LWY | 15

773 65 1
                                    

-
-
-
-
-

Happy reading ~~

"Hahaha, lu pada tau ga sih anjir. Kemaren pas gue latihan basket, si Bonet celananya robek. Hahahaha"

Cakra tertawa lepas saat menceritakan kejadian lucu kepada teman-temannya.

"Serius anjir? Terus gimana tu nasib si Bonet?" Tanya Farel penasaran.

"Cangcut nya keliatan lah anjirr, Hahahaha. Mana kemaren gaada yang bawa celana ganti lebihan, kesian dia" ucap Cakra.

Saat ini The Perfect geng tengah berada di kelas, seperti biasanya, mereka akan mengobrol tentang hal-hal random sebelum pelajaran di mulai. Mereka semua kini tengah berkumpul di meja Byan dan Daniel.

Disisi lain, Putera hanya bisa diam memperhatikan teman-temannya yang tengah asik mengobrol sambil bercanda tawa. Sementara dirinya hanya bisa melihat teman-temannya itu dari tempat duduknya.

Sudah sejak seminggu yang lalu The Perfect geng menjauhi Putera, namun sampai sekarang dia belum tau alasan jelas mengapa mereka menjauhinya.

Putera bangkit dari tempat duduknya, dia berjalan pergi keluar dari dalam kelas dan pergi menuju kearah toilet.

Byan ternyata tak sengaja melihat Putera yang melenggang pergi, dia terus memperhatikan Putera diam-diam sampai pria itu sudah tak nampak lagi di mata Byan.

.
.
.
.
.

Putera memutuskan untuk bolos kelas, ini pertama kalinya dia melakukan hal nekat ini. Dia hanya ingin berdiam diri di dalam bilik toilet untuk merenung.

Putera menangis tanpa suara, dia benar-benar menyayangi teman-temannya, tapi kenapa mereka semua malah menjauhinya tanpa alasan yang jelas. Setidaknya mereka harusnya memberitahukan kesalahan yang Putera mungkin perbuat. Putera mungkin bisa mengintrospeksi dirinya dan tidak mengulangi kesalahannya itu.

Tok tok tok!

Pintu bilik toilet yang tengah Putera tempati itu tiba-tiba diketuk dari luar, dengan cepat Putera menghapus air matanya.

"T-tunggu sebentar" ucap Putera.

Putera cepat-cepat merapihkan pakaiannya dan segera membuka pintu toilet.

Saat pintu terbuka, tepat di depan pintu, Putera melihat Byan yang berdiri dan menatapnya dengan tatapan yang sulit di jelaskan.

Putera keluar dari dalam bilik toilet itu, dia tersenyum canggung kearah Byan.

"O-oh Byan.... M-maaf ya gue kelamaan make toiletnya" ucap Putera dengan nada gugup.

Byan memperhatikan wajah Putera lama, semakin lama semakin intens, Byan bisa melihat dengan jelas bahwa pria di depannya ini baru saja menangis, terlihat jelas dari jejak air mata di bagian buku mata bawahnya.

"Lu abis nangis?" Tanya Byan.

Putera dengan cepat kembali mengelap matanya dengan tangan.

"G-gue tadi kemasukan debu hehe, a-agak perih matanya jadi mungkin berair" bohong Putera.

Putera menggaruk tengkuk belakangnya dan menyengir canggung kearah Byan.

"Kalo gitu gue balik kelas duluan ya" pamit Putera.

Tanpa menunggu balasan Byan, Putera berbalik dan melangkah keluar dari dalam toilet. Tapi belum sampai dua langkah, tangan Byan menahannya. Reflek Putera berbalik, dia menatap tangan Byan lalu beralih pada pemilik tangan tersebut.

"Lu mungkin bukan bagian dari The Perfect lagi, tapi lu masih temen gue Put" ucap Byan.

Putera seketika terdiam mendengar ucapan Byan.

LUCKY WITH YOU  (PondPhuwin) ~END~Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang