ALTHAREZA || DUA

72 68 31
                                        

*******

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*******

HARGAI PENULIS DENGAN MEMBACA CERITANYA!
TINGGALKAN JEJAK SEBAGAI BENTUK APRESIASI ANDA.

•••••••

Waktu hukuman telah selesai, keempat remaja itu bergegas menuju kantin. Rasa kering kerongkongan mereka harus segera dialiri air. Kantin sekolah SMA ERKANSE telah padat dipenuhi siswa dan siswi yang hendak mengisi perut. Tak khayal untuk keempat remaja yang tak lain Gavin, Vero, Mahen dan jangan lupakan Ela yang dipaksa Gavin ikut Bersama.

"si Rafa gak masuk?" tanya Vero memecah keheningan setelah beberapa menit hanya dentingan sendok yang terdengar

"iya kayaknya" Gavin menyahut

"tuh orang sibuk banget akhir akhir ini"

"ya gimana udah tugas dia, siapa lagi penerus tunggal selain Rafa" sahut Mahen benar adanya

"El, napa lo?" tanya Gavin menatap ke arah Ela yang hanya diam tak bersuara

"hah, gue gapapa" sahut Ela

"muka lo pucat amat kek mayat" celetuk Mahen

"lo beneran gapapa" tanya Gavin khawatir

"gapapa aelah, bacot lo"

"bener ........'

"WATSAPP BROO!!" seru remaja lelaki merangkul akrab pundak Gavin sontak urung pertanyaannya terhadap Ela

"bakalan nge reog nih kalo ada lo" sahut Vero menatap malas manusia berbeda jurusan itu.

"ayang kok gitu sama aku" ujar nya sok dramatis beralih mencolek dagu Vero manja

"Arpan Asu, geli gue anj"

"ayang sok geli, tadi malam aja minta nambah terus" sahutnya ambigu

"yakan enak" sahut Vero Kembali mengingat sate hati buatan Arpan tadi malam.

"gila lo berdua beneran belok?" ujar Mahen

"bukan temen gue pliss bukann" ujarnya lagi

PLAK!

Mahen meringis memegangi kepalanya yang baru saja ditimpuk sendok oleh Arpan. Ya Arpan. Salah satu sahabat mereka yang memilh jurusan berbeda yaitu IPA. Entah kerasukan jin apa, Arpan sangat menyukai Biologi.

"ente kadang kadang ente" ujarnya

"anjing sakit bego, gue aduin ayang Gavin gue lo"

"berani deketin gue, gue banting lo!" sinis Gavin sembari mengambil ancang ancang

"mampus" sahut Vero bertos ria dengan Arpan

Ditengah candaan garing yang tercipta atensi mereka beralih menatap Ela yang berdiri. Wajah pucat nampak terlihat jelas terpatri disana.

ALTHAREZA (TAHAP REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang