OO. Prolog

111 40 45
                                    

"Banyak yang bilang, Mavelino itu berandal, itu benar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Banyak yang bilang, Mavelino itu berandal, itu benar. Mavelino itu idaman wanita, itu benar. Mavelino itu suka mematahkan hati para wanita, itu benar. Mavelino itu tidak bisa diatur, itu juga benar. Tapi hanya ada beberapa orang saja yang bilang bahwa, Mavelino itu juga bisa memperjuangkan satu wanita saja dalam hidupnya."

••••

Mavelino Adicakra, pemuda berdarah sunda kelahiran Bandung, 25 Oktober tahun 2000 itu sedang menunggu seseorang di Stasiun Kiaracondong, Bandung. Sejak tadi kehadirannya bagaikan magnet bagi orang-orang yang berada di sekitarnya, terutama kaum hawa. Bagaimana tidak? Wajah tampan serta tubuh atletisnya begitu mencolok diantara lautan manusia yang berada di stasiun tersebut. Kemeja hitam dengan 2 kancing teratas yang sengaja dibuka dan celana jeans berwarna navy yang dipakainya sungguh membuat siapa pun setuju bahwa pemuda tersebut benar-benar tampan, ditambah dengan kacamata hitam yang bertengger apik di atas hidung bangirnya semakin menambah kadar ketampanan seorang Mavelino Adicakra.

Dengan langkah pastinya seraya mengabaikan tatapan orang-orang di sekitarnya, ia menghampiri seorang pemuda yang baru saja keluar dari pintu keberangkatan dan kepulangan kereta. Pemuda tersebut melambaikan tangan diiringi wajah cerahnya ke arah Lino.

"Bang Lino!" panggil pemuda itu.

"Yoo Bro! Udah lama gak ketemu ternyata malah makin cakep aja lo, Je."

Pemuda yang dipanggil Je atau kerap disapa Jenath itu hanya tertawa kecil menganggapi ucapan abang sepupunya itu, "Bisa aja lo Bang, gak ngaca kah? lo juga makin cakep gini buset, sampe pangling gue tadi."

Lino yang mendengar hal tersebut hanya terkekeh dan memilih untuk tak membalas ucapan Jenath, ia bergerak maju untuk memeluk sekilas adik sepupunya itu lalu merangkulnya keluar stasiun.

"Je, lo jadi pindah ke sekolah gue?" tanya Lino saat keduanya sudah berada di dalam mobil putih milik Lino.

Jenath mengangguk, "Jadi bang, besok senin gue udah mulai masuk." Jawabnya.

"Oke kalo gitu, besok lo berangkatnya bareng gue."

"Siap Bang."

Mobil yang dikendarai Lino pun melaju menjahui area stasiun, Jenath ingin segara sampai di rumah Lino untuk mengobrolkan banyak hal karena tadi tak sempat mereka lakukan di stasiun. Jenath yang memang kelelahan setelah perjalanannya dari Solo menuju Bandung itu memilih untuk mengobrol ketika sampai di rumah saja. Untuk saat ini lebih baik ia mengistirahatkan tubuhnya sejenak guna mempersiapkan hari esok di Kota barunya.


••••

"Je, kita mampir ke minimarket bentar ya, gue mau beli camilan dulu, dirumah udah pada abis soalnya." Ujar Lino kepada Jenath, yang di ajak berbicara pun hanya menggangguk sekilas sembari mengacungkan jari jempolnya.

Sesampainya di minimarket, Lino dan Jenath pun segera memasuki minimarket tersebut. Lino pun berjalan ke arah rak yang berisi beraneka ragam camilan diikuti Jenath yang berjalan di belakangnya.

Setelah dirasa cukup memilih berbagai camilannya, Lino pun menoleh ke arah Jenath, "Ada lagi yang mau sekalian lo beli?" tanya Lino.

Jenath menggeleng, "Gak ada Bang."

"Oke."

Keduanya pun lantas beranjak dari tempatnya dan berjalan menuju kasir, Jenath yang bertugas membawa keranjang berisi beberapa camilan yang akan mereka bayar pun memutuskan untuk berhenti sejenak karena kedua tali sepatunya lepas, ia pun segara berjongkok dan membenarkan tali sepatunya. Lino yang belum menyadari bahwa Jenath tertinggal di belakangnya hanya lanjut berjalan tanpa tahu jika di depan sana ada seorang perempuan yang berlari ke arahnya.

Brakkk

Lino yang merasa jika dirinya baru saja ditabrak oleh seseorang yang tidak dikenalnya alias perempuan yang tadi sedang belari pun terjatuh ke lantai minimarket sambil meringis pelan. Ia pun mendongak melihat ke arah oknum yang menyebabkan kecelakaan kecil ini terjadi.

Di waktu yang sama, perempuan tersebut pun menatap ke arah Lino dan cepat-cepat bangkit dari posisinya yang sama-sama terduduk di lantai lalu mengulurkan tangannya ke arah Lino.

Lino hanya melihat uluran tangan tersebut tanpa minat dan ikut bangkit dari posisinya. Ia menatap sinis perempuan yang telah menabraknya itu kemudian berdecak pelan sambil mendekat ke arahnya.

"Lo gak liat pakai mata kalau di sini itu ada orang?" tanya Lino dingin.

Perempuan tersebut pun langsung gelalapan sambil menampilkan raut wajahnya yang merasa bersalah. Jujur saja, ini memang salahnya karena berlari masuk ke dalam minimarket tanpa sempat melihat ke arah depan dikarenakan sedang terburu-buru. Akhirnya ia pun memberanikan diri untuk menjawab pertanyaan dari lelaki dingin di hadapannya.

"Maaf banget Mas, tadi saya buru-buru jadi gak sempet liat keadaan yang ada di depan saya, sekali lagi saya minta maaf ya Mas?" ungkap perempuan tersebut dengan nada penuh penyesalan.

"Seenggaknya lo harus tetep perhatiin keadaan walau lo terburu-buru sekalipun."

Lino pun segara melengos dari sana, mengabaikan perempuan tadi yang akan membalas ucapannya. Lino mendadak kesal sekarang, sampai tiba-tiba ia dikejutkan oleh kehadiran Jenath yang menepuk bahunya dari samping. Ia baru menyadari bahwa tadi, sewaktu ia sedang bersama perempuan yang menabraknya, ia tidak melihat kehadiran Ienath sama sekali.

"Sorry Bang, tadi tali sepatu gue lepas, jadi berhenti sebentar di belakang. Pas mau nyusul lo, gue liat lo lagi ngobrol sama cewek jadi gue berhenti lagi." Ucap Jenath.

"Kirain kemana, gue juga tadi gak nyadar kok Je." Jawab Lino.

Mereka pun lanjut berjalan ke arah kasir disertai dengan obrolan ringan, Jenath tadi ternyata tidak melihat kejadian yang sebenarnya, dengan begitu Lino pun tidak harus menceritakan kepada adik sepupunya tentang kejadian yang menimpanya dengan perempuan itu. Lagipula Lino juga enggan untuk menceritakannya kembali.

Tanpa Lino sadari, kejadian tersebut adalah awal mula dari kisah cintanya yang akan dimulai.

Tanpa Lino sadari, kejadian tersebut adalah awal mula dari kisah cintanya yang akan dimulai

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

••••

Helloo!

gimana nih prolognya? adakah yang bisa nebak cewek yang nabrak Lino tuh siapa? gampang banget nih jawabannya wkwkwk.

Semoga kalian suka dan tetep mutusin buat lanjut baca ceritanya yaa <3

Enjoy guys ^^

Sorry, I love youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang