Henry kini sudah ada di tenda militer nya tak banyak yg bisa di lakukan nya selain berbaring, dan membaca buku yg di bawa nya di laci tempat dia menyimpan barang barang nya.
Semua ketenangan itu tidak lah berlangsung lama ketika seseorang menepuk kakinya, dan duduk di kasur dekat kaki nya itu.
Henry tanpa melihat pun tahu siapa yg dengan tidak sopan nya, mengganggu waktu tenang nya itu siapa lg jika bukan Percy sahabat nya sekaligus si pengganggu waktu tenang nya.
"Aku dengar dari damian kau terluka, tp setelah dilihat lihat seperti nya kau baik baik saja, " Ujar Percy selalu dengan nada menyebalkan nya itu.
"Yeah selain menerima sekitar tujuh jahitan di lengan kanan ku semua nya baik baik saja, " Ujar Henry tak mengalihkan pandangan nya dari buku yg tengah di bacanya.
"Wow at least you beat Noah on that one, " Ujar Percy dengan tawanya itu, mengingat teman nya yg lain yg hanya mendapat sekitar 3jahitan di kakinya minggu lalu.
"Oh stop it Percy, just tell me what's going on? " Ujar Henry kemudian ketika dia sudah lelah dengan gangguan-gangguan kecil sahabat nya itu.
"Okey okey I stop, aku datang hanya ingin mengantarkan ini dokter Alex meminta ku untuk memberikan nya pada mu, dan dia bilang kau harus meminum nya 3 kalian sehari hingga luka mu benar-benar kering, " Ujar Percy sembari menunjukkan sekantong obat yg di pegangnya itu.
Mendengar nama dokter yg menarik perhatian nya itu, Henry dengan cepat duduk dan meraih kantong obat yg di pegang sahabat nya itu.
Percy tentu saja terkejut dengan hal yg tiba tiba itu tp belum juga dia berkomentar, sahabat nya itu sudah mengusir nya pergi dari sana tanpa dengan jelas mengatakan kenapa.
"Just go already go go go, " Ujar Henry mendorong bahu sahabat nya pergi dari sana.
Percy pun hanya bisa dia dan pergi dengan kebingungan, yg terlihat jelas di wajah nya itu.
Setelah kepergian sahabat nya Henry kembali berbaring dan memandangi kantong obat yg ada di tangan nya itu, dia tidak bisa untuk menyembunyikan senyuman nya yg terlihat merekah itu.
Karena entah mengapa hatinya merasa berbunga hanya karena tau, yg meminta sahabat nya untuk memberikan ini padanya adalah dokter Alex.
Sedangkan di tenda medis Alex baru saja selesai menulis kan sesuatu di data pasien nya, ketika dia menghela nafas dan merenggang kan tubuhnya itu.
"What a long day huh? " Ujar Robert yg datang dan meletakkan secangkir kopi di meja yg ada di hadapan Alex itu.
"Every day is such a long day in here you know, " Ucap Alex menyahuti dan meraih cangkir kopinya dan meneguk sedikit isi di dalam nya.
"Well at least we got much more experience," Ujar Robert menanggapi perkataan Alex.
"Yeah I can agree for that one, " Ujar Alex menyetujui perkataan Robert, mereka pun berbincang kecil sebelum kembali lanjut ke tugas mereka masing-masing.
3hari berlalu dan Henry di buat sedikit bosan dan jg sebal karena dia tak dapat melihat dokter tampan itu lagi, selain 2hari yg lalu setelah pemeriksaan rutin militer nya itu.
Helaan nafas untuk yg kesekian kalinya kembali terdengar dari bibir Henry, Percy yg ada di samping nya menatap bingung sahabat nya mengapa sangat sering menghela nafas hari ini.
"Kau tau nenek ku pernah bilang jika kau menghela nafas sama saja dengan kau memperpendek umur mu, " Ujar Percy yg muak dengan segala suara helaan nafas sahabat nya itu.
"Well maybe what your grandma said was right it's feels like I'm about to die in the next ten seconds, " Ujar Henry dengan nada sebal nya dan kembali menghela nafas.
"Wow easy there man what's the problem huh? " Tanya Percy ketika mendengar jawaban Henry yg jelas terlihat lelah dan juga sebal.
