18 ; Awal dari sebuah akhir (3)

761 128 5
                                    

Sebelum membaca, kasi aku ⭐ dan komen yaa biar makin semangat 😍



HAPPY READING 🩵

___________________________________

Sunoo's POV

Saat ini rasa nyeri begitu menusuk di hati ku. Sepertinya pedang kakak berhasil mengenai ku dengan tepat. Aku menutup mata sangat erat. Hanya ada satu pertanyaan dibenak ku.

"Apa aku sudah mati?"

Aku yakin tidak ada yang bisa menjawab pertanyaan itu. Atmosfer di sekitar ku menjadi lebih dingin. Inikah rasanya kematian?

Aku sudah pernah mengalaminya tapi entah mengapa kali ini berbeda. Aku membuka mata dan melihat hal yang tak pernah ku duga. Aku melihat kenangan ku di masa lalu saat aku masih hidup di Korea.

Pikiranku semakin terhanyut saat melihat ibu ku. Seseorang yang sangat aku sayangi, meskipun sekarang wajahnya saja telah ku lupakan. Akankah aku menjadi seorang anak durhaka?

Ku dengar suara lembut ibu yang bergumam tentang hal yang sebelumnya tak pernah aku tahu. Ibu menggumamkan tentang Sunville dan Ayah. Bagaimana bisa ibu ku yang berada di Korea mengetahui hal ini?

"Apa ibu juga membaca novel itu?" Pikir ku.

Ditengah kebingungan ku, aku merasakan sebuah tangan hangat menyentuh pundak ku. Aku terkejut setengah mati dan menepisnya dengan kuat.

"Huh? Kau sangat waspada seperti biasa."

Tangannya bersedekap dan menatapku dengan lekat. Aku bisa merasakan setiap gerakan matanya itu menguliti tubuhku dengan jelas. Suaranya sangat dalam hingga rasanya membuat ku merinding. Tatapan itu, seperti dia sangat mengenalku.

Pakaiannya sangat rapi dan tampak bukan berasal dari masa Kekaisaran Sunville. Aku semakin curiga dengannya.

"Siapa kau?!"

Tanya ku dengan nada membentak. Aku memundurkan langkah ku untuk menjauh darinya. Wajahnya sangat asing bagiku. Aku tidak pernah bertemu dengannya dimanapun.

Atau pernah?

Tiba-tiba kepala ku terasa sangat sakit diikuti suara berdenging di telinga ku. Aku mencoba meminta pertolongan dari sosok dihadapan ku ini tapi dia hanya diam saja.

Jahat.

Tanpa mengatakan apapun, ia melangkah mendekat padaku lalu menyentuh kepalaku.

"Tenanglah, aku ada di pihakmu."

Seketika cahaya hangat muncul dari telapak tangannya dan menghilangkan rasa sakit yang aku rasakan. Aku mendorong nya menjauh.

Aneh. Kenapa pria ini bisa melakukan sihir?

"Aku tanyakan sekali lagi, siapa dirimu?"

Ia menghela nafas panjang begitu mendengar pertanyaanku.

"Kau tak pernah berubah ya, Sunoo? Selalu banyak pertanyaan. Duduklah dulu, kepala dan jantung mu harus ku obati."

Begitu mendengar jawabannya, aku langsung melihat kearah dada ku yang ternyata sudah bersimbah darah. Apa dia malaikat pencabut nyawa? Apa aku akan benar-benar mati sekarang?

Aku jatuh terduduk. Sosok itu mulai mendekat lagi. Sebuah cahaya hangat kembali muncul dan menyembuhkan ku. Ia benar-benar mengobati ku.

"Aku rasa sudah cukup."

"Jadi kau akan menjawab pertanyaanku?" Aku bersusah payah untuk berbicara meskipun tubuh ku sudah tak dapat merasakan apapun.

"Inikah yang aku dapatkan setelah mengobati mu? Bukan ucapan terima kasih?"

"Aku tahu kau tak membutuhkannya. Sekarang jawab pernyataan ku. Siapa dirimu?!"

"Jika aku mengatakan bahwa aku yang menciptakan mu, apa kau percaya?"

Aku yang sedari tadi berusaha berdiri langsung terduduk kembali. Kaki ku terasa sangat lemas.

Benar.
Itulah mengapa aku merasa pernah bertemu dengannya. Dialah yang memberiku kekuatan dan mengembalikan ingatan-ingatan itu.

"Huft, aku yakin seseorang yang sangat rasional seperti mu pasti tidak percaya. Bagaimana ya aku harus menjelaskannya-"

"Aku percaya." Sahut ku sebelum dia menyelesaikan ucapannya.

"Oh? Jauh lebih mudah dari yang ku kira." Ia terkekeh lalu membantu ku berdiri.

"Jelaskan padaku kita berada dimana. Kenapa aku bisa sampai disini?"

"Ini adalah alam antara kehidupan dan kematian. Ya, kau sudah mati tadi tapi beruntung aku berhasil menangkap jiwa mu kembali."

Aku terdiam dan mencerna setiap ucapannya. Jadi pedang kakak benar-benar menembus ku ya.

"Sungguh aneh membicarakan hal yang tidak masuk akal. Tapi sebelum itu, aku harus memanggil mu dengan apa?"

Ia tampak terdiam menatapku.

Kenapa? Aku hanya menanyakan namanya kok.

"Aku tidak pernah dipanggil dengan sebuah nama. Orang-orang memanggil ku dengan sebutan semacam dewa. Sepertinya dulu sekali, aku memiliki nama. Mungkin kau bisa memanggilku dengan nama itu." Ia terkekeh lalu menyeringai padaku.

"Jadi?"

"Aku Jake."

-TBC-

VISUALISASI

Jake(The One)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jake
(The One)

F A T E [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang