Cry me a river

38.3K 1.8K 136
                                    

****

Aku kaget mendengar pernyataan Liam tadi . Apa benar Harry mencintaiku?

Memang sih, Harry sering mengatakan kata-kata cinta untukku , tapi aku menganggap dia cuma bercanda . Aku tidak berani menganggap perkataanya itu serius, karna aku takut kecewa .

Apa benar Harry rela melakukan apapun hanya untuk melihatku tersenyum?

****

"Lil, wake up! Sudah jam 9 nih, bukannya kamu harus latihan?" Ucap seseorang membangunkanku . Aku kaget mendengar perkataanya yang mengatakan bahwa sekarang sudah jam 9 , lalu aku langsung berlari ke kamar mandi dan bersiap latihan .

****

"Terimakasih Harry sudah membangunkanku! Aku pergi dulu ya, bye !" Ucapku tergopoh-gopoh . Semua orang menatap heran kearahku

"Mau aku antar?" Tawar harry .

"Antar naik apa,huh? Mobilnya kan masuk bengkel." ucap Olivia sambil terkekeh pelan . Louis tertawa kencang dan berkata "taktik pendekatan mu gagal rupanya." . Semua jadi menertawakan Harry , sedangkan aku sudah blushing duluan mendengar ledekan mereka .

"Tidak perlu, aku naik bus saja . Bye semuanya!" Ucapku .

"Wait Lil, bolehkah aku menemanimu? Aku bosan dirumah" ucap Harry lagi .

"Kau yakin? Aku latiannya lama lho, karna aku besok kan sudah tampil.." jawabku

"Yakin, yuk!" Ucap Harry semangat seraya menggandeng tanganku dan mengajakku keluar . Sebelum aku keluar aku sempat melirik ke arah Liam yang tersenyum penuh arti .

****

"Jadi kau biasa naik bus ya?" Tanya Harry . Saat ini aku dan Harry sudah duduk didalam bus .

"Yup" jawabku singkat .

"Kau tidak takut?" Tanya Harry lagi .

"Hah? Takut kenapa?" Tanyaku heran , ia terkekeh pelan .

"Takut diapa-apakan sama orang iseng selagi kau didalam bus sendirian" ucap harry pelan . Aku tertawa mendengar perkataannya lalu menjambak pelan rambutnya .

"Aku kan pemberani! Lagipula aku bisa jaga diriku kok . Kau tau? Dulu sewaktu aku masih sekolah di elementary school aku juga ikut karate lho." Ucapku bangga

"Kau serius?" Tanya Harry kaget . Aku mengangguk mantap .

"Serius . Soalnya dulu aku pernah dibully sama teman-temanku hanya karna aku menari.. sewaktu ayahku tau aku dibully , ia malah mendaftarkan aku ke club karate . Katanya agar aku bisa melawan teman2ku yang membully ku." Ucapku sambil terkekeh pelan . Aku tertawa mengingat masa kecilku dulu .

"Kau pernah di bully hanya karna kau penari? Memangnya kenapa kalau kau menari?" Tanya Harry lagi . Aku mengangkat bahu , Jujur aku juga tidak tau kenapa mereka melakukan itu . "Mungkin mereka hanya iri pada bakatmu" lanjut Harry lembut , ia menatapku dalam dan mengelus rambutku . Sumpah, ditatap seperti ini aku jadi salah tingkah . Aku mengedrkan pandangan mataku sembarangan, aku tidak kuat melihat mata Harry . Aku benar-benar salting dipandangi seperti ini . Ketika aku melihat leher Harry, tidak sengaja aku melihat sebuah kalung yang sangat kukenal . Itukan kalungku? Kok bisa di Harry?

****

"Kenapa kalungku ada di kauuu?" Ucapku kaget . Harry melirik lehernya , lalu tersenyum lebar menunjukkan deretan giginya yang Menurutku seperti gigi kelinci .

"Sewaktu kau di London aku menukarnya dengan kalungku" ucapnya malu-malu.

"Hah? Jadi kalung salib ini punyamu? Pantas saja rasanya aku pernah melihat kalung ini.." ucapku

FairyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang