12 - Identitas yang diungkap.

371 49 7
                                    

Xiao Zhan terbangun dengan rasa pusing yang luar biasa. Kini ingatannya sudah lengkap. Dia menatap kekasihnya yang masih terlelap dalam dekapannya. Xiao Zhan sedikitnya bersyukur, bahwa kekasihnya itu tidak memilih untuk menggugurkan anak mereka. Kini semua pertanyaan di otaknya sudah terjawab. Bahkan kini dia sudah mengetahui alasan mengapa kedua anak kembar itu memanggilnya ayah, ikatan orang tua dan anak sangatlah kuat.

Semua rasa penasarannya sudah hilang tergantikan oleh rasa penyesalan. Bagaimana dia harus bertindak selanjutnya? Haruskah dia langsung melamar sang kekasih? Atau melakukan pengakuan dosa terlebih dahulu pada kedua orang tua kekasihnya? Xiao Zhan mendesah panjang, apapun itu, dia akan pikirkan nanti. Yang jelas sekarang dia harus membersihkan diri dan merendahkan kepalanya agar rasa pusingnya sedikit reda.

Dengan perlahan, Xiao Zhan melepaskan tangan Yibo yang melingkar di pinggangnya. Dia berjalan keluar kamar Yibo dan kembali ke kamarnya untuk membersihkan diri dan bersiap untuk membuat sarapan.

Seperti biasa, tepat pukul 6 semuanya sudah selesai. Makanan sudah tertata rapi di meja. Xiao Zhan melangkahkan kakinya menuju kamar kedua anaknya. Membantu kedua anak kembar itu mandi dan bersiap untuk pergi ke sekolah. Mereka pun turun dengan beriringan.

Sarapan berlangsung dengan tenang. Tapi, ada hal yang menganggu pikiran Xiao Zhan, dimana Yuchen? Xiao Zhan akan menanyakan hal itu setelah anak-anak berangkat ke sekolah.

Setelah kepergian kedua anaknya, Xiao Zhan langsung menanyakan hal yang menganggu pikirannya, “Nyonya besar, boleh saya bertanya kemana perginya Tuan Muda Cao?” Yanli hanya menggeleng tanda tidak tahu.

Tidak ingin terlalu memikirkan hal yang tidak penting, Xiao Zhan hanya mengangguk singkat dan kembali ke kamarnya. Yibo mengekori Xiao Zhan dan itu membuat tuan dan nyonya besar Wang sepenuhnya heran. Xiao Zhan membalikkan badannya, dengan sopan dia meminta nyonya mudanya untuk tidak mengikutinya. Tapi, Yibo adalah pria yang keras kepala. Semakin dilarang pria cantik itu akan semakin memberontak.

“Nyonya muda, saya ingin mandi, anda ingin ikut?” Yibo mengangguk dengan antusias. Xiao Zhan menatapnya datar, dengan suara rendahnya dia meminta Yibo untuk menunggu di ruang tengah. Yibo menggerakkan kepala tanda tidak setuju.

Xiao Zhan yang mulai jengah, tidak lagi memanggil Yibo dengan nyonya muda seperti biasanya, tapi, langsung memanggil nama sang nyonya, “Yibo, jangan membantah. Sekarang.” Yibo hanya bisa pasrah dan melangkah gontai ke ruang tengah, mengabaikan tatapan penasaran di sekitarnya.

Di kamar, Xiao Zhan menelpon sang mommy, memberitahukan semuanya. Detail kejadian yang telah dia lupakan 5 tahun silam. Soal kecelakaan fisik dan 'kecelakaan' lainnya tanpa melebihkan ataupun mengurangi cerita. Xiao Zhan hanya bisa pasrah ketika amarah sang mommy meluap, karena dia paham, ini sepenuhnya adalah salah dirinya sendiri.

Perdebatan antara ibu dan anak itu berlangsung kurang lebih 2 jam 30 menit. Dengan akhir, yang mau tidak mau, Xiao Zhan harus mempublikasikan identitasnya dan bertanggung jawab penuh atas tindakannya pada Yibo. Dengan keputusan final, acara itu akan diadakan 3 hari lagi, dan perihal pertanggungjawaban, itu akan dibicarakan langsung malam ini dengan kekeluargaan yang akan berlangsung di mansion Xiao. Xiao Zhan menerimanya dengan lapang dada.

Xiao Zhan keluar dari kamar dengan gontai setelah membereskan barang-barangnya. Dia turun untuk menyampaikan pesan sang mommy, namun, alangkah terkejutnya dia melihat di ruang tengah telah dipenuhi oleh banyak kepala. Dia menduga mereka adalah para penatua Wang dan Cao. Xiao Zhan memejamkan matanya dan menghela nafas lelah.

“ITU! ITU DIA PENGASUH TIDAK TAHU DIRI ITU! DIA YANG HAMPIR MEMBUNUHKU!” Xiao Zhan menatap datar Yuchen yang berteriak dan menunjuk-nunjuk dirinya seakan dia adalah pelaku kriminal.

Mama Wang dan ayah Xiao?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang