Xiao Zhan membuat makan siang dengan tenang seakan apa yang dia perbuat beberapa saat lalu bukanlah hal yang besar. Saat makanan sudah disajikan di atas meja. Dia menghampiri kedua anaknya yang baru saja pulang.
“AYAAHHH!!! LIHAT, TADI KITA BERMAIN KEJAR-KEJARAN DENGAN PENJAHAT AYAH. BINBIN MENGEMUDI DENGAN HEBAT, WUSHH WUSHH CIITTT WUSHH!! TERUS KITA BELI ES KRIM SETELAH BERHASIL LOLOS.”
Xiao Zhan menatap Yubin meminta penjelasan. “Tuan kecil hampir menjadi korban penculikan jika saja saya datang terlambat. Supir Li sudah ditangani langsung oleh jiejie, terakhir kondisinya kritis. Kebetulan, jendral ada disekitar kejadian. Beliau yang mengamankan jalan bagi kami.” Xiao Zhan mengangguk paham.
Xiao Zhan menatap Yibo agar membantu kedua anaknya berganti pakaian. Yibo yang paham langsung menuntut kedua anaknya untuk naik ke kamar mereka.
Xiao Zhan duduk di sofa yang masih berisikan para penatua itu. Dia melirik pada Yubin, “Yubin, bagaimana pendapatmu jika identitasku sebagai tuan muda diungkap karena pembunuhan keluarga Cao. Kau masih akan setia padaku?”
“Tentu saja. Haruskah aku sendiri yang membunuh mereka, ge?” Xiao Zhan tertawa, namun, dia hanya menatap Yubin dengan tenang. “Jangan terburu-buru, kau tau aku lebih suka mendengar rintihan kesakitan mereka.”
“Ayah!! Jeng jeng jeng! Kami sudah kembali, waktunya mamam!” Goucheng berlari pada gendongan sang ayah. Xiao Zhan mengangguk singkat sebelum membawa tubuh kecil itu ke meja makan.
Makan siang itu berjalan cukup canggung. Meskipun itu hanya berlaku untuk keluarga Cao, karena yang lain makan dengan tenang. Xiao Zhan menyeringai dalam hatinya setelah berhasil membungkam keluarga sombong itu.
Kecanggungan itu akhirnya dipecahkan oleh tuan besar Cao. “Tuan muda Xiao? Saya ingin berbicara dengan anda.”
Xiao Zhan hanya meliriknya tanpa minat. Dia memilih bergabung bersama kekasih dan kedua anaknya. Merakit Lego bersama—mengawasi Yibo dan Goucheng merakit Lego—menggambar dan lain sebagainya.
Keluarga Cao yang diabaikan menggeram kesal. “HEH SIALAN! APA KAU TULI?!” Dan teriakan tuan muda Cao membuat Xiao Zhan menyeringai.
Yubin tersedak ludahnya sendiri mendengar sang bos dibentak. Dia berkedip polos menanti respon sang bos. Xiao Zhan sendiri hanya menatap Yuchen dengan tenang.
Tak lama, suara mobil terdengar, “Tuan Muda, nyonya besar meminta saya untuk menjemput anda lebih cepat.”
Xiao Zhan menoleh ke sumber suara, “Oh, Shi Ying. Mommy bilang seperti itu? Baiklah. Ambil pakaianku di kamar. Aku akan membawa mobilku sendiri, kau kawal mereka.” Shi Ying mengangguk sopan.
Yibo membelalak kaget, siapa yang tidak kenal Shi Ying? Seseorang yang mampu membunuh satu organisasi dalam sekejap mata. Jenderal sekaligus tangan kanan dari ketua Black Lotus, dan rumornya orang itu hanya menuruti perintah sang ketua dan keluarga inti Xiao saja. Tunggu, JANGAN-JANGAN PEMIMPIN BLACK LOTUS ADALAH KEKASIHNYA SENDIRI?!
Xiao Zhan terkekeh geli melihat ekspresi Yibo yang menggemaskan di matanya. Dia mengusak rambut yang lebih kecil itu dan membawa Goucheng serta Fanxing kedalam gendongannya. “Ayo, bukannya anda penasaran dengan keluarga saya, nyonya muda?”
Yibo mengangguk kaku, dia mengekori Xiao Zhan dengan sedikit gugup. Xiao Zhan melemparkan senyum manisnya pada Yanli dan Zixuan yang juga terlihat sangat amat terkejut. Setelah mengisyaratkan Yubin untuk menjadi supir kedua tuan dan nyonya besar itu, lagi-lagi Xiao Zhan mengajak Yibo untuk lekas berjalan mengikutinya.
“Yibo, haruskah Gege menggendongmu juga?” Yibo langsung tersadar dari lamunannya. Dia gelengankan kepalanya dengan cepat dan langsung menarik pakaian Xiao Zhan dari belakang.
