02 - Ayah!

446 57 5
                                    

Dan disini Xiao Zhan berada. Di sebuah rumah bernuansa putih dengan beberapa action figur dan Lego yang terpanjang di hampir setiap rak yang ada. Dia menatap jam yang berada dinding, pukul 11.45, itu berarti dia sudah berada disana sekitar 2 jam. Wow.

“Maaf, apa masih lama? Jika iya, saya akan kembali lagi nanti.” Xiao Zhan yang sudah kelaparan dan bosan setengah mati mendengus kesal mendengar jawabannya, “Maaf tuan, nyonya muda akan sampai beberapa menit lagi setelah menjemput tuan kecil. Mohon tunggu sebentar.”

Xiao Zhan menyenderkan tubuhnya pada sofa. Matanya sedikit berat karena lapar, bosan, dan ngantuk. Salahkan saja tuan rumah yang tidak menepati janjinya. Sebelum berangkat, dia sudah membuat janji pada calon bosnya kalau dia akan datang pukul 9 dan lihat, ini sudah hampir pukul 12 tapi calon bosnya tidak juga menunjukkan wajahnya. Jika bukan karena gajinya yang cukup tinggi dan keberlangsungan hidupnya, Xiao Zhan akan memilih untuk pulang.

Lama berperang dengan pikirannya, Xiao Zhan tertidur dengan posisi tubuh yang bersandar pada sofa, kepala yang mendongak dengan mulut yang tertutup rapat. Tolong jangan salahkan Xiao Zhan untuk hal ini, oke?

30 menit berlalu, Xiao Zhan masih tertidur pulas dengan posisi yang tidak berubah sedikitpun. Beberapa pelayan yang melihatnya tersipu karena ketampanan Xiao Zhan, ada beberapa pelayan yang berharap Xiao Zhan akan tertarik dengan anaknya, dan banyak lagi.

Suara derap kaki terdengar beriringan dengan celotehan khas anak kecil, melihat tuannya sudah kembali, para pelayan kembali pada tugasnya masing-masing. Saat ketua pelayan ingin membangunkan Xiao Zhan, Haikuan melarangnya.

“Fanxing!! Lihat! Kenapa orang gila itu tidur di rumah kita? Apa dia sudah tidak mempunyai tempat untuk tidur di luar sana?? Kenapa dia memilih jadi gelandangan di sini??” celotehan Goucheng membuat para pelayan yang mendengarnya menahan tawa mereka. Berbeda dengan Fanxing yang hanya menatap adiknya dengan senyum penuh peringatan.

“Goucheng, dia bukan orang gila. Berapa kali harus aku katakan? Lihatlah dia menggunakan pakaian yang rapih dan tidak terlihat berantakan seperti kemarin.” Goucheng menatap sang kakak kesal. Dia meloncat ke sebelah Xiao Zhan yang terlihat kosong, sedangkan Fanxing duduk di sofa yang berhadapan dengan Xiao Zhan.

“Lalu kenapa orang ini ada di rumah kita?? AH APA DIA AKAN MERAMPOK RUMAH KITA?!” Fanxing menghela nafasnya lelah, dia heran dengan adiknya ini, darimana dia mendapatkan pemikiran-pemikiran yang ajaib seperti itu. “Goucheng, jika kamu bertanya padaku, aku bertanya pada siapa??”

“Saya.” Suara serak khas orang bangun tidur membuat Goucheng terkejut, jika saja Xiao Zhan tidak memiliki reflek yang bagus, maka anak itu bisa dipastikan akan mencium lantai dengan mesra.

“YAK!! KAU MENGAGETKANKU!!” Xiao Zhan hanya menatapnya tanpa emosi. Xiao Zhan mengalihkan pandangannya pada ketua pelayan yang berdiri di sampingnya, “Maaf, bolehkah saya mendapatkan segelas air putih?” mendengar permintaan sopan dari Xiao Zhan, ketua pelayan itu cukup terkejut. Namun dengan segera ekspresinya kembali normal, dia mengangguk dan segera mengambil air yang diminta.

Keheningan tercipta di ruang tengah itu, bahkan Goucheng tidak membuka suara. Dia hanya duduk di sebelah sang kakak, dan menyenggol lengan Fanxing. Hal itu membuat Fanxing geram dan menggeser posisi duduknya menjauhi sang adik. Goucheng yang tidak peka dengan keadaan terus mendekati Fanxing membuat Fanxing terhimpit. “Goucheng, menjauh lah. Kau membuat sofa ini menjadi sempit.” Goucheng mencebik kesal, namun mengikuti perintah sang kakak.

“Tuan, ini airnya.” Perhatian Xiao Zhan teralihkan pada ketua pelayan yang memberikan air putih sesuai dengan permintaannya tadi. Dia mengangguk sopan, mengambil gelas itu dan meneguknya perlahan. Setelah tenggorokan sudah tidak terasa kering, dia meletakkan gelas itu di meja dan menatap pada kedua anak kembar dihadapannya.

Mama Wang dan ayah Xiao?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang