Malam ini cuaca terlihat cukup menenangkan dari malam-malam sebelumnya. Winny dan satang kini tengah duduk menyantap bakso di pinggir jalan dengan diiringi sedikit gombalan dari Winny.
"Liat keluarga kecil disana" satang mengikuti arah telunjuk Winny yang mengarah pada sepasang suami istri dengan dua anak berjenis kelamin laki-laki dan perempuan yang berdiri tak jauh dari mereka. Tepatnya di tempat gerobak ice cream yang berdiam diri dengan toak kecil yang terus berbunyi menarik para pelanggan yang berkunjung ke sekitaran taman.
"Suatu hari , kita akan berjalan menggenggam jemari-jemari kecil menuju gerobak ice cream dengan diiringi celotehan-celotehan lucu yang anak-anak kita utarakan" Winny masih menyendok kan bakso kedalam mulutnya dengan tatapan yang tak beralih sedikitpun dari keluarga kecil itu. Tampak seutas senyum ia pancarkan kala melihat senyum di bibir balita itu saat mendapat ice cream bagiannya.
Satang hanya diam menatap pergerakan Winny dan ikut tersenyum kala melihat seutas senyum yang terukir dibibir Winny kala melihat balita balita lucu itu tersenyum.
"Aku ramal bayi kita perempuan" ucap Winny mengalihkan pandanganya kearah satang dengan tangan yang masih menyuapkan bakso kedalam mulutnya sendiri.
"Kenapa gitu?"
"Karena si cantik ini tiap hari makin cantik" ucapnya mengusang rambut satang lalu menyuap kembali bakso terakhir ke mulutnya dengan senyum kecil yang terukir di bibirnya kala melihat rona merah pada pipi mulus nan mutih milik satang.
"Ayo duduk di bangku taman sambil ngeliat bintang dan rembulan. Aku mau tau apakah sang bintang dan rembulan akan kalah dengan pesona indah yang memancar dari wajah cantik mu itu" jemari kekarnya meremat lembut jari jemari halus itu menuntunnya untuk mengikutinya.
Mereka mendudukkan bokong mereka di bangku pinggir taman setelah membeli sebuah ice cream untuk satang.
Tangannya bergerak mengajak satang agar menyandarkan kepalanya di bahunya. Satang hanya mengikuti arahan satang tanpa melawan sedikit pun. Hanya ada keheningan di antara mereka, keduanya sama-sama diam menikmati keindahan sang malam.
"Kalau seandainya aku gagal ngelahirin anak ini gimana win?-" Sayang membuka percakapan tanpa mengalihkan sedikitpun pandangannya pada pesona sang langit malam.
"Aku tau semuanya. Kalau seandainya kamu di suruh milih antara aku dan anak kita, tolong pilih anak kita. Dia juga berhak hidup di dunia-" lanjutnya masih dengan menggantung ucapannya. Winny hanya diam menatap dalam satang yang masih menatap lekat langit malam.
"Walaupun dunia terlalu kejam untuk anak kita, aku yakin kamu bisa ngelindungin dia" tanpa sadar cairan bening itu mengalir dari pelipis mata satang.
Winny menarik tubuh itu dan memeluk tubuh itu dengan erat. "Bukan aku, tau kita" Ia mengecup lembut pucuk kepala satang. Tubuh itu terlihat rapuh. Sakit rasanya melihat satang yang menangis dalam pelukannya.
Flashback on ~
"Win, ikut papa" ucap boun dengan wajah serius berjalan meninggalkan ruang tamu diikuti Winny dan santa.
Sepeninggalan ketiga pria itu, Prem izin pergi ke kamar mandi menyisakan satang sendirian.
Satang berjalan perlahan tanpa suara mendekati ruang kerja Winny yang tak jauh dari ruang tamu itu berniat menguping sedikit pembicaraan anak dan ayah itu.
"Papa tau ini berat buat kalian, tapi itu konsekuensinya kalau seorang pria melahirkan anak kembar. Nyawanya akan dalam bahaya jika terus memaksakan agar melahirkan anak-anak itu"
"Arghhh! Winny gak bisa milih. Disisi lain Winny butuh satang. Disisi lain mereka anak-anak Winny" satang membekap mulutnya menahan Isak tangisnya. Dia sama terkejutnya dengan Winny. Namun apa boleh buat? Yang diucapkan papa boun adalah hal yang benar. Satang sering dengar hal itu di series bl yang sering ia tonton.
"Papa cuma mau kamu minta satang untuk menggugurkan kandungannya. Kalau tidak satang akan-"
Brak!!
"Nggak, gada yang boleh pergi. Siapapun itu" tegas Winny lalu berjalan meninggalkan ruang kerjanya . Sedangkan satang, buru-buru pergi meninggalkan tempat itu menuju ruang tamu lagi.
Flashback off~
Kini pasusu itu tengah berbaring di kasur dengan posisi saling membelakangi. Keduanya sama-sama enggan menatap satu sama lain. Ntah mengapa rasanya kantuk tak juga melanda keduanya.
Satang membalik badannya menatap punggung tegap Winny yang terlihat sedikit bergetar. Ntah mengapa rasanya lidah nya Kelu ingin berbicara sepatah katapun.
____________________________________________________________________________
Hallooowww!!
Gimana kabar kalian??
Hehe , maaf yakk baru bisa up lagi.
Belakangan ini aku banyak pikiran sampe bingung mau ngetik apa buat lanjutin cerita ini T_T
KAMU SEDANG MEMBACA
MY FRIEND MY FUTURE HUSBAND
RomanceMenceritakan satang yang terpaksa menikah dengan temannya Winny karena kepergok cipokan depan ortunya waktu di rumah sakit dan berujung faling in love bahkan punya keluarga Cemara juga. Saksikan kelanjutan kisah mereka sekarang 😁🌷 Oh iya, cerita...