03 - Kau, siapa?

410 56 4
                                    

Ya, dan disini Xiao Zhan berada. Di sebuah kamar yang terlihat—sangat—luas dengan fasilitas yang lengkap. Dia berpikir, jika para pelayan salah memberikan kamar, karena kamar dihadapannya terlihat seperti kamar utama.

“Maaf, apa ini benar kamarnya? Bukannya ini terlalu luas untuk kamar seorang pengasuh?”

“Tuan Zhan, ini benar kamar anda. Dan kamar dihadapan kamar anda adalah kamar tuan kecil. Nyonya muda telah mengaturnya agar anda tidak perlu naik turun untuk merawat tuan kecil.” mendengar penjelasan ketua pelayan, Xiao Zhan hanya bisa mengangguk. Dia membawa koper kecilnya ke dalam. Setelah menutup pintunya, dia merebahkan dirinya pada kasur yang terasa empuk. Perutnya berbunyi, ah, dia lupa jika dia belum makan siang dan saat ini sudah hampir memasuki makan malam.

Dengan segera, Xiao Zhan membereskan pakaiannya yang memang hanya terdapat beberapa pasang pakaian saja. 4 kemeja, 4 celana bahan, 3 kaos, 4 bokser, dan 2 sweater dan beberapa celana dalam. Setelah membereskan barang-barangnya, Xiao Zhan memilih untuk membersihkan dirinya terlebih dahulu. Dan, dia buat tercengang dengan interior kamar mandinya. Walaupun kamar ini tidak semewah dan seluas miliknya, tapi desain dan interior terlihat elegan dan mewah. Namun tidak norak, Xiao Zhan menyunggingkan senyumnya, berpikir bahwa dia akan betah tinggal di rumah itu.

Xiao Zhan keluar dari kamarnya satu jam sebelum makan malam dimulai. Dia melangkahkan kakinya menuju dapur, niat hati ingin memasak makan malam tapi dia malah bertemu dengan bidadari tak bersayap yang tengah berkutat di dapur. Xiao Zhan melipat lengan kemejanya hingga siku, lalu berjalan mendekati sosok itu. “Boleh saya membantu?”

Yibo yang sedari tadi asik dengan kesendiriannya terperanjat kaget mendengar suara dibelakangnya. Dia sontak membalikkan badannya, mata mereka saling bertatapan. Menimbulkan perasaan aneh pada diri Xiao Zhan. Tidak ingin membuat situasi semakin aneh, Xiao Zhan memutuskan pandangan mereka. Tangannya terulur ke belakang Yibo setelah sebelumnya dia mengambil spatula dari tangan kanan Yibo. “Jika tidak dibalik, ayamnya tidak akan matang dengan sempurna.”

Yibo tetap bertahan dengan posisinya. Dalam jarak sedekat ini, dia bisa menghirup aroma maskulin yang menguar dari pria dihadapannya itu. Dia berhadapan dengan dada bidang Xiao Zhan dan itu membuat pipinya bersemu merah.

Xiao Zhan mungkin tidak tahu, atau bahkan tidak memedulikan sosok dihadapannya yang tengah tersipu karena tindakannya. Dia bahkan tanpa sungkan mengulurkan tangan kanannya untuk memegang gagang teflon, membuat sosok itu terperangkap diantar Xiao Zhan dan kompor. “Apa si kembar memiliki alergi?”

Suara bariton dari pria dihadapannya terdengar sangat indah di telinganya. Yibo menggelengkan kepalanya pelan, namun, sedetik kemudian dia sadar bahwa pria di hadapannya tidak akan melihat tingkahnya, “Sejauh ini tidak. Hanya saja, Fanxing tidak menyukai tomat dan tidak terlalu suka susu, sedangkan Goucheng tidak menyukai paprika dan susu. Mereka harus dipaksa untuk meminumnya bahkan untuk kasus Goucheng aku dan kakak terkadang harus membujuknya dengan mainan dan lain-lain.”

“Mn, bagaimana dengan anda?” Yibo terkesiap dengan pertanyaan Xiao Zhan. Bersamaan dengan itu, tubuh yang sedari tadi mengurungnya perlahan melangkah mundur, mengambil piring sebagai untuk ayam yang sudah matang. “Nyonya?”

“Ah.. Aku, aku tidak terlalu suka sayuran. Aku terbiasa makan makanan cepat saji untuk menyingkat waktu.” Mendengar jawaban Yibo, alis Xiao Zhan sedikit terangkat. Ternyata gen memang berpengaruh kuat.

Setelah selesai dengan ayam goreng, Xiao Zhan melangkah kakinya. Membuka kulkas dan mengambil beberapa bahan makanan seperti sayuran, sosis, dan telur. Dia berbalik dan mendapati Yibo yang masih berdiri di tempatnya.

Xiao Zhan dengan tenang berkata, “Nyonya, jika anda tetap diam disitu, mungkin saya memerangkap anda kembali. Bisa anda bergeser? Atau mungkin, anda bisa menunggu makan malam dengan tenang di meja makan.” Yibo yang tersadar dari lamunannya segera pergi dari dapur, setelah melepas apronnya dengan tergesa-gesa. Xiao Zhan menatap kepergian Yibo dengan senyum kecil yang terlukis di wajahnya.

Mama Wang dan ayah Xiao?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang