06 - Keluarga besar.

328 53 5
                                    

Xiao Zhan bangun dengan perasaan yang sudah lebih baik. Beruntung, dia membawa obat yang Yubin berikan kemarin. Setelah membersihkan diri, dia turun untuk membuat sarapan.

Di rumah yang cukup besar itu, dia tidak melihat adanya tanda-tanda makhluk hidup, padahal ini sudah pukul 5. Ah, Xiao Zhan lupa, dia tidak sedang berada di rumahnya.

Setelah selesai menyiapkan sarapan, Xiao Zhan berniat membangunkan Fanxing dan Goucheng. Jam sudah menunjukkan pukul 6 dan beberapa pelayan sudah mulai berdatangan untuk melakukan pekerjaannya.

“Tuan Zhan, anda selalu bangun dan menyelesaikan tugas anda tepat pukul 6, memangnya anda bangun jam berapa?”

“Jam 5.” Ketua pelayan itu terkejut, “Apa anda selalu bangun jam 5?” melihat anggukan dari Xiao Zhan, para pelayan dibuat kagum. Apakah pria di hadapan mereka ini merupakan pangeran dari sebuah kerajaan??

Xiao Zhan mengabaikan para pelayan, setelah berpamitan dia melanjutkan perjalanan menuju kamar si kembar. Ketika dia membuka pintu, senyumnya terukir, meskipun tipis, tapi itu bisa dengan jelas dilihat. Xiao Zhan menghampiri Fanxing dan Goucheng yang sudah duduk di kasurnya. Xiao Zhan langsung menyuruh mereka untuk mandi.

Tak butuh waktu lama, Xiao Zhan, Fanxing, dan Goucheng turun untuk sarapan. Goucheng terus bercerita tentang betapa seru kemarin dan dia tidak menyesal karena telah menghabiskan hari liburnya ke mall. Dalam hatinya, Xiao Zhan rasanya ingin berteriak. Bagaimana mungkin anak itu akan menyesal setelah menghabiskan uangnya sebanyak 2,9M dalam sehari. Jangan lupakan, permintaan soal membeli mall yang sebenarnya memang milik Xiao Zhan itu. Tapi.. Ah, sudahlah. Xiao Zhan tidak akan bangkrut karena hal itu.

Seperti biasa, mereka sarapan dengan tenang. Meskipun ada sedikit drama karena Goucheng ingin makan sambil dipangku oleh Xiao Zhan yang jelas permintaannya ditolak tanpa basa-basi. Tepat pukul 7 acara sarapan mereka selesai. Masih ada 30 menit sebelum kelas Fanxing dan Goucheng dimulai. Tapi, Xiao Zhan sudah menyuruh kedua anak itu untuk berangkat sekolah setelah memberikan bekalnya.

Xiao Zhan berjalan mendekati Yibo yang terlihat sudah rapih. “Nyonya, boleh saya minta izin untuk pulang? Saya akan kembali besok.”

Yibo menatapnya tajam, “Bukannya kemarin kau bilang tidak akan pergi?! Lihat, bahkan kau tidak menepati perkataanmu lagi. Menyebalkan. Pergi sana pergi.” Yibo berkata dengan kesal sambil memukul dada bidang Xiao Zhan, yang tentunya tidak menimbulkan efek apapun pada Xiao Zhan. Lagi…?

“Nyonya, saya hanya akan pergi beberapa jam, bukan untuk selamanya. Saya akan kembali secepatnya.” Xiao Zhan menahan kedua tangan Yibo, dia mensejajarkan wajahnya. “Saya hanya ingin mengambil beberapa barang, dan menyapa calon adik saya. Setelahnya saya akan kembali.”

“Tidak tau! Tidak peduli!” Xiao Zhan mendesah pelan. Oh, apa sekarang dia berhadapan dengan bocah nakal yang sedang merajuk?

“Nyonya…” Yibo membuang muka, dia melipat tangan, dan kakinya dihentakan kecil. Dalam hatinya, Xiao Zhan mengerang kesal sekaligus gemas. Ingin sekali dia menggigit pipi gembul itu.

“Zhan, pergilah, biar Yibo, saya yang mengurusnya. Asal kau berjanji untuk kembali saja. Kau tau sendiri betapa manjanya kedua ah ketiga anak asuhmu itu.” Xiao Zhan mengangguk. Dia pun memilih untuk menuruti perkataan Haikuan daripada dia harus lepas kendali saat itu.

“Jika kau ingin pergi, setidaknya bawa kami… Apa kau tidak menganggap kami?” Xiao Zhan membeku, tapi, tanpa ragu dia menjawab, “Maaf nyonya, tidak bisa. Permisi.” Xiao Zhan bukan tidak menganggap mereka bertiga. Hanya saja, ini belum saatnya dia memberitahu asal usulnya dengan gamblang. Dia tidak ingin, Yibo menganggapnya sebagai mata-mata keluarga Xiao.

Mama Wang dan ayah Xiao?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang