✨😼✨
Selamat Membaca
✨🐶✨
Pagi pun sudah datang, Wonwoo pertama kali membuka matanya dan melihat Mingyu yang masih terlelap dengan memeluknya erat, seakan tidak ingin Wonwoo menjauh darinya. Jam sudah menunjukkan pukul 6 pagi. Saat Wonwoo ingin bangkit dari duduknya, Mingyu menahan tubuh Wonwoo dan kedua matanya perlahan terbuka menatap Mingyu. Dirinya masih tidak rela jika besok Mingyu meninggalkannya di sini.
"Wonwoo Hyung, tidak boleh pergi," ucap Mingyu dengan nada bergetar nya. Wonwoo memeluk Mingyu dan mengusap kepalanya lembut. Mingyu pun memeluk erat Wonwoo dan membenamkan wajahnya di dada Wonwoo.
"Minggu takut, bagaimana kalau adik Hyung berbuat jahat pada Mingyu lagi?," tanya Mingyu dan Wonwoo langsung menggelengkan kepalanya.
"Jika itu sampai terjadi, segera beritahu ke Eomma dan Appa termasuk saya. Saya tidak segan untuk menghajar orang itu," ucap Wonwoo dan Mingyu semakin membenamkan wajahnya di dada Wonwoo.
"Jangann, jangan tinggalkan Mingyuu," ucap Mingyu dengan matanya yang berkaca-kaca. Wonwoo pun mengusap kepala Mingyu dan mencium pucuk kepala Mingyu. Tak lama kemudian, pintu kamar mereka terketuk dan saat di buka ternyata adalah Nyonya Jeon.
"Wonwoo, Mingyu," panggil Nyonya Jeon dan membuat mereka berdua menolehkan kepalanya ke arah Nyonya Jeon.
"Eommaa, jangan biarkan Wonwoo Hyung pergii," ucap Mingyu dengan nada bergetarnya dan matanya yang berkaca-kaca. Nyonya Jeon pun menghampiri Mingyu dan Wonwoo.
"Mingyu sayang, biarkan Wonwoo pergi ya. Hanya 3 hari saja," ucap Nyonya Jeon dan Mingyu menggelengkan kepalanya dan semakin memeluk Wonwoo erat. Tangisannya mulai terdengar dan menyebabkan piyama yang dikenakan Wonwoo basah. Wonwoo melihat ke arah Nyonya Jeon dan mengusap kepala Mingyu.
"Eomma akan membantu mu mengemasi pakaian mu," ucap Nyonya Jeon dan Wonwoo menganggukkan kepalanya.
"Sayang," panggil Wonwoo dan Mingyu masih membenamkan wajahnya di dada Wonwoo. Tangisan Mingyu masih terdengar bahkan mulai mengeras suara tangisannya. Wonwoo pun dengan perlahan membawa Mingyu ke atas pangkuannya dan memposisikan dirinya duduk dan menyandar ke headboard ranjang king size mereka.
"Mingyu sayang, tatap Hyung hm," ucap Wonwoo dan Mingyu perlahan melepaskan pelukannya dan menatap ke arah Wonwoo dengan matanya yang mulai memerah karena menangis dan juga hidung MIngyu yang memerah. Wonwoo menangkup wajah Mingyu dan mencium kening Mingyu, kedua mata Mingyu, hidung Mingyu, kedua pipi Mingyu dan terakhir bibir Mingyu.
"Bukannya kemarin kamu sudah izinin saya?," tanya Wonwoo dan membuat Mingyu menatap Wonwoo dan air matanya kembali mengalir.
"Mingyu tetap saja tidak mau hikss. Mingyu mau bersama Wonwoo hyung. Mingyu takut jika dia bertingkah lagi. Mingyu takutt, Mingyu mau bersama Wonwoo hyung," tangis Mingyu dan air matanya mengalir kembali. Wonwoo sadar, bahwa Mingyu memiliki trauma meskipun Mingyu menutupi nya dengan baik. Wonwoo pun memeluk Mingyu kembali dan mencium pucuk kepala Mingyu.
"Jika dia berulah lagi, beritahu Eomma, Seungkwan atau siapapun itu, termasuk saya. Kamu akan baik-baik saja Mingyu. Saya mencintai mu," ucap Wonwoo dan Mingyu menganggukkan kepalanya.
"Mingyu juga mencintai Wonwoo Hyung," ucap Mingyu dan membenamkan wajahnya di pundak Wonwoo. Wonwoo pun menimang Mingyu agar kembali tenang dengan menggerakkannya ke kanan dan ke kiri. Mingyu pun perlahan merasa tenang dan Wonwoo yang masih mengusap punggung dan kepala Mingyu lembut. Nyonya Jeon pun yang melihatnya tersenyum tipis dan mengeluarkan koper yang berisikan baju kerja milik Wonwoo. Nyonya Jeon sadar bahwa leher mereka berdua terpenuhi oleh tanda kepemilikan satu sama lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Husband [WONMIN] ✓
RandomSeorang lelaki manis, ceria dan ramah yang menikah dengan seorang lelaki yang dingin, tampan dan datar. Akankan hubungan rumah tangga mereka akan bertahan atau tidak. Mingyu - Bottom Wonwoo - TOP homophobic silahkan meninggalkan cerita ini.