🪶TANDAI TYPO!
HAPPY READING!!
TINGGALKAN JEJAK KALIAN YA.
••••
"Sulit sekali memberi pengertian tentang hal yang tidak ingin kamu mengerti. Dan terlalu rumit menjelajah duniamu ditengah embun yang tebal ini"
•••••
Ela baru saja turun dari sebuah taxi. Ia baru saja sampai di depan rumah. Kejadian yang menegangkan dan membingungkan hari ini sangatlah menguras tenaga. Ela melangkahkan kakinya menuju pintu utama.
“dari mana aja lo?”
Pertanyaan dingin dari seseorang terdengar. Ela mendongak cepat melihat suara yang terdengar familiar itu. Wajah dingin menatap lurus kea rah Ela. Rafa berdiri tegap menatapnya dengan hawa dingin. Seragam putih abu masih menyegel tubuh atletisnya.
“baru pulang jam segini, abis open kemana?” ujar Rafa tanpa berpikir.
“Raf”
“pulang jam segini. Di telpon ama yang lain gak angkat. Ngilang gitu aja di sekolah. Biar apa lo begitu?” sungut Rafa dengan emosi yang tersirat.
“Raf, gue bisa jelasin. Tadi gue sembunyi di toilet dan gue denger suara lo manggil gue dan gue”
“alasan. Lo mau nyari sensasi kan biar kesannya gue gak jagain lo dan lo bakalan ngadu ke Eyang” potong Rafa. Ela menggeleng kuat mendengar tudingan Rafa padanya.
“Raf gue jujur. Gue beneran denger suara lo” sahut Ela berusaha meyakinkan.
“bacot lo!”
Rafa mendekati Ela. Ela melangkahkan mundur kakinya. Dengan langkah panjangnya Rafa berhasil mencengkram kuat bahu Ela. Ela menahan ringisan kala Rafam akin memperkuat cengkramannya.
“gue minta maaf” ujar Ela. Nada bicaranya bergetar.
“R, Raf. Sakit..” ujar Ela lirih.
Rafa segera melepas cengkraman di bahu Ela. Ela sedikit terdorong ke belakang dibuatnya. Rafa menatap kea rah lain. Ia tidak ingin melihat wajah kesakitan Ela.
“sampai gue denger lo ngadu hal yang enggak – enggak ke Eyang. Abis lo!” ancam Rafa.
Ia segera kembali ke motornya dan menancapkan gas menjauh dari Ela. Ela menatap nanar kepergian Rafa dari hadapannya.
“Afa… “
••~~••~~••~~•
Bayangan wajah kesakitan Ela memenuhi pikiran Rafa. Ia bahkan kesulitan focus mengendara. Rafa menghentikan laju motornya. Ia melirik jam di pergelangan tangan kirinya. Sedari tadi ia tidak pulang. Rafa melepas helm fullface nya. Ia menghela napas dan menetralkan emosinya yang akhir akhir ini gampang sekali terpancing dengan hal kecil.Bunyi notifikasi dari ponselnya menghalihkan perhatian Rafa. Rafa segera merogoh saku dan melihat nomor tidak di kenal melakukan panggilan suara. Dahi Rafa menyernyit, ia tidak mengenal nomor asing ini, tanpa bas abasi ia segera menekan tombol merah dan hendak kembali menaruhnya di saku. Namun, nada notifikasi kembali terdengar. Rafa kembali melihat layar dan mendapati pesan dari nomor asing barusan.
0812xxxxxxx
“Bagaimana, siap untuk bermain lagi?”
Rafa mengeram kesal. Ia bahkan meremas kuat ponselnya. Tanpa berpikir panjang Rafa menekan laman chat dan menekan tombol blokir. Ia mengetikkan sesuatu di layar dan kemudian memasukkan ponsel ke saku dengan benar.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALTHAREZA (TAHAP REVISI)
Teen FictionRafa dan Ela bocah berbeda gender yang saling mengasihi satu sama lain dimasa kecil. Rafa begitu menyayangi Ela hingga membuat ia memberikan janji terhadap Ela. Namun kejadian naas menimpa keduanya membuat hubungan mereka renggang dan seakan tidak p...