Mansion Wang terlihat sangat berantakan siang ini. Kulit kacang bertebaran di mana-mana. Lego yang sudah tak berbentuk berserakan di lantai. Ditambah dengan kondisi lantai yang kotor dengan tanah. Tidak seperti biasanya, dan para pembuat ulah sedang asik kejar-kejaran satu sama lain.
“Mama! Jangan lari!! A-Cheng lelah mengejarnya.”
“Bagaimana mungkin mama tidak lari jika A-Cheng ingin melemparkan tepung itu ke mama? A-Xing berhenti disana. Aaaaaa~ kenapa kalian nakal sekali?!”
“Mama yang mengajarkan kami.”
‘Mana bener lagi,’ batin Yibo
“Tuan kecil, nyonya muda... Tolong berhenti, yang tua ini takut jika tuan pulang nanti, tuan akan memarahi kami.”
“Biarkan saja bibi, lebih baik bibi bantu aku buat nahan kedua anak nakal itu!”
Dan aksi kejar-kejaran itu terus berlanjut hingga sore hari. Kondisi rumah sudah seperti kapal pecah—atau malah lebih buruk?. Teriakan demi teriakan terdengar layaknya sedang di hutan. Bahkan kehadiran Tuan dan Nyonya Besar Wang tidak bisa membuat ketiga orang itu berhenti.
Xiao Zhan kembali saat jarum jam berada di angka 3. Setelah memarkirkan mobilnya di garasi, dia memasuki rumah dengan tenang, sebelum wanita tua datang menghampirinya. “Tuan, tuan akhirnya anda pulang. Saya tidak tahu lagi harus berbuat apa jika anda tidak pulang.”
“Hm? Kenapa?” Xiao Zhan menelisik ke segala penjuru rumah yang sudah seperti kapal pecah. Sampah, Lego, tanah, bahkan pecahan kaca berserakan di lantai. “Apa terjadi penyerangan?”
Perasaan khawatir yang Xiao Zhan sempat rasakan berubah menjadi perasaan kesal mendengar penjelasan dari kepala pelayan itu, “Tidak tuan. Nyonya muda dan tuan kecil pelakunya. Sedari pagi perasaan mereka berantakan dan melampiaskannya dengan mengacaukan rumah. Menurut tuan Haikuan, nyonya muda dan tuan kecil marah dengan keputusan para penatua beserta tuan dan nyonya besar karena mereka memutuskan membiarkan tuan muda Cao tinggal di mansion ini selama 1 minggu.”
Xiao Zhan menghela nafas panjang, “Dimana mereka sekarang?”
“Di taman kelinci, tuan.” Xiao Zhan mengangguk. Dia melangkahkan kaki menuju kamarnya, “Tolong panggil mereka ke ruang tengah. Saya akan ke kamar sebentar. Dan, tolong siapkan peralatan kebersihan.” Kepala pelayan itu mengangguk paham dan langsung mengerjakan apa yang Xiao Zhan katakan.
Raut wajah Xiao Zhan menggelap melihat betapa kacaunya mansion Wang. Dari kecil dia diajarkan untuk menjaga kebersihan, melihat apa yang terjadi di sekitarnya membuat kepala tuan muda Xiao itu sakit. Dia mengangguk singkat pada ketiga orang asing yang baru pertama dia lihat itu.
Yibo, Fanxing, dan Goucheng yang mendengar bahwa Xiao Zhan telah kembali segera berlari ke ruang tengah—mencebik kesal ketika yang mereka lihat bukanlah Xiao Zhan, melainkan tuan dan nyonya besar Wang dan tuan muda Cao. “Bibi! Bibi menipu kami ya?! Mana Zhan-ge?! Kenapa aku malah melihat dua orang tua dan babinya?!”
“Nyonya muda? Jaga bicara anda. Itu bukan contoh yang baik untuk tuan kecil.” Xiao Zhan berkata dengan datar. Dia berjalan menghampiri ketiganya dengan melipat kedua lengan kemejanya. Matanya menyorot tajam dan auranya membuat para pembuat ulah itu menelan ludahnya takut. Dalam sekejap mata, para pembuat ulah itu berubah menjadi sosok anak yang penurut.
Xiao Zhan duduk dengan tenang di sofa tunggal, netra gelapnya menatap ketiga orang yang berdiri itu dengan tatapan menyelidik. Mulutnya yang tertutup rapat dan aura intimidasi yang terus menguar membuat semua orang yang berada di ruang tengah merasa tercekat.
Tuan besar Wang memecah keheningan, “Maaf, anda siapa? Bisa berhenti mengintimidasi anak dan cucu saya sebelum saya memanggil pengawal untuk mengusir anda?”
KAMU SEDANG MEMBACA
Mama Wang dan ayah Xiao?
DiversosStory writer by : Rain @urrainingday Main Character : Xiao Zhan x Wang Yibo Warning : mpreg, drama, death, bxb Wang Yibo (22 tahun) adalah tuan muda kedua dari keluarga Wang. Karena kesalahan masa lalunya, dia harus mengasuh 2 anak kembarnya sendir...