TMH 12

48 5 1
                                    

Alex selesai dengan penanganan cepat pasien yg di tanganinya pun di bawa kelantai atas untuk penanganan lanjutan, Alex berusaha mengatur nafasnya yg memburu itu.

Dia pun berbalik untuk melihat Robert yg tengah melakukan penanganan, pada seorang pasien dengan jaket militer itu.

Alex yg melihat nya pun mengernyitkan alisnya dan untuk beberapa saat di sana dia seperti mengenal sepatu dan celana yg di kenakan oleh pasien tersebut, Alex berjalan mendekat ketika Robert selesai melakukan penanganan dan meminta suster yg membantunya untuk membawa pasien ke lantai dua untuk penanganan lanjutan.

Sebuah dog tag yg melingkar di leher pasien itu menarik perhatian Alex, dia pun dengan cepat berlari mendekat ketika suster akan membawa pasien dan meraih dog tag itu untuk melihat nya.

Dimana ketika Alex diam mematung ketika dia melihat dog tag yg di pegang nya itu, Robert yg melihat itu pun menarik Alex membuat pegangan Alex pada dog tag itu terlepas lalu Robert meminta para suster untuk melanjutkan.

Alex hanya diam tak bergeming bahkan ketika Robert sudah menariknya menjauh itu, Robert dapat melihat tatapan bingung kosong dan terkejut Alex itu tapi dia tidak bisa hanya di sini dan berusaha menenangkan teman nya itu karena ada banyak pasien yg datang dan butuh untuk segera di tangani.

"Alex we need to go for another pasien," Ujar Robert berusaha menyadarkan Alex, dari Keterdiaman nya itu.

"Alex!! We need to go!! " Ujar Robert dengan sedikit menaikkan suaranya dan mengguncang bahu Alex, dokter itu pun segera sadar dan melihat ke arah Robert.

"Ah yeah you right we need to go, " Ujar Alex menyetujui berusaha mengendalikan keterkejutan nya, Alex pun segera pergi untuk menangani pasien selanjutnya dan berusaha keras untuk tetap fokus.

Hampir lima jam di mana bagian E. D pun mulai kembali tenang semua pasien yg datang berhasil dengan cepat di tangani, dan perhitungan korban kecelakaan sudah dapat di pastikan.

Bahwa ada sekitar 25 orang yg meninggal dan 85 orang luka ringan dan 40 orang membutuhkan perawatan, Robert baru saja selesai menangani pasien di trauma 3 ketika dia keluar dari bilik pasien saat Alex keluar dari ruang trauma 6 juga baru selesai menangani pasien nya itu.

"Alex, " Panggil Robert berjalan mendekat ke arah teman nya itu, Alex yg mendengar namanya di panggil pun berbalik dan melihat siapa yg memanggilnya itu.

"The E. D was getting stable you know you can go cek now, " Ujar Robert ketika sudah berdiri di dekat Alex dan menepuk baju dokter muda itu.

"Cek? Cek what?" Sahut bingung Alex yg tak terlalu paham dengan yg di maksud rekan dokter itu.

"Alex I know why are you cek on the pasien dog tag a while ago, " Jawab Robert menjelaskan yg membuat Alex terdiam dan menunduk mendengar hal itu.

"You can go cek I'm gonna go talk to the head doctor about it, " Ujar Robert lagi memberi pengertian, dan kembali menepuk bahu Alex.

Alex pun memandang teman nya itu sebentar sebelum menghela nafas dan mengangguk, Alex pun pergi ke ruang khusus dokter sembari meraih ponselnya itu.

Mendail sebuah nomor menunggu panggilan tersambung, di mana di dering ke 5 baru sambungan di angkat.

"Hallo Alex what's up? " Ujar suara di sebrang ketika sambungan itu di angkat, Alex sedikit mengatur nafasnya sebentar sebelum berbicara.

"Hey Percy sorry to bother you man I just need to call you for some thing, " Ujar Alex menjelaskan mengapa dia menelfon sahabat kekasihnya itu.

"Oh yah of course what is it?" Percy pun bertanya mengapa kekasih sahabat nya itu tiba tiba saja menghubungi dirinya itu.

"Did Henry with you right now? " Tanya Alex kemudian, dia berharap semoga saja Percy berkata ya untuk pertanyaannya itu.

"Henry? No were not together right now, did he not tell you that we get a free time in six month full? " Kini Percy yg balik bertanya ke pada Alex.

"Six month, " Ujar Alex memastikan lagi, dia tidak salah mendengar mengenai apa yg di katakan sahabat Henry itu.

