ALTHAREZA || ENAM BELAS

28 14 3
                                    


••••••••••

HAPPY READING!!!

••••••••••

TANDAI TYPO!!


•••••••••••••

"Titik terlemah gw ada di lo!"

•••••••••


DORR!

“AAAA!!”

Bruk!

Ela meringis kala punggungnya dengan keras terbentur dinding pembatas. Rafa mengukungnya dari sebuah peluru yang hampir menembus kulitnya. Suara tembakan membuat ricuh satu sekolah.

“Raf..” panggil Ela lirih. Rafa menatapnya penuh.

“lo sembunyi sekarang. Jangan keluar sebelum semuanya bener – bener aman” titah Rafa kepada Ela.

“gue takut”

“please El. Sembunyi sekarang”

Rafa beranjak. Ia segera melihat kericuhan apa yang terjadi. Ia berbalik menatap Ela kembali. Memberikan kode untuk Ela segera bersembunyi.

“sembunyi El” teriaknya. Ela segera berlari mencari tempat persembunyian.

Rafa mengumpat kala melihat ke lantai dasar. Gerbang yang di dorong paksa oleh para anggota dibawah pimpinan ketua laknat yang seketika membuat amarah Rafa meningkat.

“Hen. Lo bawa semuanya berlindung. Vero lo bantu Mahen. Sisanya ikut gue ke bawah”

Perintah Rafa diikuti. Semua anggotanya berpencar seakan sudah paham dengan tugas masing – masing. Pasalnya hal ini terjadi kala jam istirahat tiba yang pastinya banyak warga SMA Erkanse yang berada diluar ruangan.

Kini rafa dan beberapa anggotanya sudah berdiri tepat di depan gerbang masuk sekolah. Sudah ia duga  bahwa anggota Bragazo penyebab kericuhan yang terjadi.

Rafa sedikit dibuat bingung dengan anggota Bragazo yang banyak membawa senjata. Terlihat Zero tersenyum sinis kea rah Rafa. Rafa membalas tatapan tidak kalah sengit.

“baru kali ini gue liat keturunan Altha melindungi seorang gadis” sindir Zero. Ia mengelus pistol ditangannya seakan itu adalah peliharaan yang begitu ia sayang.

“mau kalian apa!” sentak Gavin. Ia tidak habis pikir dengan jalan pikiran Zero dan kawanannya menyerang sekolah di jam seperti ini.

“mau gue? Kalian semua tunduk dan keturunan Altha harus bayar semua dosa mereka di masa lalu!!” balas Zero dengan begitu emosi. Sorot matanya begitu penuh dendam. Rafa tersenyum sinis.

“pengecut, payah dan bodoh” ujar Rafa santai namun berhasil memancing amarah Zero melebihi awal.

“bangsat!”

DOOR!

Hening sesaat. Bahkan Gavin dan anggota yang lain sempat menahan napas. Kala satu tembakan diarahkan kea rah Rafa. Hingga beberapa detik berlalu tawa Rafa memecah keheningan. Gavin menyadari bahwa tidak ada peluru yang keluar dari  pistol tadi,.
Rafa bertepuk tangan sambil tertawa. Mengejek kebodohan Zero kali ini. Sial Zero di permalukan oleh Rafa. Saking emosinya ia bahkan melupakan bahwa peluru di dalam pistolnya hanya satu dan telah ia tembakkan sebelumnya.

“serang!!!” teriakan Zero menambah kericuhan yang  tidak bisa dielak lagi. bahkan di detik berikutnya  sudah dipenuhi suara bugeman dan pukulan demi pukulan. Tulang patah dan beberapa serangan dengan senjata terdengar. Sungguh terdengar berisik sekali.
Bahkan guru dan beberapa murid yang telah diamankan begitu cemas di dalam tempat persembunyiannya. Tidak menyangka akan terjadi kericuhan sebegitu besar hari ini.

ALTHAREZA (TAHAP REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang