1
kim jongin, pria manis yang selalu ceria dan selalu penuh tawa. seseorang yang benar-benar menggemaskan untuk orang-orang yang ada di sekitarnya. jongin bekerja sebagai pegawai kantoran biasa, mengolah data dan menginput data pemasukan dan pengeluaran keuangan di sebuah perusahaan yang bergerak di bidang hiburan khususnya mengembangkan beberapa jenis game.
tapi akhir-akhir ini jongin kehilangan senyuman dan juga tawanya. setelah sang ibu tiba-tiba sakit dan dibawa ke rumah sakit jongin jadi jarang tertawa dan terlihat tidak baik-baik saja. karena jongin harus menjaga sang ibu dan juga tetap bekerja seperti biasanya. sudah satu minggu penuh ibu di rawat di rumah sakit dan hari ini masa observasinya selesai dan seharusnya dokter akan memberikan kejelasan tentang apa sebenarnya yang terjadi pada ibu jongin.
hari ini jongin pulang lebih awal dan langsung menuju kerumah sakit untuk segera tahu sakit apa yang ibunya derita. jongin benar-benar merasa super khawatir tentang keadaan sang ibu. semakin khawatir karena masa observasi yang benar-benar panjang, satu minggu penuh jongin dilanda kegelisahan dan kekhawatiran. melihat sang ibu sakit saja sudah cukup membuat dunia jongin hancur.
jongin duduk berhadapan dengan seorang dokter yang cukup muda, dokter yang merawat sang ibu. park chanyeol, nama yang tertera pada name tag yang ada di jas dokternya.
"tuan kim? anda adalah wali dari nyonya jang seohyun?" tanya dokter park pada jongin.
"ya dokter, jadi ibu saya sakit apa?" tanya jongin tidak sabaran.
"setelah melakukan observasi penuh selama satu minggu kami mengambil kesimpulan jika nyonya jang menderita tumor yang ada di kepalanya. bukan tumor yang ganas tapi kemungkinan akan berubah menjadi ganas jika tidak segera diangkat. proses operasi ini membutuhkan biaya yang tidak sedikit memang tapi jika tidak dilakukan ibu anda akan merasakan sakit yang luar biasa di kepalanya dan bisa jadi akan mengalami hal seperti ini lagi dan lagi. tolong untuk bisa dipertimbangkan terlebih dahulu tuan kim" ucap dokter park panjang lebar yang membuat air mata jongin mengalir begitu saja.
jongin hanya mendengar jika ibunya sakit, harus melakukan operasi segera dan jongin harus segera menyedaiakan uang untuk operasi ibunya jika tidak ibu akan merasakan sakit terue menerus. jongin menunduk dan menutup wajahnya dengan kedua tangannya kembali menangisi rasa sakit yang harus ibunya tahan. jongin juga mengingat uang yang ada di rekeningnya. jongin memang memiliki uang sedikit uang tapi jongin yakin jika uang miliknya tidak akan cukup untuk biaya operasi ibunya dan juga biaya rawat inap pasca operasi yang harus dirinya tanggung. jongin kemudian berdiri membungkuk kearah dokter park.
"ibuku akan dioperasi apapun caranya dokter jadi tolong tunggu sebentar saja hingga aku punya cukup uang untuk membuat ibuku merasa lebih baik. jadi selama itu aku mohon dokter, tolong rawat ibuku dengan baik dan ringankan rasa sakit yang akan ibuku rasakan. aku permisi"
ucapan panjang jongin yang meluncur begitu saja. jongin juga langsung beranjak dan berjalan keluar dari ruang dokter park. jongin mengusap air matanya dengan kasar sambil berjalan menjauhi ruangan dokter park itu dengan langkah yang berat.
ibu adalah satu-satunya orang tua yang jongin miliki hingga saat ini. ibu adalah satu-satunya tempat dimana jongin bisa bersandar,bebas melakukan apapun dan bebas mengeluhkan apapun tentang kehidupannya. jadi untuk jongin ibu bukan hanya seseorang yang melahirkannya, membesarkannya dan menndidiknya saja sebagai orang tua satu-satunya jongin tapi ibu juga adalah teman hidup jongin dan segalanya milik jongin.
jongin duduk di depan ruang rawat sang ibu, mencoba berfikir apa yang harus jongin lakukan dan kira-kira dari mana uang untuk operasi sang ibu akan jongin dapatkan. jongin menghela nafasnya panjang karena opsi meminjam pada perusahaan dimana jongin bekerja bukanlah solusinya. jongin tidak mungkin bisa meminjam dengan nominal yang banyak. jongin hanya karyawan biasa dengan gaji biasa yang jelas tidak memiliki jaminan apapun untuk di tukarkan dengan uang sebanyak itu.