"Yeah man, so right now I was in my family house, " Ujar Percy menjelaskan, Alex tidak bisa untuk menghentikan fikiran fikiran mengenai kemungkinan terburuk yg akan di dapat nya selanjutnya.

"O-oh okey then Percy thanks for the info," Ujar Alex kemudian dengan sedikit kegugupan dan ketakutan yg mulai muncul di hatinya itu.

"Yeah of course, " Ujar Percy membalas di mana kemudia sambungan telepon itu pun terputus, Alex berusaha untuk mengatur nafasnya yg tiba tiba saja terasa memburu itu lalu memasukkan handphone nya ke sakunya lg.

Menarik dan membuang nafasnya Alex berusaha menenangkan detak jantung nya yg memburu itu, kemudia melangkah keluar dari ruangan dokter untuk pergi menuju lantai 2 rumah sakit ini.

Alex berusaha untuk tidak terlalu berfikiran negatif, dan berdoa semoga apa yg di pikir kan dirinya tidak lah benar, dokter muda itu berlari ketika lift terbuka di lantai dua menuju meja resepsionis yg ada di lantai dua itu.

"Hey suzan can you help me with something," Ujar Alex langsung pada suster yg berjaga di meja resepsionis, di mana kebetulan dia cukup mengenal suster cantik itu.

"Oh dokter Clearmond of course what can I do for you? " Tanya suster itu kemudian, melihat Alex yg tiba-tiba ke lantai dua itu.

"Can I get the room number of the pasien that dokter Robert just send here a while ago? " Tanya Alex langsung, yg di balas anggukan dan suster cantik itu pun mulai mencari di laptop yg ada di hadapan nya itu.

"There's 5 pasien here which one? " Tanya suzan memastikan ke arah, dokter Clearmond yg masih menunggu itu.

"The one with the military jacket, " Ujar Alex menjelaskan ciri pasien, yg di carinya itu.

"Oh pasien the second pasien, he was brought to the b3 room, " Ujar suzan kemudian memberi tau kan di mana ruangan pasien yg di cari Alex itu.

"Okey thanks a lot Suzan, " Ujar Alex dengan sedikit senyum kecilnya, dia pun segera pergi dari meja resepsionis untuk menuju ruangan yg di sebut kan Suzan tadi.

Tepat ketika dia sampai di pintu ruangan dia menarik nafas nya pelan lalu menghembuskan nya, setelah nya Alex pun meraih gagang pintu dan menggeser pintu ruang rawat itu terbuka.

Di mana yg pertama dia lihat adalah seorang pasien yg tengah tertidur di ranjang pasien dengan hanya terlihat sebagian tubuhnya, karena sebagian tubuh atasnya tertutup tirai.

Alex pun masuk dan berjalan mendekat ke arah ranjang pasien di mana ketika dia berhasil melihat wajah pasien itu, Alex terdiam membeku tak ada kata yg bisa keluar dari bibir nya itu dan untuk beberapa saat di sana dia bisa merasakan dunia nya seakan secara perlahan mulai runtuh.

Sebisa mungkin Alex menguatkan diri dan berjalan mendekat meraih tangan pasien itu dan mengenggam nya, setetes air mata luruh di pipinya di mana di susul dengan tetesan tetesan lainnya.

"Baby, " Ujar Alex dengan bisikan lembut nya membawa tangan putih di genggaman nya untuk di kecup nya lembut, iyaps benar pasien yg kini bersama Alex adalah kekasihnya.

Henry nya dunianya hatinya oksigen terlihat di salurkan langsung melalui selang oksigen yg melewati tenggorokan nya, suara alat pendeteksi detak jantung menjadi irama yg tak bisa di senyapkan di ruangan itu.

Alex jatuh berlutut di samping ranjang pasien Henry bersimpuh dengan mengenggam tangan kekasihnya, air mata tak dapat di hentikan mengalir dengan bebas nya.

Di antara isak tangisnya Alex terus membisikkan kata 'my baby' 'my lovely' 'my Henry', Alex merasa begitu patah sekarang dia merasa segala nya runtuh dan melemah di sekitar nya.

Kesayangan nya kekasihnya menjadi salah satu korban dari kecelakaan beruntun itu, Alex benar benar tak bisa menerima ini dia baru beberapa saat yg lalu mendengar suara bahagia dan juga lembut kekasihnya itu namun kini.

Henry nya berbaring di ranjang pasien dengan segala alat bantu yg tersambung ketubuh nya, mata hezel indah nya yg selalu menatap lembut kearah nya kini tertutup oleh kelopak mata putihnya.

Soon....

The Military HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang