14|Masa Muda Mereka

53 4 0
                                    

Nyatanya kenangan buruk tidak hanya milik mereka yang di masa depan hidup tidak baik baik saja.

===

Jika orang orang tahu mungkin mereka akan penasaran terhadap rencana seorang pengacara yang mulai bercengkerama dengan petinggi markas besar setelah kerusuhan Universitas Artemis tempo hari. Apalagi ini Dandy yang mendekat untuk ikut terlibat dengan Robi. Bukan secara tiba tiba tapi waktunya yang direncanakan oleh si pangacara ini yang sudah tiba.

Dandy memerlukan seorang prajurit yang mampu melindunginya secara penuh, termasuk hal lain yang tidak boleh tersentuh : kekuasaan dan jabatan. Lawan mereka bukan hanya yang berbadan besar kemudian selesai dengan perkelahian tapi ada hal lain yang juga berdiri dibelakang sana siap menyerang segala sisi.

"Udah gue bilang buat tunggu hasilnya aja." Ucap Robi dengan nada yang lumayan kesal setelah membelokkan mobil itu untuk berhenti di bahu jalan.

"Nggak apa apa, kerjaan gue lagi nggak banyak." Jawab Dandy setelah menelan kentang goreng yang sejak tadi dia kunyah. "Tuh, dia keluar!"

Ini semua adalah ide seorang Dandy yang mengajak Robi untuk mengikuti salah satu dosen Universitas Artemis yang sudah mereka curigai. Ralat, sudah dicurigai Dandy. Pengacara suka suka itu sempat mengumpulkan informasi terkait kasus yang pernah menimpa dosen ini, termasuk kekerasan anak yang sempat menjadi pembicaraan hangat. Sedangkan Robi, meskipun langkahnya terlambat, putranya selalu selangkah lebih depan daripada dirinya.

Gio Juandra, salah satu dosen muda Artemis yang terlibat dengan Pandora dan masuk dalam daftar yang Mella berikan kepada Giwang tempo hari. Data ini jelas tidak menjadi rahasia diantara ayah dan anak: Bimasena, Robi, dan Giwang.

Kedua lelaki dewasa ini tentu sudah mengincar Gio sebagai target yang harus mereka eksekusi segera dengan caranya masing masing. Namun penangkapan mahasiswa yang melibatkan putra putri mereka membuat keduanya mau tidak mau bergerak bersama.

"Menurut lo, kejahatan apa yang dilakukan dosen muda sepertinya?" Dandy memecah keheningan dan ketegangan diantara mereka. Dia bergeleng kepala pelan, "padahal dia ini kelihatan kayak orang bener loh, ganteng pula."

"Nggak tau." 

Rupanya salah satunya tidak tertarik dengan obrolan ini. Robi lebih memilih fokus mengemudi sembari mengawasi mobil biru tua yang melaju santai di depan mereka ini.

"Menurut lo saja Rob, gue kan cuma nanya."

Robi menghela napas pelan, "bukannya itu malah jadi tugas lo? Menganalisa petunjuk yang ada terus menyimpulkan semuanya?"

"Nah itu tau, kalo kita bisa jadi tim yang hebat, kan? Ayolah, mengenang masa muda sesekali." Dandy tersenyum menatap Robi.

"Wanita, obat, dan uang. Karena sepanjang hidup gue cuma berurusan sama hal hal kayak gini dan lo datang lagi setelah bertahun tahun mengurusi hukum, pasti si Gio ini juga berhubungan sama ketiga hal ini."

Nostalgia tidak terhindarkan, Dandy teringat masa masa dimana mereka pernah bekerja sama demi keadilan yang diperjuangkan. Nyatanya kenangan buruk tidak hanya milik mereka yang di masa depan hidup tidak baik baik saja. Misi rahasia itu merenggut nyawa rekan Robi yang kemudian membuatnya begitu putus asa, Dandy yang bersimpati pernah ikut terlibat mengusut kejanggalan yang ada namun semua berakhir sia sia. Luka paling menyayat hatinya bukan karena pisau atau senjata api namun melihat putra rekannya yang hidup sebatang kara dan memilih untuk mengakhiri hidupnya diusia yang begitu muda.

"Mungkin ada benarnya tapi wajah yang polos itu memang menyembunyikan kejahatan. Kekerasan di Taman Bermain Matahari tau kan? Itu juga berhubungan dengan orang orang Artemis."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 28 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

BERJIWATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang