ALTHAREZA || TUJUH

54 58 15
                                    

******

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


******

HARGAI PENULIS DENGAN MEMBACA CERITANYA!
TINGGALKAN JEJAK SEBAGAI BENTUK APRESIASI ANDA.

•••••••

HEYYO
JUMPA LAGI

*******

GIMANA KABAR KALIAN???

*****

ALWAYS BAIK DONG YA!!

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

"Hanya waktu yang menjadi penentu. Sebuah kisah yang belum mendapati ujung dengan jalan yang penuh warna abu"


(Arshela)

******

Sesuai dengan janji Yesa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sesuai dengan janji Yesa. Ia akan memenuhi keinginan Ela untuk berjalan-jalan. Seperti rencana awal mereka akan menemui kediaman orang tua Ela. Disini lah mereka berada, pemakaman luas dengan banyak batu nisan tertata. Ela memakai dress panjang selutut dengan tas mungil memegang erat dua karangan bunga mawar hitam ditangannya. Ia berjongkok di antara dua makam yang saling berdampingan. Hembusan napas keluar. Ela meletakkan bunga itu di nisan keduanya.

"Mah Pah, aku datang. Datangnya sama kak Yesa"

Yesa hanya diam memperhatikan raut wajah Ela yang tampak begitu sedih. Ia pun menyadari betapa rindunya gadis itu dengan kedua orang tuanya. Ela mendongak menatap Yesa yang membalas dengan senyuman ke arahnya.

"kak Yesa, boleh minta waktu buat ngobrol sama orang tua El sebentar" ujar Ela. Yesa mengangguk setuju.

"panggil kakak kalo perlu sesuatu" sahut Yesa mengelus rambut Ela

ALTHAREZA (TAHAP REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang