbicara sendiri, bahkan keadaan christy kian memburuk anak itu hanya minum air tanpa diberi makan.

"Bunda jemput adek? Christy sayang bunda sama papa cio banyak-banyak" ucap christy, tak ada siapapun disana namun christy melihat shani tengah mengusap pelan kepalanya, christy memejamkan matanya pelan dan memposisikan tidurnya dengan nyenyak.

Yona telah melihat rekening banknya yang kini digitnya terus bertambah, dengan cepat yona membeli banyak aset dengan uang tersebut namun aset tersebut atas nama suaminya saat ini.

'Akhirnya setelah 10 tahun lebih aib itu lahir, sekarang aku bisa merasakan tidur nyenyak dan hidup mewah tanpa beban. Besok akan ku bunuh anak itu dan ku antar kau bertemu dengan ayah mu yg brengsek itu. Persetanan dengan mr. Toru yang ku butuhkan uang bukan aib itu' ucap yona dalam hatinya melihat rekening banknya yg bertambah terus menerus.

-----‐---------------------------------------------------------------------

Mr. Toru sudah mengirimkan uang ke rekening yona namun dirinya tak dapat menemukan yona dirumah tersebut. Mr. Toru sangat gegabah saat mengetahui yona sudah bersama christy dan berharap christy baik-baik saja naun yang terjadi yona memawa kabur christy pergi jauh ke sebuah desa terpencil, dan Mr. Toru kehilangan jejak yona, wanita ini memang tidak main-main pikir Mr. Toru.