===
Amina memutuskan untuk berpindah tempat tinggal empat tahun lalu, tepatnya dua bulan setelah Giwang dipulangkan. Mereka memutuskan untuk merawat putranya di rumah, namun keadaan tidak lebih baik. Amina menyadari ada hal yang lebih menyakitkan daripada kehilangan seorang putra karena kematiannya, yaitu kehilangan jiwanya. Rasa takut Giwang kepada Amina melahirkan trauma yang memunculkan pribadi lain yang tak dikenali Amina dalam diri Giwang. Rumah yang selama ini memang tidak terasa nyaman dia korbankan, mereka berharap keadaan Giwang akan lebih baik jika berada di tempat yang berbeda.
Meskipun sudah berpindah, Giwang masih mengurung diri dan enggan bertemu dengan siapapun, Amina tidak tahu jika sisi Giwang yang lain menganggapnya sebagai monster yang siap merenggut jiwa raganya tanpa ampun demi sebuah hal yang belum tentu bisa dimenangkan. Siapapun akan takut, siapapun akan takhluk, siapapun akan menyerah melawan pendirian wanita berkuasa. Namun, sikap kerasnya berubah saat tak sengaja melihat Giwang duduk di tepi ranjang menatap keluar jendela dengan tubuh kurus bungkuk disertai tatapan yang kosong, dia selalu pucat dan ditambah sedu saat hanya ada pantulan cahaya bulan diwajahnya.
Melihatnya seperti itu membuat sisi keibuan seorang Amina memenangkan segalanya. Jika tahu putranya akan menjadi sediam ini, dia akan mendengarkan kemarahan Giwang, akan selalu mengelus pundak Giwang saat dia menangis, akan membiarkan Giwang belajar dengan caranya sendiri dan terbebas dari nilai yang menjadi target yang sekarang merugikan dirinya sendiri.
Robi ikut menderita menyaksikan hubungan ibu dan putranya yang semakin terasa hampa, setelah perbincangan panjang diantaranya dengan Amina dan Sherine, Sherine menyarankan untuk membiarkan Giwang tinggal di kota lain bersamanya, di tempat dimana dia bekerja. Hanya ini satu satunya jalan yang bisa mereka coba, memisahkan Giwang dengan kota yang penuh luka.
Robi sebagai seorang ayah yang lebih merasa bertanggungjawab atas kacaunya keluarga kecil ini pada akhirnya menyetujui saran si sulung untuk membawa Giwang pergi. Juga untuk kebaikan bersama, meskipun apa yang dilakukan Bunda terhadap Giwang tidak bisa dibenarkan namun saat itu Bunda sedang mengandung Uta. Ayah dan Sherine takut jika Bunda selalu melihat Giwang yang terpuruk akan membuatnya dan Uta dalam keadaan yang berbahaya.
Bebannya tidak hanya itu karena hampir setiap hari Ayah juga harus datang ke rumah sakit untuk memastikan keadaan putranya yang lain sedang terbaring tak sadarkan diri, melihat kesayangannya ini terpejam dengan mengandalkan alat - alat medis selalu membuat hatinya sedih. Tidak ada yang tahu jika jauh di dalam hatinya ayah merasa sangat bersalah ; andai tidak ada kesepakatan itu, andai tidak ada kerjasama dengan Adam, andai orang itu dilepaskan, andai saat itu dia bercerita dengan Giwang. Kepalanya penuh perandaian tapi takdir sudah memutuskan, tidak ada yang bisa merubah.
Selama tinggal bersama adik bungsunya, Sherine menyadari hal yang paling sulit adalah bertahan hidup, bukan untuk melawan dunia tapi diri sendiri yang sudah termakan pengkhianatan dan penghinaan. Pun menjadi lebih berat karena bukan hanya jiwanya yang terluka tapi tubuhnya juga, masa itu membuatnya semakin dekat dengan Giwang namun membuat Giwang harus bertahan mati - matian.
Biasanya kakak terbangun pukul tiga pagi, sudah menjadi kebiasaannya sejak hidup bersama Giwang dan masih terbawa sampai sekarang. Tok, tok, tok. Benar saja, tamu yang selalu datang pukul tiga dini hari, "Giwang okay?" tanya kakak sembari membukakan pintu.
Giwang menggeleng, "mimpi buruk lagi."
"Ya sudah sana masuk, tidur diranjang aja."
"Kakak nggak tidur lagi?" Karena biasanya walaupun Giwang menyusul Sherine ke kamarnya seperti ini, dia akan memilih tidur di sofa atau kasur kecil yang dia tarik dari bawah ranjang sang kakak.
Dia menggeleng, "kakak ada pekerjaan."
Giwang lantas merebahkan diri ke ranjang kakaknya, yang tentunya lebih kecil. Dia hampir terlelap namun kesadarannya kembali setelah tak sengaja melihat kilat tanpa suara dari jendela, Giwang keluar kamar dan membuat kakaknya menatap kebingungan.
KAMU SEDANG MEMBACA
BERJIWA
General FictionTangannya sudah tidak bersih lagi karena pembalasan atas kehilangan, kemarahan, kesedihan, dan dendam tidak tuntas dibayar dengan air mata namun darah juga lengsernya para penguasa. Dimulai : Januari 2024 Diselesaikan : -