Singkat kata, singkat cerita, akhirnya mereka semua—Wang family + Xiao Zhan—sampai di mansion Xiao. Sesampainya mereka disana, sambutan meriah pun mereka dapatkan. Hal ini membuat para penatua dari kedua belah pihak menganga lebar.
Bagaimana tidak? Jika saat ini Wuxian, dan Jiang Cheng selaku menantu dari keluarga Xiao tengah teriak-teriak ala pemandu sorak lengkap dengan pakaiannya yang diikuti juga oleh Xie Yun selaku anak ketiga, dan Jingyi selaku menantu dari Wangxian. Sedangkan sisa anggota keluarga Xiao yang lain hanya bisa diam dengan wajah datarnya.
Xiao Zhan menatap sang ayah untuk meminta bantuan namun hanya dibalas dengan tatapan yang berartikan, ‘Kau seperti tidak tahu ibumu saja.’
Wuxian yang melihat sosok anaknya langsung berlari dan melompat ke arahnya. Hal itu membuat jantung keluarga Xiao dan Yanli mendadak berhenti beberapa detik.
“Wei Ying.”
Dengan penuh penekanan Wangji memanggil sang istri. Demi apapun, dia hampir saja terkena serangan jantung karena tingkah ajaib istrinya. Jika saja sang anak tidak memiliki refleks sebagus dirinya, bisa dipastikan jika kini mereka kan kehilangan anak kembar mereka.
Sedangkan respon Wuxian hanya tertawa puas dalam gendongan sang anak, tanpa memedulikan jika ada seekor singa yang siap ‘mengurung’nya sepanjang hari. Xiao Zhan menghembuskan nafasnya kasar, seperti sang ayah dia juga hampir terkena serangan jantung karena tingkah ajaib mommy-nya itu.
“A-Xian! Jangan tiba-tiba seperti itu, apa kamu lupa jika saat ini kamu sedang hamil, huh?”
“Xianxian tidak lupa, Jie. Dan lagi, jiejie tenang saja, Zhanzhan tidak akan membiarkan mommy-nya ini terluka sedikitpun.”
“Ya tapi jangan seperti ini juga dong, mom. Zhan bisa kena serangan jantung nanti.” Ucapan Xiao Zhan hanya dibalas dengan cengiran oleh sang mommy.
“Wei Wuxian! Jika aku tidak ingat kalau kau menantu pertama kau sudah kami jual ke pasar loak!”
“Sembarangan aja kalau ngomong! Lan Zhan lihat! Pamanmu akan menjual ku ke pasar. Memang aku cabai apa.”
“Tenang saja, aku yang akan membelinya.”
Jawaban polos Wangji mengundang tawa dari semuanya. Hal ini membuat Wuxian kesal dan menatap suaminya dengan tajam.
“KAU. TIDUR. DI. LUAR.!”
Wangji menelan ludahnya, dia langsung mengambil alih sang istri dari gendongan sang anak. “Wei Ying, kenapa marah?”
“PIKIR SENDIRI! TURUNKAN AKU SEKARANG ATAU AKU LONCAT?!”
“Wei Ying, dilarang berteriak di mansion.”
“APA KAU BODOH?! KITA MASIH DI LUAR MANSION. CEPAT TURUNKAN AKU! DASAR LAN TIDAK PEKA WANGJI!”
“…”
“Sudahlah, kau hanya akan menghabiskan waktu jika mengurus satu anak setan itu, Wangji. Keluarga Wang, mohon maaf karena kejadian tidak terduga ini. Silahkan masuk.”
“Paman, Wei Ying adalah istri Wangji. Wei Ying adalah dunia Wangji. Bahkan jika Wangji harus menghabiskan seluruh waktu milik Wangji hanya untuk mendengarkan segala ocehannya, itu tidak masalah. Karena, segala hal tentang Wei Ying itu sangat penting bagi Wangji.”
Wuxian menatap suaminya dengan berkaca-kaca, “Lan Zhan, kau yang terbaik!” ucapnya sebelum membawa Wangji dalam ciuman yang menghanyutkan.
Xiao Zhan refleks menutup mata kedua anaknya itu dan membatin, ‘bucin sih bucin tapi minimal tau tempatlah. Dasar orang tua kelebihan hormon.’
—
Yibo saat melihat adegan kissing mertuanya be like, mau ciuman juga sama Zhan-ge 😣😣😣(to be continue)
KAMU SEDANG MEMBACA
Mama Wang dan ayah Xiao?
RandomStory writer by : Rain @urrainingday Main Character : Xiao Zhan x Wang Yibo Warning : mpreg, drama, death, bxb Wang Yibo (22 tahun) adalah tuan muda kedua dari keluarga Wang. Karena kesalahan masa lalunya, dia harus mengasuh 2 anak kembarnya sendir...