Menatap sahabat nya Henry pun menggeleng kan Kepala nya dan berkata tak apa apa, mungkin dia hanya lelah walau kenyataan nya jelas tidak.
"Okey what ever you say then, " Ujar Percy mengalah dan tak ingin terlalu memaksa sahabat nya itu untuk berbicara, melihat Henry jelas masih enggan untuk berbagai cerita dengan nya mengenai mengapa dia terus menghala nafas sejak tadi dan terlihat seperti tak memiliki semangat hidup itu.
Mereka pun saling diam dan melanjutkan makan siang mereka mengingat kini mereka tengah makan siang, di tempat bagian konsumsi di mana para anggota militer yg ada di camp akan makan bersama itu.
"Hey Percy, " Tiba tiba saja sebuah suara menyapa Percy dari arah belakang Henry, ketika mendongak ternyata itu adalah dokter Alex yg tengah berjalan kearah mejanya dan juga Henry.
"Oh dokter Alex Hai," Percy menyapa dokter muda itu Henry yg mendengar kata dokter Alex dengan cepat berbalik dan benar saja itu ada dokter yg berhasil membuat hatinya galau dan rindu selama tiga hari ini.
"Oh Henry you here to Hai, " Ujar Alex ketika melihat Henry yg tengah duduk bersama Percy untuk makan itu.
"Ye-yeah Hai, " Balas Henry sedikit gugup sembari berusaha menyembunyikan wajah nya yg sedikit bersemu dengan topi militer yg di kenakan nya itu.
"So what is it dok? It's unusual to see you coming in here? " Ujar Percy bertanya karena memang sangat jarang untuk Alex datang ke bagian konsumsi mengingat dia kadang lebih memilih untuk makan di tenda medis sembari menyelesaikan file file laporan medis nya.
"Oh it's nothing I just want to ask if you can give me a hand after lunch, I need someone to help me with the suplie that just arrived," Ujar Alex menjelaskan mengapa dia datang ke ruang makan para anggota militer itu.
"Oh sure I... " Belum juga Percy selesai bicara Henry sudah lebih dulu memotong perkataan pemuda berkulit hitam itu.
"Percy bukan kah komandan tadi berkata ingin berbicara dengan mu, why don't you go now to meet with the komander, " Ujar Henry dengan sedikit senyum dan pelototan nya yg jelas jelas meminta Percy untuk tidak menyetujui permintaan dokter Alex dan pergi dari situ.
Percy yg awalnya bingung hanya bisa mengikuti mau sahabat nya dan berkata tak bisa pada Alex, lalu bangkit pergi dari tempat itu sesuai kemauan sahabatnya itu.
Alex tentu tak bisa menghalangi Percy jika itu ada lah komandan yg meminta, dia pun hanya bisa menghela nafas dan melihat apa kah ada anggota militer yg lain yg bisa dia mintai bantuan.
"You know if Percy can't help you I can, " Ujar Henry menawarkan diri sebelum dokter berambut keriting itu pergi meminta bantuan yg lain.
"But you just started to getting better after the gun shoot, " Ujar Alex agak sangsi karena dia tau jelas Henry baru saja sembuh dari luka tembak di lengan nya, akan sedikit riski jika meminta bantuan nya untuk mengangkut beberapa suplay obat yg baru datang itu.
"It's okey I probably fully recovered now, " Ujar Henry meyakinkan dengan menepuk lengan nya yg sempat terluka itu dua kali untuk lebih menyakinkan dokter muda itu.
Merasa tak punya pilihan lain mengingat dia belum benar benar mengenal semua anggota militer yg ada di camp itu, Alex pun akhirnya memilih untuk setuju dari pada tidak ada yg membantu sama sekali.
"Okey then if you insist," Ujar Alex menyetujui dimana kemudian dia dan Henry pergi ke tempat pengambilan suplay obat itu.
Soon.....
KAMU SEDANG MEMBACA
The Military Heart
FanfictionDokter muda dengan senyum jahilnya itu, dengan tanpa di duga jatuh hati pada seorang perwira muda dengan mata hezel dan jangan lupakan senyum manisnya itu. Datang sebagai dokter militer pulang sebagai kekasih hati sang perwira, takdir yg mengikat d...