8 ; Kehidupan Pernikahan

1.4K 186 8
                                    

Sudah cukup lama Harpnei terdiam di atas ranjang besar. Tempat yang begitu asing. Kasur empuk yang mungkin Harpnei nikmati beberapa tahun lalu.

'Apa aku diculik?' Batin Harpnei.

Bagaimana bisa seorang pembunuh bayaran diculik. Reputasinya pasti akan turun dan mungkin ia akan kembali dicambuk.

Membayangkannya saja Harpnei sudah merinding. Ia harus kabur bagaimanapun caranya.

Dengan tergesa Harpnei mengikat selimutnya menjadi sebuah untaian panjang. Ia akan turun dari jendela dan mengendap-endap keluar.

"Tidakkah tindakanmu itu sia-sia?"

Sebuah suara menginterupsi kegiatan Harpnei. Ia terkejut melihat sosok pemilik suara itu.

"Apa kau melihat hantu?" Grand Duke Parveen mengayunkan tangannya dihadapan Harpnei yang membeku.

"Apapun itu, datanglah ke ruanganku satu jam lagi. Pelayan akan membantumu bersiap."

Parveen berucap lalu pergi meninggalkan Harpnei yang masih penuh keterkejutan.

Beberapa saat kemudian.....

Dengan perlahan, Harpnei menuju ruang kerja Grand Duke dipandu oleh pelayan.

"Tamu Grand Duke telah tiba."

Entah mengapa tapi suasana ruang kerja itu nampak suram. Bahkan ada sebuah kasur di sudut ruangan. Seakan Grand Duke tidak pernah keluar dari ruangan ini.

"Siapa namamu?"

Tanpa mempersilahkan apapun, Parveen bertanya pada wanita dihadapannya.

"Saya Harpnei."

"Nama keluarga?" Parveen memastikan.

"Tidak ada, keluarga besar saya telah menghilang dan hanya menyisakan saya."

Parveen menaikkan sudut bibirnya. Rupanya wanita ini tidak ingin mengungkapkan yang sebenarnya.

"Harpnei Gourgea, anak kedua dari tiga bersaudara. Keluarganya bangkrut dan sebagian besar memutuskan untuk bunuh diri. Atau dibunuh seseorang."

"Dari mana anda mengetahuinya? Itu sangat tidak sopan." Harpnei dipenuhi kemarahan.

Rahasia akan dirinya yang sudah ia sembunyikan malah dibaca dengan lantang dihadapan banyak orang.

"Aku hanya membaca berkas yang diberikan asistenku. Baiklah kau boleh duduk."

Meskipun amarahnya memuncak, Harpnei tetap mematuhi perintahnya. Tidak ada alasan baginya untuk membantah seorang Alpha murni.

"Saya tahu apa yang anda mau. Akan saya ceritakan segalanya tapi setelahnya anda harus berjanji melepaskan saya."

"Bukan masalah besar." Parveen mengendikkan bahunya. Ia menerima tawaran itu.

Harpnei menceritakan segalanya. Tentang dirinya yang menjadi pembunuh bayaran untuk hidup dan seseorang yang menyewanya untuk membunuh Parveen.

Begitu detail hingga Parveen teringat.

Bahwa Harpnei adalah mantan tunangannya.

Parveen direncanakan akan bertunangan dengan keluarga Duke Gourgea dari timur. Hal ini dikarenakan Parveen hanyalah putra kedua. Posisinya tidak terlalu penting jadi dijodohkan dengan anak Duke saja sudah cukup.

Namun semua berubah sejak perang terjadi. Grand Duke dan kakaknya tewas di medan perang. Membuatnya harus naik di posisi Grand Duke tanpa persiapan. Tanpa pendidikan selain ilmu pedang.

Disisi lain keluarga Gourgea mengalami kebangkrutan. Krisis air di wilayah timur membuat bisnis yang mereka jalankan hancur.

Setelahnya pertunangan dibatalkan atas perintah Parveen. Meskipun begitu, keluarga Gourgea tetap mendapat intensif bulanan secara rutin sebagai ganti rugi. Namun setelah bertahun-tahun, Parveen tidak pernah mendengar nama keluarga Gourgea lagi.

F A T E [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang