21 - Happy Birthday

2K 209 21
                                    



Alat pendeteksi detak jantung yang berada di samping brankar Taehyung masih berbunyi dengan normal, tanda bahwa Taehyung masih bersama Jungkook yang kini sedang menggenggam tangannya.

Jungkook tidak pernah beranjak dari tempat duduknya. Dia terus menggenggam dan sesekali mencium tangan Taehyung. Dia takut jika dia lengah sebentar atau bahkan pergi, dia akan kehilangan Taehyung selamanya.

Dia tidak pernah menyangka jika keadaan Taehyung akan se-serius ini. Semalam setelah dia sampai di rumah sakit, Hoseok sudah menunggu untuk memeriksanya. Dan apa yang Hoseok katakan seperti sebuah gong yang menghantam jantungnya.

"Taehyung mengalami shock. Aku tidak dapat memastikan kapan dia akan sadar. Kita harus menunggu keajaiban datang."

Jungkook sangat berharap apa yang Hoseok katakan mungkin saja tidak benar. Taehyung akan sadar dengan cepat. Tapi.... Ini sudah satu minggu, dan Taehyung belum juga sadar.

Jungkook sudah seperti orang yang tidak terawat. Kumis dan jenggotnya mulai tumbuh dan dia membiarkannya begitu saja. Kantong matanya menghitam karena jarang tidur. Bagaimana mungkin dia bisa tidur dengan nyenyak disaat Taehyung saja masih seperti ini. Dia takut jika dia akan kehilangan Taehyung.

Jungkook terpuruk dan terus-menerus menyalahkan dirinya sendiri. Dia mengatakan kalau dia yang sudah membuat Taehyung seperti ini.

Pintu terbuka, namun Jungkook tidak menoleh sama sekali.

"Bagaimana keadaan Taehyung saat ini?" Itu adalah Yoongi yang datang bersama Jimin.

"Masih sama, hyung. Belum ada perkembangan sama sekali."

"Pulanglah! Aku dan Jimin yang akan menjaga Taehyung di sini. Kau seperti mayat hidup sekarang. Kau sudah tidak memperhatikan dirimu sendiri. Lihatlah, kumis dan jenggotmu sudah tumbuh."

"Aku seperti kehilangan arah, hyung. Aku tidak tau kenapa aku bisa selemah ini sejak Taehyung berbaring di sini. Ini sudah satu minggu dan dia belum membuka matanya. Aku rindu ocehannya, hyung. Aku rindu dia merengek meminta makan kepadaku. Tapi terakhir kali, aku malah membiarkan dia tidak makan seharian. Kenapa aku malah menuruti kemarahan dan ketakutanku kepadanya? Kenapa aku membuatnya menangis? Kenapa aku membuatnya takut? Kenapa aku mengabaikannya? Kenapa aku tidak peduli kepadanya saat itu? Kenapa aku memarahinya dan membentaknya? Kenapa aku.... Kenapa aku memintanya sembuh agar dia bisa pergi dari hidupku? Ini semua karena kesalahanku, hyung. Bahkan aku tidak bisa memaafkan diriku sendiri."

Yoongi menepuk pundak Jungkook berulang kali dengan pelan seolah berusaha menenangkannya.

"Jangan menyalahkan dirimu sendiri. Aku yakin Taehyung tidak akan membencimu. Bahkan saat ini meskipun dia belum sadar, aku yakin dia pasti sangat merindukanmu. Jadi, pulanglah dan istirahat yang cukup. Agar saat dia bangun nanti, dia tidak akan melihat keadaanmu seperti ini. Jangan membuatnya sedih kalau kau seperti ini, Jungkook-ah."

"Haruskah aku pulang, hyung? Dia tidak akan pergi disaat aku tidak di sampingnya, kan? Dia tidak akan meninggalkanku kan, hyung? Saat aku datang nanti, dia masih akan tetap di sini kan?"

"Taehyung akan tetap di sini, Jungkook-ah. Dia tidak akan pergi kemana-mana. Dia akan menunggumu untuk datang kembali. Jadi pulanglah. Aku dan Yoongi hyung akan menjaganya di sini." Ucap Jimin.

Jungkook mengelus lembut kepala Taehyung dan tersenyum ke arahnya. Dia berdiri dari tempat duduknya dan memberikan kecupan di keningnya.

"Baby, aku pulang dulu. Aku hanya pergi sebentar, jadi tunggu aku."

Little Taeby [KookV]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang