12|Romansa

29 5 2
                                    

Jalea selalu menjadi orang pertama yang Giwang tunggu kedatangannya, namun kenyataannya Giwang menjadi orang terakhir yang Jalea datangi.

===

Bagaimana Jalea yang hampir dua hari tidak mendapat kabar mengenai kekasihnya? Tentu saja walaupun dia tidak ikut mencari bersama bunda dan ayah, dia bertanya dan meminta beberapa kenalannya untuk mencoba menemukan keberadaan Giwang juga mencari tahu kejadian yang sebenarnya. Ya, ini hanya sebagian kecil yang bisa dia lakukan, lagipula gadis ini juga seorang model yang meragkap menjadi pengusaha demi melanjutkan bisnis Wiratmadja.

Setelah mengetahui kabar Giwang yang dirawat di Apollo Medical Center, Jalea membatalkan dua rapat untuk hari ini dan absen dari undangan pernikahan temannya. Bunda sebenarnya juga sudah memberikan kabar untuk membuatnya sedikit tenang;

Lea, Giwang udah ketemu. Gak apa apa kok, tapi kakinya sakit lagi.

Ralat! Bukan membuatnya sedikit tenang, tapi malah membuatnya kelabakan. Sejak semalam Jalea tidak tenang karena memikirkan keadaan Giwang, dia tahu betul bagaimana kondisi lelakinya. Sayang, pagi tadi ada agenda mendesak yang tidak bisa ditinggalkan sehingga membuat Jalea harus bersabar menunggu sampai siang untuk bisa menjenguk kekasihnya.

Jalea selalu menjadi orang pertama yang Giwang tunggu kedatangannya, namun kenyataannya Giwang menjadi orang terakhir yang Jalea datangi.

"Giwang?" Jalea memanggil dari ambang pintu.

"Jalea!" Giwang tersenyum begitu lebar saat mendapati kekasihnya sudah datang.

"Kata bunda kakinya sakit lagi ya?" Jalea mendekat.

Giwang mengangguk, "mungkin beberapa minggu ini harus pakai tongkat lagi! Maaf ya nanti kalau kencan kita juga jadi berantakan."

"Ih, ngomong apa sih--" Jalea mengelus pelan pipi Giwang yang masih memerah karena entah bekas pukulan atau semacamnya, "--kencan dipikir nanti lagi, sekarang fokus penyembuhan dulu! Pasti harus terapi lagi, kan?"

Giwang mengangguk sembari menatap Jalea dengan wajah yang terlihat seperti anak kucing yang ingin menangis karena tidak diberi biskuit ikan yang diinginkan.

"Lagian kamu nih udah aku bilangin kalo mau aksi itu yang penting jangan sampai kelihatan, nggak perlu orasi atau apapun itu!"

"Aku nggak orasi kok sayang... Gatras yang sempat bicara di depan mahasiswa, tapi kayaknya ada orang yang lihat dia samperin aku sih. Tapi nggak apa apa kok. Harusnya."

Jalea hanya bisa tersenyum sembari mengelus punggung tangan Giwang, "besok besok kalo dikasih tau dengerin!"

Giwang mengangguk dan tersenyum, membalas untuk menggenggam tangan Jalea.

"Gatras gimana? Katanya luka juga orangnya."

"Semalam sih kata ayah ada Gatras di sini, tapi aku juga belum ketemu."

"Kalo Sadira?"

"Ada-- orangnya ternyata bar bar banget ya."

"Sadira tuh terlalu berani, orangnya paling nggak bisa diam makanya aku tenang kalo Sadira sama kamu."

"Jale, tapi kamu tau kan kalo Sadira--"

"--tau!" Belum selesai Giwang berucap, Jalea sudah sigap menjawab, "aku tau kalo Dira suka sama kamu, nggak apa apa! Aku percaya sama kamu, Giwang."

Sayangnya, romansa ini tidak bisa berlanjut lebih lama. Giwang tidak tahan untuk membuka mata terlalu lama, kantuk selalu datang setelahnya menelan obat-obatan yang diresepkan. Begitupula dengan Jalea yang harus kembali pulang, meskipun di rumah gadis itu tetap akan duduk manis di meja kerja dan menyelesaikan pekerjaannya.

BERJIWATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang